*Sesuai judul ya, ini sebenarnya ada di draf FL yang pertama, tapi kan ga mungkin aku up disana ya 🙊 jadi aku up disini saja dah ya 😉
~Happy reading
~Koreksi Typo"By,,, kerumah sakit ya,," bujukan itu bernada lirih seakan sedang memohon pada anak kecil.
"Aku ga papa mas, serius deh"
"Tapi aku khawatir,,"
Raut khawatir tergambar jelas diwajah Willy, pasalnya sudah satu mingguan ini Rai tergolek lemas diatas ranjang. Wajahnya pucat, tangannya akan sesekali mengusap perut seolah ada rasa sakit yang Rai coba sembunyikan disana, dan hal itu berpengaruh juga pada pola makan Rai yang menjadi berantakan, bahkan tak jarang perut Rai sama sekali tidak terisi oleh makanan, tentu saja Willy sebagai seorang suami sangat khawatir melihat pasangannya seperti itu.
"Ga usah keras kepala, kalo ujung-ujungnya nyusahin orang lain" itu adalah sindiran pedas dari mulut Zelvin yang tidak sengaja melintas didepan kamar kedua orang tuanya.
"Zelvin masuk,,"
Setelah mendapat ijin lewat anggukan dari sang ayah, bocah yang sebentar lagi umurnya akan memasuki angka tujuh itu masuk kedalam kamar kedua orang tuanya, dia menatap datar pada ibunya yang tergeletak lemas diatas ranjang.
Rai memang selalu mengajari anaknya untuk selalu meminta ijin saat akan memasuki ruangan pribadi orang lain tak terkecuali pada keluarganya sediri, dan Zevin selalu melakukan itu.
"Jangan menyiksa diri sendiri, mommy sudah janji ga akan sakit lagi sama Zelvin,,"
"Mommy benar-benar ga papa sweet heart, mommy hanya kecapean ajah. Dibawa istirahat juga nanti sudah sembuh"
"Ini sudah hampir satu minggu kalau mommy lupa"
Rai hanya tersenyum tipis, berusaha menenangkan suami serta anaknya. Sakit pada perutnya memang tidak separah itu sampai mengharuskan dia menemui dokter, setelah dibawa istirahat juga akan hilang seperti yang sudah-sudah. Tapi tidak dipungkiri Rai pun merasa aneh pada tubuhnya sendiri yang tiba-tiba menjadi tidak menentu, sebentar-sebentar sakit sebentar-sebentar sembuh.
"Sudah aku duga akan seperti ini,," Reo masuk dengan seorang pria paruh baya yang Willy tidak kenali, tapi berbeda dengan Zelvin yang langsung tersenyum lebar saat melihat pria itu.
"Haraboji,,,"
Pria paruh baya itu tertawa pelan sebelum mengusap sayang surai hitam Zelvin.
Willy hanya mengamati, saat pria paruh baya itu mendekat kearah Rai dan berbicara dengan bahasa korea yang Willy tidak pahami, dari raut wajah Reo yang berubah serius, dia yakin kalau kondisi Rai tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love 2
FanfictionWARNING Cerita ini mengandung tema homoseksual bagi homopopik silahkan minggir secara teratur jika tetap nekat saya tidak tanggung akibatnya karena ulah kenekatan anda sendiri.