Cemburunya Ratu

4.7K 305 70
                                    

*Maaf ya upnya lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Maaf ya upnya lama.... 🙏

*Abaikan Typo

*Happy Reading











"Akhir-akhir ini kamu kok sering pulang larut malam Mas,,?"

Sudah hampir dua mingguan ini Willy selalu pulang larut malam, bahkan tak jarang hampir menjelang dini hari. Rai pernah sekali menungguinya pulang, namun Willy bukannya senang saat disambut olehnya, pria itu malah marah-marah padanya karena sudah larut malam masih terjaga.

Jadi tidak heran kalau Rai baru membuka matanya saat merasakan kehadiran suaminya. Seperti saat ini, Willy duduk disudut ranjang sedang mengeringkan rambut, membelakangi dirinya yang tertidur pulas.

"Apa aku membangunkanmu,,?"
Willy merangkak naik keatas ranjang, mengecup sekilas bibir tipis sang suami lalu menelusup masuk kedalam selimut.

"Apa terjadi sesuatu di kantor,,?"

"Tidak ada,," Willy membawa tubuh Rai kedalam pelukannya dan memberi kecupan bertubi-tubi pada pucuk kepala.

"Hei,,, sudah aku bilang tidak ada By, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, sungguh,,," ucapnya lagi meyakinkan saat tidak mendapat respon apapun dari belahan jiwanya itu, Willy membawa wajah yang masih menunduk bersembunyi pada permukaan dadanya untuk menatap kearahnya. Disana, dia bisa melihat raut ketidak puasan dengan jawabannya.

Selalu seperti itu, entah suaminya atau adiknya tidak pernah mau membicarakan masalah kantor padanya, selalu saja dia harus mencari tau sendiri. "Selalu begitu, kalian tidak pernah mau melibatkanku dengan masalah kantor" Rai memutus kontak mata, sedikit mendorong tubuh suaminya agar melepas kukungannya.

Willy tersenyum tipis, suaminya memang sedikit sensitif kalau sudah menyangkut masalah ini, tidak ingin menjadi yang terakhir tau adalah sifat Raizika Adzil, apalagi kalau sudah menyangkut orang terdekatnya, Rai akan murka kalau menjadi orang yang paling terakhir diberitahu.

"Tidak ada masalah apapun By, sungguh,," tetap saja, jawaban Willy tidak mampu mengusir raut ketidak puasan diwajah Rai.

"Aku selalu memberitahu apapun yang aku lakukan padamu By, kamu kan tau itu" kini suara Willy lebih terdengar seperti bujukan.

"Aku akan membencimu kalau kamu membohongiku" tatapan Rai berubah mengancam.

"Tentu, dan aku tidak akan pernah melakukan itu" Willy tersenyum tipis sebelum meraih tubuh Rai kembali, ia mengusap lembut pipi sehalus sutra milik belahan jiwanya. Pipi itu dulu tirus, namun setelah melahirkan si kembar kini menjadi sedikit lebih berisi. Tidak heran kalau Lian sering meledek ibunya chubby "Janji,," bisiknya lirih pada telinga, menghembuskan nafas pelan dan meniup daun telinganya lalu memberi jilatan seductive sebelum mengulumnya layaknya permen.

Forbidden Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang