*-* Happy reading *-*
"Selalu saja bisa buat aku jantungan" bisik Willy dengan suara sensual "Kamu sangat berpotensi buat aku mati muda by" bisiknya lagi diikuti hembusan nafas predator siap mangsa ditelinga suaminya.
Willy yang baru saja masuk ke kamar dan langsung disugguhi pemandangan yang membuatnya menelan ludah, suaminya baru saja keluar dari kamar mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk yang melilit dari pinggang sampai betis, pemandangan yang sangat menajubkan dan sukses membuat lelah Willy sehabis menempuh perjalanan panjang, hilang. Berganti dengan rasa semangat untuk segera melepas rindu bersama suaminya, diranjang tentunya.
"Kamu udah pulang mas,,?" Rai terkekeh pelan, mengusap pelan tangan Willy yang melilit pinggangnya dengan posesif, sementara dagu pria itu kini bertumpu pada pundaknya, mengikuti kemanapun dia melangkah.
"Aku merindukanmu by, sangat" bisik Willy, matanya menutup menikmati wangi tubuh suaminya yang sudah satu minggu ini tidak ia nikmati.
"Inget umur, udah tua masih aja suka nge gombal" cibir Rai, tangannya menggeser pintu ruangan walk in wardrobe.
Willy tidak memperdulikan cibiran itu, ia lebih memilih langsung mendaratkan bibirnya pada bibir sang suami, memanggut lembut bibir yang sangat ia rindui dan sudah menjadi candunya.
"Empat puluh sembilan tahun, sebelas bulan, dua puluh sembilan hari, belum bisa dikatain tua by, aku bahkan masih sanggup untuk memuaskanmu" gumam Willy setelah melepas ciuman panjang bersama sang istri.
"Bilang aja lima puluh tahun" dengus Rai, dan hanya ditanggapi dengan kekehan oleh Willy.
"Kamu ga lupa kan kamu sudah punya tiga fotokopian, Pusing kepala aku ngurus mereka, apalagi Lexa yang katamu fotokopian kualitas premium"
Willy terkekeh semakin keras, Lexa anak perempuan mereka memang kerap membuat Rai jengkel, padahal sewaktu kecil Lexa sangat manis dan penurut, namun setelah masuk sekolah sikapnya berubah, ada saja tingkahnya yang membuat Rai mengusap dada, padahal menurut Willy wajar saja untuk anak seusia Lexa, kenakalan remaja. Wajar bagi Willy namun tidak untuk orang-orang, Lexa hobinya menghajar anak orang, wajah cantiknya tidak sejalan dengan sikapnya, pendiam namun sangat menakutkan saat terusik.
"Baru tiga by, inget, aku maunya enam, tiga lagi masih kuat kan,,? kalau aku jangan ditanya"
Rai berdecak pelan, Willy memang terobsesi memiliki enam anak, katanya ingin menyaingi Brad pitt.
"Bikin satu yang mirip aku aja ga bisa, sok-sokan mau bikin tiga lagi" cibir Rai.
"Jangan khawatir, aku ga bakal nyerah buat mewujudkan itu, jadi sekarang udah siap,,?" tanya Willy, matanya sudah mengisyaratkan sesuatu yang Rai takuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love 2
FanfictionWARNING Cerita ini mengandung tema homoseksual bagi homopopik silahkan minggir secara teratur jika tetap nekat saya tidak tanggung akibatnya karena ulah kenekatan anda sendiri.