[extra #4] you don't have to say i love you to say i love you

1.9K 278 67
                                    

"Changbin hyung...aku boleh tanya sesuatu?"

Angin pantai berhembus menerpa wajah Changbin, membuat rambut pemuda itu berantakan. Felix otomatis mengulurkan tangan untuk menyisir helaian rambut gelap itu dengan jemari. Changbin menoleh sekilas pada pemuda pirang di sampingnya sebelum menelengkan kepala heran.

"Mau tanya apa?"

Felix menjadi sedikit kikuk saat Changbin berusaha mencari tahu isi pikirannya dari balik tatapannya. Pertanyaan ini sebetulnya bukanlah sesuatu yang penting, begitu pikir Felix. Ia tebak Changbin barangkali akan mendengus geli saat mendengar pertanyaan Felix ini. Mungkin juga pemuda itu akan protes karena pertanyaan tidak penting ini justru merusak suasana romantis pantai Jeju di ujung senja.

"Hm, nggak jadi deh," Felix mengurungkan niat untuk bertanya.

Changbin yang heran dengan sikap Felix yang meragu lantas menangkup pipi kekasihnya dengan kedua telapak tangan. Sengaja membuat pemuda itu menatapnya lurus-lurus agar Changbin bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan.

"What is it? Please tell me," bujuk Changbin.

Nada lembut yang tercetus dari bibir pemuda itu membuat pipi Felix sedikit merona. Bukan karena apa-apa, tetapi Felix masih saja merasa berdebar setiap kali Changbin menggunakan nada itu padanya. Tidak peduli jika kebersamaan mereka sudah terjalin selama lebih dari setahun.

"Aku hanya...," Felix bergumam ragu. Namun saat melihat tatapan Changbin yang terfokus penuh padanya membuat Felix tidak tega. Ia pun menghela napas berat sebelum melanjutkan gumaman, "aku cuma berpikir...bagaimana kau bisa menyukaiku secepat ini..."

Selama beberapa detik Changbin terdiam. Atmosfer yang perlahan mulai berubah di antara mereka membuat Felix merasa bersalah. Ia tidak bermaksud untuk mengungkit hal-hal tidak menyenangkan ataupun meragukan perasaan Changbin. Namun pikiran Felix selalu saja tersesat di sudut-sudut gelap yang ada dalam benaknya. Membuatnya kembali mempertanyakan kebahagiaan yang ia dapatkan.

Felix mungkin merasa tidak pantas mendapatkannya.

"Maaf," gumam Felix sebelum berusaha memundurkan wajahnya dari genggaman Changbin. Telapak tangan pemuda itu akhirnya diturunkan hingga kini sejajar dengan sisi tubuhnya. Felix pikir Changbin marah padanya sehingga ia pun bergegas menundukkan kepala agar tidak melihat ekspresi pemuda itu. Namun tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu yang lembut menempel di puncak kepalanya cukup lama. Pun ia bisa merasakan napas hangat Changbin menerpa rambutnya.

"Apa-apaan itu?"

Changbin bergumam di balik rambut Felix sebelum ia merasakan kedua lengan pemuda itu melingkar di pundaknya. Bibir Felix otomatis mencebik karena menahan malu. Meskipun Changbin tidak bisa melihatnya, pemuda itu tetap tertawa geli seolah meledek kekasihnya karena ucapan yang tidak masuk akal itu.

"Kenapa memangnya kalau aku cepat menyukaimu? Kau juga begitu kan?" Changbin menjulurkan lidah saat pelukan terlepas dan mereka kembali bertatapan. Felix menggigit bibir bawahnya, terlihat ragu untuk membalas ucapan Changbin.

"Y-ya, aku nggak tahu juga kenapa aku langsung suka padamu..."

"Padahal waktu itu yang kulakukan hanya marah padamu dan membencimu," Changbin bergumam, merasa bersalah.

Felix tersenyum kecil mengingat beberapa bulan pertama setelah berada dalam satu band yang sama. Ia juga tidak mengerti apa menariknya Changbin yang selalu melemparkan tatapan tajam penuh kebencian padanya. Seolah ia tidak bisa menerima Felix sebagai pengisi kekosongan dalam band mereka hanya karena ia ingin menepati janji terhadap seseorang.

Mulanya Felix memang merasa diperlakukan sedikit tidak adil. Ia pun berusaha membuat dirinya diterima oleh pemuda itu dengan agak memaksa (ya, ciuman pertama mereka adalah salah satu cara Felix untuk membuat Changbin bisa menerimanya). Namun setelah mengetahui intensi Changbin yang sebenarnyaㅡuntuk tidak melupakan JisungㅡFelix tidak bisa tidak jatuh hati pada pemuda Seo.

[02] Pull me in, even when I fall ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang