[extra #2] with you, i'm a beautiful mess

2.9K 378 63
                                    

(trigger warning: slight mention of mature scene and swearing. please consider this warning before you read. thank you ♡)

.

Felix akhirnya bisa menarik napas lega ketika Changbin melepaskan diri darinya.

Pemuda itu bergulir ke samping dan mendarat di sisi kosong ranjang, tepat di samping Felix. Tubuh mereka basah oleh peluh tetapi hal tersebut tidak membuat senyum lekang di wajah masing-masing. Dihelanya napas panjang ketika pada akhirnya ia bisa kembali menggerakkan kakinya yang semula mati rasa. Barangkali ia terlalu kuat melingkarkannya ke pinggang Changbin beberapa saat lalu. Lagipula siapa yang tidak akan berbuat hal yang sama jika sang kekasih membuatmu kehilangan akal sehat pada saat melakukannya?

Felix can't relate.

Selimutnya ditarik hingga ke dagu. Felix meringkuk seperti bayi di samping Changbin yang sudah terlelap dalam posisi telungkup, pipinya tertekan oleh bantal. Ditatapnya wajah pemuda itu dalam diam sementara jemarinya menyibak perlahan rambut yang menutupi kening Changbin. Hatinya menghangat. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang bertumbuh semakin besar dalam dirinya. Perasaannya untuk Seo Changbin.

Ia bisa merasakan bahwa pemuda itu juga menyayanginya. Perasaan mereka sama. Namun entah bagaimana Felix masih saja berpikir bahwa ada sedikit ruang di benak Changbin yang masih ditempati oleh seseorang dari masa lalu pemuda itu. Felix benci berpikiran seperti ini. Ia tidak suka menyimpan rasa cemburu terhadap seseorang yang bahkan tak pernah dikenalnya. Changbin pun tidak pernah membicarakan pemuda itu secara terang-terangan. Namun pesan-pesan singkat dari kontak berlabel 'Han Jisung' yang masuk ke ponselnya membuat Felix tak bisa abai.

Seperti saat ini, ketika ponsel Changbin yang tergeletak di atas meja tiba-tiba berdenting. Felix yang saat itu sedang menyeret langkah menuju kamar mandi berhenti untuk melihat notifikasi yang tertera di layar ponsel pemuda itu. Han Jisung lagi-lagi mengirimkan pesan. Jantungnya mencelos. Dalam diam diperhatikannya siluet Changbin yang masih berbaring lelap. Ia tidak bisa memungkiri rasa sesak yang menyeruak di dadanya. Namun Felix tidak bisa melakukan apapun selain berpura-pura bahwa ia baik-baik saja.

Hanya saja, akan sampai kapan?

Pada akhirnya pemuda itu hanya bisa menghela napas, berharap ia tidak pernah mengintip notifikasi pesan di ponsel Changbin yang membuat retakan di hatinya semakin bertambah.

***

Wajah Felix yang tertekuk agaknya menarik perhatian Hyunjin pada suatu hari, saat mereka berada di tengah latihan rutin. Changbin terlihat sangat serius menggebuk drum di belakang mereka sehingga Felix pikir pemuda itu tidak akan menyadari tatapannya yang terlihat sendu. Sayangnya Hyunjin bisa melihat ada sesuatu yang salah terhadap Felix sehingga pemuda itu menyikutnya pelan saat sedang melamun.

"Kalian bertengkar?"

Sekonyong-konyong Hyunjin muncul di sampingnya sembari bertanya, dagu pemuda itu dikedikkan ke arah Changbin. Wajah Felix berubah pias sebelum menjawab pertanyaan Hyunjin dengan gelengan.

"Nggak ada apa-apa, Hyunjin."

Mendengar jawaban Felix, Hyunjin mendecakkan lidah. "Nggak ada apa-apa apanya. Kau menatap Changbin hyung dengan tatapan sedih begitu dan kau bilang nggak ada apa-apa?"

"Hyunjin," Felix berusaha membuat temannya berhenti bicara.

"Dia selingkuh?"

"Nggak! Astaga, Hwang Hyunjin. Stop making assumption."

"Tapi wajahmu kayak orang habis ngeliat pacarnya selingkuh."

Ucapan Hyunjin membuat Felix bungkam sehingga pemuda itu refleks melebarkan kelopak mata. "Oh my God. Jadi tebakanku benar?" Ia menggenggam pundak Felix, setengah mengguncangnya. Yang ditanya hanya menghela napas sebelum melepaskan gitarnya.

[02] Pull me in, even when I fall ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang