[extra #9] you're the cutest when you're mad

640 100 3
                                    

"I hate those motherfcking bastard. I hate him to the fcking core! Fck him!"

Felix mengangkat wajahnya sekilas ketika mendengar pintu markas menjeblak terbuka. Sebelum Changbin muncul, ia sedang mencoba beberapa melodi dari lagu-lagu band tahun 2000-an lantaran ia ingin melakukan cover lagi. Namun sekarang konsentrasinya sudah buyar karena sang kekasih sepertinya butuh ditenangkan sebelum meledak di depan yang lain.

Gitar elektrik biru muda yang ia beri nama Aoi itu diletakkan dengan hati-hati di sofa sebelum pemuda itu berdiri dan menghampiri Changbin. Pemuda itu baru saja membanting pintu kulkas setelah mengambil minuman kaleng (semoga tidak ada yang rusak, Felix sudah lelah mendengar Myungsoo hyung protes karena Changbin yang terkadang menyalurkan emosinya pada barang-barang di sini).

Selagi Changbin menenggak minumannya banyak-banyak untuk menenangkan diri, Felix sudah berdiri di sampingnya. Pemuda itu sama sekali tidak bicara ataupun menyentuh Changbin. Namun ia sudah menyiapkan telinganya untuk mendengar keluh kesah sang kekasih mengenai orang yang menjadi sumber kemarahannya hari ini.

"I hate him. Aku nggak mau lagi berurusan dengan orang menyebalkan itu. Mentang-mentang kita butuh lalu dia seenaknya mengatur kita?! Lebih baik nggak usah rekaman daripada diatur sama orang brengsek itu!"

Felix hanya mengangguk sembari terus mendengarkan Changbin menggerutu. Tatapannya sama sekali tidak lepas dari wajah Changbin yang tertekuk kesal, bibirnya berulang kali mengucapkan makian setiap lima detik. Entah kenapa ia sama sekali tidak terganggu dengan gerutuan Changbinㅡkarena Felix tahu bahwa kemarahan itu tidak ditujukan padanya.

Alih-alih terganggu, ia malah merasa gemas sendiri dengan tingkah kekasihnya. Bibir mungil Changbin mengerucut lucu saat ia mendumel hingga tanpa sadar Felix tersenyum geli menatap kekasihnya.

Barangkali Changbin sadar dengan gelagat Felix yang tidak biasa hingga ia pun menoleh pada pemuda itu. Kerutan di alisnya semakin dalam saat melihat senyum Felix berubah menjadi kekehan geli.

"Kenapa?" sambarnya. Felix mengedikkan bahu tanpa sedikitpun mengubah senyumnya.

"Nggak apa-apa."

Changbin menghembuskan napas sebelum menggumamkan sesuatu yang terdengar seperti "ada-ada aja", membuat Felix semakin gemas. Lalu tiba-tiba saja Felix meraih kelingking Changbin perlahan dan menautkannya dengan telunjuknya, membuat pemuda di sampingnya kembali menoleh.

"Hyung, boleh aku bilang sesuatu?"

Pertanyaan Felix membuat Changbin mengerjapkan kelopak mata, terlihat bingung. Namun ia mempersilakan Felix untuk melanjutkan perkataannya hingga pemuda itu pun kembali bicara.

"Aku tau ini random...tapi hyung kelihatan gemes dan lucu sekarang waktu lagi marah-marah gini," kekehnya. Sebelah alis Changbin terangkat tinggi seolah makin tidak memahami ucapan Felix.

"Pardon? Gemas gimana deh, Lix?" tanyanya. Felix kembali terkekeh ke arahnya.

"Nggak tau. Gemas aja gitu. Bibir hyung jadi lucu, pengen kucubit," akunya. Changbin memberinya tatapan mendelik sebelum napasnya dihela perlahan.

"Ya, ya, terserah deh."

Felix ber-"hehehe" pelan sebelum menyandarkan kepalanya di pundak Changbin. Sementara kekasihnya pura-pura hendak menggigit kepala Felix, tetapi berakhir mengecup rambutnya sampai ia kembali tenang.

"Ajaib banget pacarku. Orang marah dibilang gemes," nada Changbin memang terdengar menggerutu, tetapi Felix tahu ia tidak serius dengan ucapannya. Pemuda itu hanya memberikan tawa sebagai balasan.

"Biar marahnya hilang~ Kalau marah terus nanti hyung cepat tua," selorohnya sambil tertawa. Changbin mau tidak mau ikut tertawa sebelum memberi Felix sentilan pelan di dahi.

"Enak aja bilang tua," protesnya. Namun setelah itu mereka tertawa bersama, dengan Felix yang perlahan melingkarkan lengan di pinggang Changbin.

"Makasih karena udah nenangin aku, Lixie," gumam Changbin tak lama kemudian, ketika lengannya pun turut melingkar di pinggang Felix. Sang gitaris mengangguk sebelum mendaratkan kecupan lembut di rahang Changbin.

"Sama-sama, Sayang."

[02] Pull me in, even when I fall ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang