[extra spicy]

919 108 2
                                    

[warning: this chapter contain implicit sexual content and explicit language. please consider this warning before you read~]

***

"It's almost midnight. Aren't you sleepy?"

Adalah Felix yang tiba-tiba muncul di belakang Changbin ketika pemuda itu sedang memetik gitar di depan pintu kaca yang menghadap balkon apartemennya. Cuaca hari ini agaknya terlampau panas (bahkan hingga malam hari) sehingga Changbin tidak repot-repot mengenakan atasan. Namun ia cukup terkejut melihat Felix yang juga bertelanjang dada seperti dirinya seolah-olah suhu 23 derajat Celcius tidak mengganggunya. Padahal Felix tidak gampang merasa gerah.

Pertanyaan Felix hanya masuk telinga kanan Changbin lalu keluar telinga kiriㅡalias tidak mendapatkan jawaban dari pemuda itu. Felix tahu Changbin memang selalu tidur larut, tetapi dia masih sering mengajukan pertanyaan retoris itu sehingga Changbin pun merasa tidak perlu menjawab.

Namun bukan berarti Changbin akan mengabaikan Felix. Sama sekali tidak. Sembari mengarahkan fokus pada gitar di pangkuannya, pemuda itu membalas tanya Felix dengan pertanyaan pula.

"Bajumu mana? Sana pakai dulu biar nggak masuk angin," gumam Changbin. Didengarnya Felix mendengus kecil, lalu tiba-tiba Changbin dikagetkan oleh gigitan Felix di pundak kanannya yang tidak tertutupi apapun.

"Aduh! Kenapa digigit?!" Changbin protes. Felix menatapnya dengan ekspresi bersungut-sungut lalu membalas ucapannya.

"Hyung kebiasaan jawab pertanyaanku sama pertanyaan," gerutunya. Changbin menghela napas sejenak, lalu meletakkan gitarnya di lantai begitu saja. Kemudian pemuda itu menangkup wajah Felix yang cemberut dengan kedua telapak tangannya sebelum mengecup hidung mungil pemuda itu sekilas.

"Kamu tau kan kalau aku nggak akan jawab pertanyaan retoris," Changbin mengingatkan, yang dibalas Felix dengan memutar bola mata. Lelaki yang lebih tua terkekeh melihatnya.

"I'm being concerned. Genuinely."

"Begitu, ya? Aku kira cuma basa basi," Changbin menyeringai jenaka, sengaja menggoda Felix. Namun pemuda itu sepertinya terlanjur merajuk hingga Changbin pun memutuskan untuk berhenti bermain-main.

"Maaf, aku cuma bercanda, Sayang."

Felix mengangguk, tetapi bibirnya masih mengerucut. Kesempatan ini digunakan Changbin untuk mendaratkan kecupan singkat di sana, berkali-kali hingga Felix harus menahan bibir Changbin karena rahang mereka jadi berbenturan.

"Aduh! Sakit tau, hyung!" Felix memukul pelan lengan Changbin, yang hanya dibalas tawa geli oleh pemuda itu. Meskipun demikian, Felix tidak bisa berlama-lama merajuk begitu melihat Changbin tersenyum lembut ke arahnya.

"Want me to kiss it better?"

Felix memutar bola mata lagi, tetapi kali ini diikuti kekehan dan lengan yang bergegas melingkari leher Changbin.

Selalu seperti ini. Setiap kali mereka bersentuhan, sulit menghentikan kobaran api yang langsung menyambar hasrat mereka hingga keduanya pun tak bisa menahan diri. Jika hanya berdua saja dalam ruang pribadi mereka, melakukan hal seperti ini memang menyenangkan.

Yang paling sulit adalah jika kobaran api itu muncul saat mereka sedang di panggung dan disaksikan oleh fans yang menggila. Pernah sekali waktu Changbin kelepasan mencium bibir Felix di tengah lautan manusia yang mengelu-elukan nama mereka. Menyenangkan jugaㅡdan membanggakanㅡtetapi Changbin lebih baik dimasukkan ke kandang singa daripada menghadapi manajemen agensi yang mengamuk karena kejadian itu.

Itulah yang membuat mereka sulit menahan diri saat tidak ada seorangpun yang bisa melihat mereka seperti saat ini.

"Lepasin...please," Changbin mendengar gumaman Felix ketika tangan Changbin bergerak di antara kedua kakinya. Pemuda itu terkekeh sebelum mendaratkan ciuman terbuka di leher kiri Felix, lalu jemarinya menyentakkan pakaian bawah sang kekasih tanpa kesulitan.

Rasanya seperti memutar film yang dipercepat begitu menyadari Felix yang tiba-tiba sudah memanjat ke pangkuannya dan menyentakkan tubuh hingga dada telanjang mereka saling menempel. Napas Changbin tercekat begitu merasakan tangan Felix yang agak tergesa saat menyentuhnya.

Pergerakan mereka terlalu cepat, terlalu tidak sabaran. Hanya rintihan dan geraman yang terdengar, ditingkahi oleh suara 'puk' teredam akibat badan gitar yang tidak sengaja tersenggol. Changbin terpaksa menahan hasratnya sekilas dan menggeser gitar akustik kesayangan Felix baik-baik sebelum kembali menyentuh kekasihnya.

"My girl...," Felix sepertinya baru sadar bahwa gitarnya hampir lecet karena kesibukan mereka sehingga ia pun berpaling sejenak untuk mengecek. Namun Changbin segera menahan wajah Felix dan membungkam pemuda itu dengan ciuman penuh hasrat, yang nyatanya berhasil mengalihkan perhatiannya kembali.

"Jangan mikirin yang lain kalau lagi sama aku, Sayang," Changbin memperingatkan. Nada bicaranya terdengar lebih rendah beberapa oktaf, membuat tubuh Felix gemetar. Dipeluknya kepala Changbin erat-erat saat pemuda itu menyandarkan kening di dadanya sebelum mengecup dan memberi tanda di kulitnya yang berbintik. Felix mengerang.

"Are we...going to fuck here?" tanyanya dengan nada terbata, sama sekali tidak memikirkan apa yang ia ucapkan. Mendengar kalimat Felix yang begitu frontal, Changbin terkekeh pelan.

"Then Mr. Backache is going to come for you, Dear," candanya. Perlahan Changbin berusaha mengembalikan akal sehatnya agar ia bisa menghentikan Felix, lalu kembali bicara pada pemuda itu di sela napasnya yang masih tersengal.

"Di kamar aja. Kasur lebih nyaman buatmu," Changbin iseng menepuk-nepuk bokong Felix, membuat pemuda itu bersembunyi malu di pundaknya.

"You're such a sweet boyfriend. Meskipun kadang kinky juga." Felix tertawa geli saat Changbin menggigit pelan lengannya lantaran protes.

"Kamu kan udah kasih izin. Makanya bisa kinky," gumamnya sambil mencebik. Ekspresi itu membuat Felix tertawa hingga ia pun mengecup Changbin lembut sebelum berdiri, tidak peduli saat itu pakaian bawahnya sudah merosot hingga setengah paha. Felix bahkan melepasnya begitu saja di depan Changbin, membuat pemuda itu bersiul iseng.

"Want me to carry you to bed, Mr. Sexy Guitarist?"

Felix terkekeh sebelum melompat ke tubuh Changbin dan bergelayut di sana.

"With pleasure, my lovely drummer."

[02] Pull me in, even when I fall ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang