Cast: Miyawaki Sakura, Hwang Minhyun
Genre: Romance, Idol AU
"Mana yang lebih Saku-chan pilih, matahari terbit atau matahari tenggelam," tanya Minhyun. Sakura dan Minhyun sedang duduk di kursi balkon, meminum bir dari kaleng, menatap matahari tenggelam di kota Seoul di Rabu sore pada akhir bulan Oktober.
"Mungkin matahari terbit, karena mereka menandakan, betapapun menyebalkan hidup, dunia akan selalu bergerak dan setiap hari baru adalah sebuah awal yang baru," Sakura menjawab. "Bagaimana dengan oppa?"
"Aku menyukai matahari tenggelam," Minhyun meminum birnya. "Kita bisa melihat perubahan dari siang ke malam dan perubahan hidup kita yang sibuk ke waktu yang lebih damai untuk beristirahat. Matahari tenggelam lebih indah daripada matahari terbit dan aku selalu merasa itu lebih romantis," kata – kata terakhir lolos begitu saja tanpa pikir panjang dari mulut pemuda itu.
"Oppa mencoba merayuku, huh?" Sakura menggoda Minhyun lalu tertawa,
"Tidak!" Minhyun membuang mukanya sambil tersenyum malu.
Minhyun dan Sakura mengembalikan tatapan mereka kepada keindahan yang mencuri atensi mereka berupa pemandangan matahari terbenam yang digambarkan alam. Sapuan warna oranye bercampur dengan berbagai gradasi warna biru mulai dari biru muda hingga biru safir. Keheningan memenuhi udara diantara mereka berdua saat mengagumi pemandangan yang menakjubkan di depan mereka, tapi itu bukan keheningan yang canggung melainkan keheningan yang nyaman.
Langit berubah menjadi berwarna biru royal karena cahaya terang dari lampu – lampu bangunan kota Seoul di bawah mereka, sampai bintangpun sulit terlihat.
"Kamu tahu Sakura, berapa kalipun dilihat ini selalu tampak mengagumkan, bagaimana Seoul selalu tampak sibuk dengan orang yang berlalu lalang penuh energi, seperti sudah menjadi sesuatu yang wajar, entah hari apapun itu. Aku merasa bahwa hal yang membuatku tertarik untuk datang kemari hanya karena aku seorang idola, menjadi bagian dari dinamika kota ini. Mendapatkan kekuatan, adrenalin yang berpacu karena persaingan untuk menjadi idol yang tidak dapat dirasakan di tempat lain," Minhyun berucap.
Seluruh obrolan Sakura dan Minhyun kebanyakan menggunakan topik yang acak dengan saling menambahkan satu sama lain lalu melompat ke topik lain begitu seterusnya.
"Aku juga merasa begitu. Tapi ada satu kekurangan dari Seoul karena kota ini selalu sibuk. Jika ada satu hari dimana kita butuh ketenangan, maka keributan dan pace kota Seoul sama sekali tidak menghibur," ucap Sakura menanggapi Minhyun.
"Itulah gunanya pulau Jeju dan gunung Daedunsan, untuk membantumu menenangkan diri sesekali," sahut Minhyun dengan ujung bibir terangkat naik.
"Aku rasa oppa akan menyukai Fukuoka. Disana tetap terasa suasana kota namun tidak sesibuk dan seramai Seoul. Fukuoka juga merupakan sister city dari Busan, tempat kelahiranmu. Dan kurasa paparazzi disana tidak seagresif di sini," setelah lama berjeda, Sakura mengatakan sambil tersenyum.
"Mungkin kamu bisa mengajakku ke Fukuoka?" Minhyun mengucapkan kata – kata itu tanpa pikir panjang yang merupakan hal yang jarang dilakukannya. Minhyun selalu memikirkan apapun yang dia akan katakan atau lakukan untuk menghindari kesalahan terutama di depan media. Ada jeda lama dan sunyi di mana baik Sakura dan Minhyun hanya saling bertatapan. Minhyun merutuki dirinya sendiri bahwa dia terlalu agresif dan dapat merusak hubungan mereka berdua. "Tentu tidak dalam waktu dekat," ucap Minhyun lagi.
"Tidak apa – apa, aku paham maksudmu. Aku akan senang jika suatu saat aku bisa menunjukan Fukuoka padamu, terutama tempat – tempat yang hanya diketahui orang lokal," Sakura terkekeh kemudian menghilangkan kecanggungan diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot: Sakura
Любовные романыKumpulan cerita fiksi Miyawaki Sakura I. Last Scene - Miyawaki Sakura x Kang Daniel/Jeon Wonwoo II. In This Blanket - Miyawaki Sakura x Jeon Jungkook III. Seoul88 - Miyawaki Sakura x Cho Seungyoun IV. Strawberries and Cigarettes - Miyawaki Sakura x...