PART 1

141 5 0
                                    

Author POV
Stella sangat malas untuk bangun, ia masih mengantuk. Namun mamahnya sudah datang membangunkannya.

"Stella sayang,, bangun nak" ucap mamahnya lembut. Sinta selalu lembut kepada semua anaknya. Yaitu Stella dan adiknya Farel.

"Stella masih ngantuk mah" Stella meringkuk kedalam selimut tebalnya.

"Kamu harus sekolah" kata mamahnya tegas. Stella bangun perlahan dan berjalan malas menuju kamar mandi.

Tak lama ia keluar dengan seragam sekolahnya. Rambutnya dikuncir kuda. Ia hanya memakai lip balm jika kesekolah, tidak seperti teman temannya yang ribet pakai ini itu.

"Pagi semua" sapa Stella saat sampai diruang tamu. Semua anggota keluarga tersenyum hangat ke Stella kecuali sikecil Farel.

"Farel kenapa mah?" Stella bingung pasalnya Farel yang selalu membalas sapaannya duluan biasanya .

"Mau coklat katanya" Stella memandang Farel dengan sayang.

"Nanti kak Stella beliin ya" Stella memang sangat sayang kepada adiknya walau kadang nakal.

"Janji?" Farel mengangkat kelingking kecilnya.

"Janji" kelingking mereka berdua disatukan. Farel turun dari kursi dan berlari memeluk Stella. Wajar Farel baru saja masuk tk.

"Mah pah Stella berangkat dulu" pamit Stella sambil menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Hati hati" teriak mamahnya dari dalam rumah. Stella tersenyum.

"Pak anterin saya kesekolah,, agak cepet ya" mang Usrok mengangguk siap.

"Siap non,, den Farel nggak ikut?" tanya mang Usrok.

"Farel masih makan" jawab Stella. Mang Usrok mengangguk mengerti.

Tak lama mobil melaju dengan kecpatan stabil membelah kota Jakarta. Stella sekolah di Sma Harapan Bangsa.

"Nanti dijemput apa nggak non?" tanya mang Usrok saat sudah sampai disekolah.

"Belum tau mang,, ntar aku telpon mang Usrok aja ya" mang Usrok mengangguk mantap kemudian melajukan mobil pergi dari situ.

Stella berjalan dengan santai menuju kelasnya 11 Ips 1. Ia berteman dengan Vio dan Silla sahabatnya dari sd.

"Pagi Pio Cila!" teriak Stella saat didepan pintu kelas.

"Pagi Tella" Stella merengut.

"Jangan panggil gue tela dong" protes Stella pasalnya panggilannya paling aneh.

"Iya deh" pasrah Vio.

"Udah ngerjain pr belom?" Vio bertanya sambil mengedip kedipkan matanya.

"Udah" jawab Stella jutek bibirnya dimajukan. Ia tau maksud dan tujuan Vio bertanya seperti itu.

"Pinjem" kata Vio sambil mengatungkan kedua tangan.

"Ogah,, kerjain ndiri" Stella berjalan keluar kelas menuju kantin. Silla mengikutinya keluar kelas, tak lama Vio juga sudah ada dibelakangnya.

"Pelit lo" ejek Vio.

"Emang" jawab Stella santuy.

"Mau kemana?" tanya Silla. Stella terus berjalan sampai tiba dikantin.

"Kantin" jawab Stella sambil cengengesan.

"Telat" kesal Silla. Stella jalan ke salah satu penjual. Ia membeli coklat disitu.

"Tumbenan lo beli coklat?" tanya Vio sambil menunjuk tunjuk coklat ditangan Stella.

"Buat adek gue" kata Stella sambil memilih miluh coklat lain.

"Kakak yang baik" Stella mengibaskan rambutnya kebelakang. Setelah mengambil ia membayar coklat yang diambilnya.

"Temenin sarapan yok" belum dijawab Silla sudah menarik Vio dan Stella.

"Mau apa?" tanya Silla. Stella hanya menggeleng sedangkan Vio sudah menyebutkan nama makanan yang hendak dipesan.

"Kenapa lo nggak makan?" tanya Vio saat Silla sedang memesan makanan.

"Udah makan" jawab Stella singkat.

Kantin tiba tiba gaduh karena kedatangan Most Wanted sekolah yaitu Rizki, Cavin, dan Alka.

"ITU KAK ALKA JODOH GUE"
"ADA BEBEB CAVIN"
"ALKA MANIS BAT YA ALLAH"

Macam macam ocehan dari penghuni kantin. Dari dulu Stella tertarik dengan Alka anak ips 2. Ia menyukai Alka karena bisa main gitar dan pandai main basket.

"Gantengnya" kata Vio sambil melihat Rizki yang sedang tertawa lepas dengan Cavin.

"Hey" ucapan Silla membuyarkan lamunan Stella.

"Hmm" jawab Stella dengan deheman. Silla memandang malas.

"Jangan ngelamun terus,, kemasukan ntar" kata Silla lalu duduk disamping Vio.

"Kayaknya gue suka sama Alka deh" kata Stella sambil tersenyum. Silla dan Vio tersedak mendengar pengakuan Stella.

"Yakin?" tanya Silla. Stella mengangguk.

"Emang gue tau kalo harus banyak banyak sabar sama sifat dinginnya" ucap Stella memelas.

"Hooy!!" teriak Rio sahabat baik Stella, Vio, dan Silla.

"Lo mau temen lo budek?" tanya Stella sambil memegangi telinganya. Perhatian tertuju ke bangku mereka, termasuk pandangan para most wanted. Stella jadi salah tingkah saat Alka menatap kearahnya.

"Duduk Yo" kata Stella. Buat penjelasan 'Yo' itu panggilan buat Rio ya.

"Iya" Rio duduk disamping Stella. Rio ini laki laki tulen lho, mereka emang udah sahabatan dari kecil makanya kemana mana slalu bareng.

"Lah pada makan,, gue gak dibeliin?" Rio memelas.

"Salah siapa dateng siang" ucap Stella malas. Kebiasaan Rio adalah terlambat.

"Hehehe" Rio hanya cengengesan. Ia pergi memesan makanan ke bu kantin.

"Nanti upacara nggak sih?" tanya Silla disela sela makannya.

"Iya lah,, males bat gue" jawab Stella sambil murung.

"Btw dari tadi Alka ngelihat kesini terus lho" kata Vio sambil melirik kearah Alka.

Stella menengok, dan benar saja Alka masih memandang ke arahnya.

"Waduh gue musti gimana?" tanya Stella panik.

"Gausah gimana gimana,, cukup santuy" kata Vio. Stella menghirup napas dalam dalam lalu mengangguk.

"Ah gue gabisa!!,, bodo amat gue cabut" Stella meninggalkan kantin dengan muka memerah.

"Lah ngapain tu bocah cabut?" Rio sudah datang membawa makanannya.

"Kepo,, gue susul ah" Silla berlari menyusul Stella tak lama Vio sudah ada disampingnya.

"Yang nemenin gue makan sapa dong!!" teriak Rio dari kejauhan.

"Makan sendiri!!" Stella balas berteriak. Suaranya tak kalah keras dari Rio.

"Asem" ucap Rio lalu memakan makanannya dengan buru buru.

•••
Partnya menarik nggak?
komen dong
follow juga

makasih

The Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang