PART 11

51 2 0
                                    

Author POV
Stella menangis dijalan pulang, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Rio. Nadia terkejut saat melihat Stella menangis.

"Tante Rionya ada?" Nadia mengangguk dan menyuruh Stella utk kekamar Rio.

"Rioo" teriak Stella didepan kamar Rio.

"Lo kenapa Stell?,, cerita ke gue" kata Rio panik melihat Stella yang sedari tadi menangis.

"Gue suka sama Alka" kata Stella. Rio hanya tersenyum kecut.

"Udah gue duga,, lo harus tegar kalo suka sama dia" kata Rio sambil tersenyum sendu.

"Tapi dia selalu sakitin gue dan belain Selly padahal gue yang bener,, dia bahkan usir gue" kata Stella. Tangisnya semakin menjadi jadi.

"Alka bukan orang kayak gitu,, dia lakuin itu pasti ada sebabnya" kata Rio sambil menepuk pundak Stella lalu memeluk sabahatnya itu.

"Makasih Yo,, lo emang sahabat terbaik gue" kata Stella disela tangisnya.

"Sama sama" Rio mengacak lembut rambut Stella. Saat sudah dirasa membaik Rio mengantarkan Stella pulang.

"Kemana aja kamu?,, dari semalem kok belum pulang?,, mamah khawatir" kata Sinta cemas dan panik saat melihat Stella.

"Nginep dirumah temen mah" ucap Stella sambil tersenyum. Sinta menyentil pipi Stella.

"Auw" ringis Stella saat pipinya disentil oleh Sinta.

"Salah siapa main nggak bilang bilang" kata Sinta kesal lalu menarik Stella dalam pelukannya.

"Maafin Stella mah,, lain kali Stella bakalan minta ijin ke mamah" Sinta mengangguk dan mengecup puncak kepala anaknya.

"Iya" ucap Sinta. Stella lalu masuk kedalam rumah dan langsung ngacir kekamar.

Dia mandi lalu keluar menggunakan baju santainya. Dia berkaca didepan cermin.

"Oke Stella,, mulai saat ini lo harus lupain Alka,, lo harus jadi cewek tegar" kata Stella sambil mengusap air matanya."lhoh kok gue malah nangis sih" Stella tersenyum kecut sambil menyeka air mata yang keluar dari matanya.

Stella pergi ke taman komplek depan rumahnya sambil menggunakan headset. Dia menunggu matahari terbenam. Dikejauhan Alka memandangnya sendu.

"Gue nyesel lakuin ini ke elo,, gue nggak mau lo pergi dari hidup gue setelah lo tau siapa gue sebenernya" gumam Alka sambil tersenyum miring.

Dia kemudian pergi dari situ. Stella menengok kebelakang dan melihat seorang pria yang berjalan memunggunginya semakin menjauh. Dia hanya mengendikkan bahu tak peduli.

•••
Hari ini Stella berangkat sekolah seperti biasa. Dia langsung menuju kelasnya.

"Haii guys" sapa Stella dengan semangat.

"Tumben semangat" sindir Vio. Stella hanya tersenyum.

"Fiks mulai hari ini gue akan move on dari Alka" kata Stella dengan tersenyum. Temannya terlonjak mendengar pengakuan Stella.

"Kenapa lo mau move on?" tanya Silla masih dengan wajah heran.

"Buat apa gue suka sama dia kalo dia aja ngga nganggep gue,, nggak pernah belain gue,, selalu ngusir gue,, selalu bikin gue kesel,, dan selalu bikin gue nggak tenang" kata Stella panjang lebar. Temannya semakin heran.

"Lo yakin sama keputusan lo?" tanya Vio pelan.

"Yakin,, lagipula lo ngomong ke gue kalo gue harus ngelakuin apapun yang bikin gue seneng dan nggak nyakitin hati gue sendiri,, lagi pula suka sama Alka selalu bikin gue tersakiti" Stella tersenyum miris.

Kedua temannya memeluknya dengan sayang. Tangis mereka pecah.
"Lo orang paling tegar yang pernah gue temuin" kata Vio sambil menepuk pundak sahabatnya.

"Udah ah,, tuh kan gue jadi nangis lagi" kata Stella lalu mengusap air matanya.

"Ngapain sih pada nangis nangis bombay?" kata Rio yg tiba² nongol.

"Lo lama lama kayak jelangkung ya,, datang tak diundang pulang tak diantar" canda Silla.

"Ih Sill gue jadi merinding" kata Vio ketakutan. Semua hanya tertawa terbahak bahak melihat Vio yang selalu takut dengan hal mistis.

"Kantin kuy" ajak Stella. Semua pada ngangguk dan berjalan kekantin beriringan.

"Eh bentar gue ada urusan" kata Rio langsung lari meninggalkan Stella dan cs nya.

Rio berlari ke roftoop sekolah dengan amarah yang meledak ledak. Di roftoop ada Alka dan kawan² yang sedang duduk santai.

"Woy banci!!" teriak Rio yang tertuju pada Alka. Alka yang tidak terima langsung berdiri.

"Jaga mulut lo" katanya ketus.

"Sorry gue bicara sesuai fakta,, lo udah bikin sahabat gue nangis gak karuan,, gara gara lo usir dan lo lebih milih pacar lo yang nggak tau tata krama itu" ucap Rio dengan lantang.

Bugh..
Satu pukulan melesat dipipi kanan Rio. Ujung bibirnya mengeluarkan darah.

"Gausah bacot lo!!" kata Alka dengan amarah yang menggebu gebu. Satu tangannya sudah melayang bersiap untuk menampar Rio. Namun....

"Jangaaaan!" teriak seorang wanita.

Plak....
Semua terdiam, bukan Rio yang kena tampar melainkan Stella yang datang melindungi Rio. Alka terkejut bukan main melihat pipi Stella yang lebam dan ujung bibirnya mengeluarkan darah akibat tamparan yang sangat keras darinya.

"Udah puas lo sakitin gue?,, jangan lo sakiti lagi temen gue,, kalo lo emang nggak suka sama gue biarin gue aja yang pergi,, gausah lo bawa bawa temen gue kemasalah ini,, dan kalo lo mau pukul,, pukul aja muka gue sampai babak belur,, masih banyak ruang yang kosong dimuka gue,, baru satu lebam" Stella tersenyum kecut, lalu melangkah pergi.

"Oh iya Thanks ya,, lo udah ngasih tau rasanya ditampar sama orang,, sama orang yang gue cintai" kata Stella lalu pergi meningalkan Alka yang terdiam. Tiba tiba lidahnya kelu untuk berucap.

•••
Author sampek terharu lhooo
Kasihan banget sama Stella

Padahal gw sendiri yg bikin cerita 💆

The Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang