Bagian 2

3.8K 336 4
                                    

Keesokkan harinya
Pukul 18.00 waktu setempat

"Xiao zhan? Ada apa? Kau terlihat tidak semangat hari ini?" Ucap seorang wanita cantik yang saat ini berada di samping Xiao Zhan.

"Tidak apa." Jawab Xiao Zhan dengan tersenyum untuk menyakinkan wanita itu jika dia benar-benar baik-baik saja.

"Kau tau kan kita sudah bersama sejak lama,dan kau pasti tau jika aku tidak akan bisa bohongi.Jadi,katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi" Sanggah sang wanita karena dia tau bahwa senyum xiao Zhan itu hanya kedok belaka.

"Aku,,"

"Katakan Xiao zhan! Atau aku akan merajuk dan mendiamkanmu selama 1 bulan." Sang wanita mengancam dengan wajah merajuk yang membuatnya terlihat imut.

"Huhft,baiklah aku akan menceritakannya." Serah Xiao Zhan pada ancaman wanita itu,ya memang Xiao Zhan selalu kalah dengan wanita itu.

"Baiklah,aku akan mendengarkannya." Sang wanita tersenyum manis setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Dan setelah itu Xiao Zhan menceritakan semuanya,semua hal yang membuat sangat tertekan dalam sehari ini,dan hal yang membuatnya tertekan itu akan terjadi besok,dan ini tentu sangat menekan mental Xiao Zhan.

"Bagaimana mungkin itu bisa terjadi,dasar orang tua itu selalu saja egois!" Sang wanita mendadak emosi setelah mendengar seluruh kisah Xiao Zhan dan sang wanita semakin membenci lelaki tua itu yang tak lain adalah ayah dari Xiao zhan.

"Kau sesekali harus melawan orang itu Xiao Zhan! Kau harus membela dirimu sendiri! Jika kau tidak ingin maka katakan saja!" Sang wanita menggebu-gebu dia tidak ingin ayah Xiao Zhan sewenang-wenang dengan Xiao Zhan,sang wanita juga tau itu tidak mungkin Xiao Zhan lakukan,namun dulu sebelum ibu Xiao Zhan meninggal meskipun Xiao Zhan selalu menuruti apa kata ayahnya setidaknya sang ibu bisa membela Xiao Zhan disaat perintah sang ayah keterlaluan atau terlalu membebani putra tunggal nya itu,namun semenjak 2 bulan lalu sang ibu meninggal sudah tidak ada lagi yang dapat menghentikan keegoisan lelaki tua namun kaya raya itu.Ya sang wanita itupun tau dengan banyak uang seseorang bisa melakukan apapun yang mereka inginkan namun bagi wanita itu tidak ada seorang ayah yang lebih egois dari ayah Xiao Zhan.Dia sangat geram dengan tua Bangka itu.

"Kau tau juga kan,aku tidak mungkin menolak perintah ayahku,dan kau juga tau kan bagaimana watak ayahku." Ucap lemas Xiao Zhan,pikiran lelah,fisiknya pun ikut tak bersemangat,sejak kemarin dia tidak bisa nyenyak dalam tidur,terlebih lagi besok adalah hari pernikahannya,dia bahkan belum tau seperti apa rupa wanita yang akan dia nikahi itu,apakah dia dapat menerima Xiao Zhan,apakah dia akan menyukai Xiao Zhan,apakah Xiao Zhan bisa memperlakukannya sebagai istri. Dan masih banyak pikiran apakah-apakah lain yang memenuhi pikiran dan benak Xiao Zhan.Dia benar-benar sangat gusar saat ini.Dan juga nanti dia akan melakukan fitting baju pernikahan dan pengukuran cincin untuk pernikahan mereka besok.

"Ini terlalu cepat,ibu kenapa kau pergi meninggalkanku terlalu cepat,aku tidak bisa menghadapi sikap egois ayah,ibu.Ibu aku mohon beri aku kekuatan untuk mengahadapi ini semua." Ratap Xiao Zhan didalam hatinya,dia sungguh lelah dengan ini semua,selama ini ibunya selalu menjadi pelindungnya dari keegoisan ayahnya namun saat ini sudah tiada,dan Xiao Zhan sangat tidak bisa menolak perintah ayahnya,sebenarnya dia ingin menolak,dia ingin berontak namun,rasa sayang nya terhadap sang ayah melebihi semuanya,terlebih lagi hanya sang ayah yang dia miliki sekarang,namun dia juga tidak ingin melakukan ini semua.Xiao zhan lelah,matanya memanas,hatinya perih,dia tidak ingin menangis! Dia tidak mau menangis karna ini!

"Tidak! Tidak! Tidak!" Batin Xiao Zhan menolak air matanya yang ingin turun seakan-akan mengerti betapa lelah nya dia dengan ini semua,betapa muaknya dia dengan ini semua,namun tidak ada jalan untuk keluar dari ini semua.Xiao Zhan lelah,dunia ini terlalu tidak adil untuknya.

Tes

"Ibu,,aku merindukanmu." Sudah pecah,benteng kokoh untuk menahan air matanya sudah pecah,kini air mata itu turun tanpa terbendung membasahi pipi nya,Sang wanita yang saat ini masih bersama nya memperhatikan semua itu sendari tadi,dia hanya mampu memandang Xiao zhan dengan tatapan iba,Dia mengerti apa yang Xiao zhan rasakan saat ini,dia turut merasakan sakit itu,meski kondisi Xiao Zhan yang selalu terpenuhi kebutuhan nya namun itu tidak dapat membeli kebebasan Xiao Zhan dan kehangatan keluarga nya yang telah di renggut darinya setelah ibunya meninggal.Sekarang Xiao Zhan tak lebih dari seperti burung yang terkurung di sangkar emas.Dia tidak bisa bergerak leluasa.Emas itu mengukungnya dan membatasi pergerakannya.Sang burung hanya mampu meratapi nasibnya dalam dia dan berharap akan ada seseorang yang mau melepaskannya dari sangkar emas itu,dia hanya ingin kebebasan dan merasakan bahagia.Hanya itu.apa itu sulit untuk dia dapatkan.

Terus mengalir,air mata itu terus mengalir tanpa berpikir untuk berhenti.

"Xiao zhan,"

Grep!

Wanita itu memeluk xiao Zhan dan mengelus pelan punggung Xiao Zhan.Bermaksud menenangkannya dan semoga ini berhasil.

"Sudah cukup,jangan menangis,kau tau kan ibu mu tidak suka melihatmu seperti ini.Sudah cukup Xiao Zhan,semakin kau lemah maka ayahmu akan semakin sewenang-wenang dengan mu." Ucap lirih sang wanita dengan penuh iba,dia berusaha sekuat mungkin untuk tidak ikut menangis,dia tidak ingin membuat Xiao zhan semakin bersedih lagi,sudah cukup air mata Xiao Zhan keluar hari ini,sang wanita tidak ingin melihatnya lagi.Dia tidak bisa.

"Aku percaya kau pasti bisa melewati ini semua,Xiao Zhan." Sang wanita menyemangati Xiao zhan,dia berharap semoga Xiao Zhan bisa lebih tenang dan tidak putus asa seperti saat ini.Dan nampaknya itu berhasil,Xiao zhan mulai berhenti menangis.

"Ya,aku tidak lemah,dan aku tidak ingin ibu bersedih di surga sana.Aku pasti bisa melewati ini semua." Jawab mantap Xiao zhan setelah dia tenang,bahkan raut wajah sedihnya kini telah berubah menjadi raut wajah tegas yang sarat akan pantang putus asa bagaimana pun keadaannya.

"Terima kasih,kau selalu ada di saat aku memerlukan seseorang untuk menjadi tempatku mengeluh setelah ibuku tidak ada." Ucap tulus Xiao Zhan pada wanita itu.Wanita itu lantas tersenyum.

"Ya,dan tentu saja aku akan selalu ada untukmu kapanpun kau membutuhkanku." Jawab kalem sang wanita dan Xiao Zhan tersenyum setelah mendengar penuturan dari sang wanita.

"Oh iya,hari sudah malam,kurasa kita harus pulang dan harus segera mengantarmu pulang jika tidak ingin mendapat Omelan dari ibumu." Ucap Xiao Zhan dan tentu saja dengan nada gurau di akhir kalimatnya,ya tentu saja Xiao Zhan harus segera mengantar pulang wanita yang bersama nya itu,karna memang hari sudah malam dan tidak baik jika wanita dan lelaki keluar bersama terlalu lama di malam hari.Dan tentu saja ibu si wanita itu akan khawatir jika anaknya belum juga Xiao zhan pulangkan dengan segera.

"Hahaha,kau sepertinya sangat mengenal sikap cerewet ibuku." Si wanita pun menanggapi gurauan Xiao zhan.

"Ya tentu saja aku mengerti,kan kau tadi sudah mengatakannya jika kita sudah lama bersama,kau sangat mengenalku dan begitu sebaliknya,aku sangat mengenalmu dan juga keluargamu,terutama ibu mu yang mirip dengan mu." Jawab panjang lebar Xiao Zhan atas pernyataan si wanita.

"Maksudmu aku cerewet seperti ibuku!" Sang wanita berang saat mengerti arti tersirat dari perkataan Xiao Zhan.

"Kau yang mengatakanya,bukan aku." Bela Xiao zhan dan setelah itu si wanita mencubit pinggang Xiao Zhan karna gemas.

"Aw! Ini sakit tau." Xiao Zhan mengaduh karna cubitan maut si wanita.

"Hahahaha,,itu balasan untuk mu." Sang wanita tertawa lepas setelah berhasil membalas Xiao zhan dan akhirnya mereka berdua pun bergurau di saat perjalanan pulang.
.
.
.
.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang