Bagian 3

3.3K 340 6
                                    

Pukul 21.00
Malam menyapa,lampu-lampu menyala gemerlap menerangi malam ini, lampu-lampu itu nampak indah di tengah kota besar ini,namun nampaknya itu tidak berarti bagi pria tinggi kurus dengan kulit putih bersih nya dan jangan lupakan wajah manis nya yang biasanya selalu terlihat tersenyum namun saat ini senyum itu sepertinya hilang di telan bumi.Dia berjalan dengan lesu di tepi jalan yang ramai dengan lalu lalang mobil,jika kalian bertanya kenapa dia jalan kaki,alasan nya hanya satu,dia tidak menghubungi sopir pribadinya agar menjemputnya,ya tentu saja karna dia hanya ingin menenangkan diri sebelum acara pernikahan nya besok sore.Dan dia benar-benar tak tau bagaimana rupa sang calon mempelai wanitanya,ayahnya terlalu sibuk dengan persiapan pernikahan nya hingga dia diabaikan oleh sang ayah saat dia hendak bertanya seperti apa rupa sang mempelai wanita nya.

"Besok aku akan menikah,besok aku akan menikah,besok aku akan menikah." Batin Xiao Zhan berulang-ulang dia masih tidak yakin dengan itu,bisa saja dia kabur saat ini dan kembali setelah pernikahan itu dibatalkan namun tidak semudah itu,karna sang ayah akan dengan mudah menemukannya dengan pengawal sebanyak itu pasti dalam hal mencari Xiao Zhan adalah hal yang kecil,terlebih semua orang telah mengenal nya,siapapun mengenal seorang Xiao Zhan,anak tunggal dari pengusaha sukses dan kaya raya di China ini.

"Sial!" Dia mengupat pada udara,ya pada udara karna malam ini jalan trotoar nampak sepi hanya jalan di depan saja yang ramai dengan lalu lalang kendaraan,ya mungkin memang ini sudah terlalu larut dan jika memang benar maka dapat dipastikan pasti saat ini di rumah nya tengah ricuh mencari nya dan dapat di pastikan pula pasti sebentar akan ada orang-orang bertubuh tegap berpakaian formal serba hitam mencari nya di sekitar jalan ini,sebenarnya tidak hanya dijalan ini,ayahnya pasti akan menyebar seluruh anak buahnya ke berbagai penjuru untuk menemukannya.

"Membosankan." Dia mengeluh dan menendang kaleng bekas minuman yang kebetulan ada di depannya untuk melampiaskan amarahnya.

Tak!

"Hey kau,apa kau yang melempar ini." Xiao Zhan menoleh pada sumber suara berat itu.

"Apa kau yang melempar ini." Dingin,ucapannya sangat dingin.Dia adalah seorang lelaki tinggi dengan setelan jas berwarna hitam yang melekat sempurna di tubuh sempurnanya.

"Aku rasa,itu,,iya." Jawab Xiao Zhan sedikit pelan di akhir kalimatnya.Dia merasa sedikit takut melihat wajah dingin orang itu.

"Kau seharusnya membuang ini pada tempat nya bodoh,bukan melemparnya." Sarkas sang pemuda dingin,Xiao zhan tidak terima dengan perkataan dingin orang itu.

"Hey!siapa yang kau panggil dingin hah!" Berang Xiao zhan pada pemuda itu.

"Tentu saja kau,memang siapa lagi." Balas sang pemuda santai,tidak ambil pusing.

"Kau! Aku tidak bodoh!" Xiao Zhan tidak mau kalah dan dia tidak mau di katai bodoh,bagaimana mungkin dia bodoh jika diserap tingkat pendidikan nya dia selalu mendapat peringkat satu dan tidak pernah turun.Dasar orang aneh batin Xiao Zhan.

"Hanya orang bodoh yang membuang sampah sembarangan." Balas sang pemuda tidak peduli dengan berang Xiao Zhan.

"Itu bukan sampahku,aku hanya tidak sengaja menendangnya dan kenapa kau sangat repot mengurusi hal sepele ini hah!" Xiao Zhan masih tetap saja emosi,sedang kan lawannya masih saja tenang dan tentu saja dengan wajah dinginnya itu.

"Tetap saja bodoh." Ucap akhir sang pemuda.Wajah Xiao Zhan memerah karna menahan amarahnya dia tidak ingin berakhir baku hantam dengan pemuda itu,ya meskipun badannya tergolong kurus untuk ukuran lelaki namun dia juga pernah belajar bela diri dan itu bisa dia praktekkan sekarang juga jika pemuda itu tidak segera menutup mulut pedas nya itu.Pemuda itu memperhatikan perubahan raut muka Xiao Zhan yang merubah menjadi merah karna marah dan tatapan mata nya yang menajam,pemuda itu hanya memperhatikan nya dengan tenang dan pandangan yang seolah-olah berkata aku tidak peduli.

"Sudahlah,aku tidak memiliki waktu untuk  berurusan dengan orang bodoh seperti mu." Ucap sang pemuda menginterupsi Xiao Zhan yang ingin memarahinya dan setelah mengatakan itu pemuda itu segera beranjak menuju mobilnya yang terparkir di bahu jalan.

"Kita belum selesai kau mau kemana hah dasar pengecut!." Teriak Xiao Zhan saat pemuda itu akan memasuki mobil mewah Porsche dengan warna hitam itu.Saat mendengar apa yang Xiao Zhan katakan pemuda itu menoleh dengan segera dan menghadiahkan glare mematikan pada Xiao Zhan namun Xiao Zhan tidak gentar dia justru membusungkan dadanya seakan-akan menantang pemuda itu untuk berkelahi.

"Kau manis,namun sayang kau sangat bodoh." Ucap nya dan setelah dia memasuki mobil itu dan segera pergi dari tempat itu sebelum Xiao Zhan membalas perkataan sang pemuda songong itu.Xiao Zhan hanya mampu melampiaskan amarahnya pada udara disaat mobil itu sudah benar-benar meninggalkan tempat itu.Dan tak lama kemudian sebuah mobil Alphard hitam keluaran terbaru datang dan berhenti tepat di depannya dan segeralah turun 2 orang lelaki dengan tubuh tegap berpakaian formal berwarna hitam dengan kacamata pula,nampak menyeramkan jika dipandang oleh yang belum pernah melihatnya,namun itu tidak berarti bagi Xiao Zhan karna itu adalah anak buah ayahnya,dia bahkan sangat mengenal mereka.

"Tuan,ayah anda menyuruh Anda untuk pulang sekarang." Ucap sopan namun tegas dari salah satu orang itu dan Xiao Zhan tau itu pasti yang akan di katakan oleh pengawal itu,apalagi yang akan mereka lakukan selain untuk menjemputnya pulang setelah mereka menemukan dirinya.

"Ya." Jawab Xiao Zhan akhirnya dan mengikuti sang anak buah masuk kedalam mobil mewah itu.

"Apa ayah marah?" Tanya Xiao Zhan ya dia sebenarnya takut jika ayahnya marah karena memang ayahnya tidak segan-segan dalam memarahinya jika dia berbuat salah.

"Yang saya tau Ayah anda mencari anda." Jawab jujur sang pengawal yang saat ini tengah fokus menyetir dan Xiao Zhan mengangguk mendengar itu.Tidah butuh waktu lama hingga akhirnya mereka sampai di depan rumah mewah itu,dan ya itu rumah milik ayah Xiao Zhan.

"Tuan kita sudah sampai." Ucap sopan sang pengawal dan segera membukakan pintu mobil untuk Xiao Zhan keluar.

"Terima kasih." Ucap Xiao Zhan sesaat setelah dia keluar dari mobil itu dan dengan segera dia masuk kedalam rumah nya dan disambut tidak bukan disambut melainkan ayahnya yang menunggu nya di sofa ruang tengah yang membelakangi nya.Xiao Zhan mendekat,dia mendekat dengan pelan,ada sedikit rasa takut kalau-kalau ayahnya memarahinya.

"Ayah." Panggil Xiao Zhan pelan yang kini dia sudah berdiri di samping tempat ayahnya.Sang ayah menoleh.

"Kau dari mana saja." Tanya sang ayah.Tidak terdengar kalimat khawatir dari sang ayah.

"Maaf ayah,tadi aku tidak memberitahu mereka untuk menjemputku karena handphone ku lowbat." Ucap jujur Xiao Zhan,ya baterai handphone nya memang habis dan handphone nya kini mati.

"Ya,lupakan saja.Yang terpenting kau sudah pulang karena besok adalah hari pernikahanmu." Ucap sang ayah dengan nada acuh,mendengar itu Xiao Zhan menjadi geram,ada hasrat di dalam tubuhnya yang ingin menyuarakan penolakan,namun urung untuk dia lakukan.Karna dengan pernikahan nya mungkin sang ayah akan bahagia karna ini terbukti dari kekeh nya sang ayah yang akan menikahkannya.

"Tapi ayah,," Xiao Zhan bersuara pelan.

"Ada apa?" Tanya sang ayah.

"Bagaimana rupa calon mempelai wanita ku?" Tanya Xiao Zhan pelan dengan menunduk dan dia berharap semoga sang ayah mau menjawabnya.

"Kau akan melihatnya besok." Jawab sang ayah dan tak ambil pusing dengan keingintahuan Xiao Zhan dan setelah mengatakan itu ayah Xiao Zhan pun pergi meninggalkan anaknya yang masih diliputi rasa penasaran.

"Ibu,,besok aku akan menikah.Semoga ini akan membuat hidupku lebih baik." Doa batin Xiao Zhan pada sang ibu.
.
.
.
.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang