Pukul 17.00 waktu setempat
"Tuan,apa anda sudah siap?Tuan besar menunggu anda di bawah." Ujar pelayan wanita itu pada Xiao Zhan yang saat ini tengah bersiap untuk pergi ketempat butik tadi dan mempersiapkan dirinya untuk pernikahannya satu jam lagi.
"Ya,aku sudah selesai." Dengan bersamaan Xiao Zhan membuka pintu kamarnya dan melihat sang pelayan yang masih menunggu di depan pintu kamarnya.Sang pelayan mengangguk sopan dan setelahnya dia mengikuti Xiao Zhan yang turun untuk menemui sang ayah.
"Kau sudah siap? Kita harus berangkat sekarang." Ujar sang ayah setelah melihat Xiao Zhan turun dari lantai atas tempat kamarnya berada.
"Ya." Jawab Xiao Zhan dan mereka pun berangkat ke tempat itu dan tentu saja Xiao Zhan semakin gugup.
Sementara di tempat lain.
"Yibo,hari ini kau akan menikah,kau tega sekali meninggalkanku." Ucap seorang wanita cantik dengan bergelayut manja di leher Yibo yang saat ini tengah memangkunya.
"Kau tau kan aku tidak bisa membantah perintah orang tua itu." Jawab Yibo yang saat ini tengah mengendus-endus leher jenjang sang wanita yang tak lain adalah kekasihnya,Guan.
"Aku sangat sedih kau tau." Ucap sang wanita dengan suara yang di buat-buat terdengar sedih dengan sembari mendongakkan kepalanya agar Yibo lebih leluasa di lehernya.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau tidak sedih,hm?" Tanya Yibo dengan menatap sang wanita itu.
"Bagaimana jika kita melakukannya lagi sebelum kau menikah nanti." Tantang sang wanita pada Yibo,dia tau jika Yibo tidak akan menolaknya dan itu benar,setelah nya Yibo dengan beringas mencium nya dan melepas semua pakaian yang melekat padanya dan mereka pun melakukan itu dengan brutal,Yibo tidak peduli jika nanti dia harus menikah dan dia juga tidak peduli jika mungkin nanti dia telah di pernikahannya sendiri yang Yibo inginkan hanya Guan.bukan wanita yang akan menjadi istrinya hari ini.
Waktu berlalu,mereka sudah selesai melakukan itu dan saat ini Yibo tengah duduk di tepi ranjang sembari menatap cahaya matahari yang sebentar lagi akan menghilang,ya tempat tidur itu menghadap balkon yang mengarah ke barat.
Drrt!Drrt!
Telfon masuk,tertera nama sang ayah di layar handphone itu,Yibo dengan malas mengangkat telfon dari ayahnya dan yang dia dengan pertama kali adalah."Kau dimana,segera kesini! Kau akan menikah,dan jika kau masih ingin melihat Guan bernafas kau harus sudah berada disini dalam 15 menit dari sekarang." Dengan itu terputus sambungan telfon itu,sang ayah memutuskan sepihak,Yibo yang mendengar perintah yang sangat harus dia laksanakan dari ayah hanya bisa menggeram,menahan amarahnya,ingin sekali dia memaki orang tua itu.Namun dia urungkan.Dia hanya menghela nafas dan segera beranjak menuju kamar mandi,mandi dan setelah itu dia mengganti pakaiannya dan setelah itu pergi dari tempat itu,dia tidak pamit pada sang kekasih,hanya mencium sekilas kening Guan lalu pergi.
Tidak butuh waktu lama hingga Yibo datang ke tempat dimana pernikahannya akan digelar.Saat Yibo memasuki ruangan yang dilihatnya pertama adalah sang ayah yang berdiri angkuh di depan pintu menunggu kedatangan yibo
"Kau telat 5 menit,dan kau pasti tau apa resikonya." Ucap dingin sang ayah yang wajahnya sangat mirip dengan Yibo.Yibo yang mendengar itu lantas menatap sang ayah.
"Jika ayah menyakiti Guan sedikit saja,aku akan memastikan wanita itu tersakiti juga." Yibo memperingatkan sang ayah.Sang ayah tidak gentar bahkan dia tidak takut sedikitpun.
"Wanita?" Sang ayah bertanya sembari tertawa.
"Siapa yang kau maksud wanita itu." Sang ayah balik bertanya dengan nada mengejek yang sangat menyebalkan bagi yibo.
"Tentu saja wanita yang ayah pilih untuk menjadi istriku." Jawab Yibo dingin tidak berniat untuk menanggapi tertawaan sang ayah.
"Dia laki-laki.istrimu adalah laki-laki." Ucap sang ayah serius,tidak ada lagi nada gurau dari kalimat itu.Yibo yang mendengar itu bagai di hantam badai.Apa-apaan ini,ya seperti itulah batin Yibo.
"Ayah bercanda kan." Ucap Yibo tidak percaya.
"Apa ayah suka bercanda?" Ucapan gelak sang ayah pada Yibo,dan itu berarti benar,calon istrinya adalah seorang lelaki.Sial!Upat Yibo.
"Ayah! Aku masih normal,bagaimana mungkin aku akan menikah dengan seorang lelaki! Aku akan membatalkan pernikahan ini." Ucap Yibo tegas,dia sudah terlanjur terbawa emosi,bagaimana mungkin ayahnya bisa dengan mudah menjodohkannya pada seseorang yang memiliki kelamin sepertinya.Oh ayolah,dia adalah lelaki normal yang masih tertarik dengan payudara.Buktinya dia memiliki kekasih perempuan yang cantik dan memiliki tubuh yang indah.Sangat sesuai dengan tipe nya selama ini.
"Terserah padamu,jika kau ingin melihat jasad Guan besok maka silahkan jika kau ingin membatalkan pernikahan ini." Sang ayah menjawab dengan enteng,nampak tidak terpengaruh dengan ancaman Yibo,ya apapun yang akan Yibo lakukan dia tidak akan merubah fakta bahwa dia akan menikah dengan lelaki pilihannya.Dan tentang kekasih Yibo,ayahnya tidak terlalu ambil pusing,dia hanya wanita yang mendekati Yibo karna uang nya saja,bahkan ayah Yibo mampu mencarikan sepuluh sekaligus wanita seperti itu,wanita yang Yibo katakan sangat mencintainya dan tulus mencintainya.Haha,itu hanya pemikiran konyol seorang anak muda yang masih amatir dalam hal ketulusan lain cerita dengan ayah Yibo yang sudah mengarungi dunia percintaan lebih lama dan lebih mengerti apa yang terbaik untuk Yibo,namun sepertinya Yibo salah mengartikan itu semua,Yibo malah merasa tertekan dengan ini semua,ya pemikiran anak muda jaman sekarang memang terlalu dangkal,hanya itu yang ada dalam pikiran ayah Yibo saat ini.
"Sial!" Upat Yibo lagi,dia benar-benar tidak habis pikir dengan pemikiran ayahnya,bagaimana mungkin.Lantas apa gunanya dirinya menikah jika nanti tidak dapat menghasilkan keturunan.Ayah nya ini memang sukar di tebak dan sangat pemaksa.itu adalah opini yang ada dalam pikiran Yibo saat ini.Dia benar-benar kesal.
"Sudahlah,kau harus bersiap-siap karna sebentar lagi akan dimulai upacara pernikahanmu." Ucap sang ayah dan akan beranjak dari tempat nya berdiri itu,namun Yibo menghentikannya.
"Siapa calon pengantin ku?" Tanya Yibo dingin.
"Kau akan melihatnya sendiri nanti." Jawab sang ayah tak kalah dingin,sang ayah benar-benar serius dengan Yibo saat ini, seakan-akan memperingatkan jika kau berani macam-macam maka kau akan mendapatkan resikonya.Ya seperti itu,ayah Yibo tidak pernah main-main dengan ancamannya.
"Ya,aku akan melihatnya sendiri dan akan membuatnya pergi dengan sendirinya." Ucap Yibo amat sangat lirih,hanya angin yang mampu mendengarnya.Dan juga seringaian itu,hanya angin yang melihatnya,seringaian yang sarat akan kengerian dan kelicikan.Ya,hanya kata menyeramkan yang mampu menggambarkannya.
"Tuan,mari." Ucap seorang wanita cantik yang tak lain adalah juru rias untuk nya hari ini sebelum pernikahan nya di mulai,Yibo menurut dan mengikuti sang wanita hingga mereka sampai di depan cermin besar yang merupakan tempat nya untuk dirias dan setelah itu sang wanita melakukan tugasnya dan yibo diam saja selama itu.Dia ingin segera menyelesaikan ini semua dan menemui kekasihnya yang pasti sudah menunggunya untuk memberikan kehangatan padanya.Ya,Yibo tak lebih dari seorang pemuda yang mana hormon nya sedang menggebu-gebu,meski dia sudah menyandang predikat sukses dimasa muda itu tidak menandakan dia akan berubah menjadi seseorang yang dewasa atau apalah,hanya ekspresinya yang semakin hari semakin minim dan sikap pendiam nya yang semakin Hari semakin pelit bicara apalagi tersenyum.hanya hal-hal itu yang mempunyai membuatnya terlihat berwibawa dan karismatik.
"Apakah sudah siap? Mempelai sudah sampai di depan altar." Ucap salah satu staf acara pernikahan itu,sang wanita perias mengangguk dan mempersilahkan Yibo berdiri dan diarahkan menuju altar oleh staf lain.Disaat Yibo sudah di altar semua mata tertuju pada Yibo,mereka terpesona dengan aura ketampanan yang memancar dari Yibo,Yibo yang saat ini mengenakan tuxedo hitam dengan aksen silver yang terkesan mewah nampak sempurna di tubuhnya,dan itu menambah aura ketampanan nya menjadi berkali-kali lipat.Semua memperhatikannya hingga
"Mempelai memasuki altar." Pandangan semua orang teralih.
.
.
.
.