"Kau akan pergi?"
"Ya,kau tidak perlu menungguku."
Ya itu adalah Yibo yang saat ini telah keluar dari tempat mereka berdua.
"Huh! Dasar." Batin kesal xiao Zhan karna ya tentu saja Yibo baru saja sembuh dari demamnya dan kalian bisa bilang dia belum benar-benar sembuh namun sudah pergi saja.
"Terserahlah." Xiao Zhan pun memilih tak ambil pusing dan pergi kedalam kamarnya.
Malam sudah semakin gelap dan sekarang tengah hujan lebat di sertai serangkaian suara gemuruh petir dan itu mengusik tidur Xiao Zhan dan membuat lelaki manis itu terjaga.Dia bergerak gelisah,entahlah sendari tadi dia memikirkan orang itu.Siapa lagi jika bukan YiBo,karna ya saat tengah hujan lebat seperti ini dia tidak tau Yibo dimana dan apakah dia kehujanan.Dan ya itu semata hanya karena Yibo baru saja sembuh ya hanya karna itu,xiao zhan sendiri tidak yakin dengan itu.Entahlah ini membingungkan.
"Baiklah aku akan meneleponnya" gumam Xiao Zhan pada dirinya sendiri dan segera meraih benda pipih miliknya dan menekan dial nomor Yibo dan tersambung.Setelah beberapa saat kemudian telfon itu diterima.
"Ada apa?" Ucap dari seberang.
"Itu,ya,umm,kau ada dimana? Sekarang hujan,apa kau sudah di tempat aman dan tidak kehujanan?" Tanya Xiao Zhan sedikit ragu.
"...." Tidak ada jawaban
"Yibo?" Ucap Xiao Zhan.
"Ya.Aku akan menghubungimu lagi nanti." Dengan itu Yibo memutuskan sambungan telfon itu.
"Ey!" Xiao Zhan sedikit kesal dengan itu.Dan ya Xiao Zhan baru saja menghawatirkan nya tapi lihat balasan yang di terimanya.Menyebalkan,batin xiao zhan yang masih bersungut-sungut.
"Baiklah,terserah kau saja." Xiao Zhan berbicara sarkas pada benda pipih tak bernyawa itu dan meletakkannya dengan kasar pada tempat awalnya dan Xiao zhan pun kembali menyelimuti dirinya dan menyamakan dirinya agar dapat kembali tidur di tempat nyamannya ini tanpa harus memiliki seseorang yang menyebalkan itu,bagiamana pun juga Yibo tetap saja menyebalkan bagi Xiao Zhan.
Sementara ditempat lain.
"Bagaimana?"
"Untuk akhir-akhir ini penjualan meningkat tuan karna kita sudah berhasil menggeser kedudukan geng Wang Dallu." Ucap seorang lelaki dengan perawakan berumur namun memiliki badan tegap yang tengah berdiri di hadapan Yibo dan menjawab apa yang Yibo tanyakan padanya dan ya dia adalah tangan kanan Yibo.
"Bagus,bagaimana dengan Cambodia?" Tanya Yibo masih dengan memperhatikan berkas indeks penjualan barang Haram itu,ya itu adalah bisnis narkoba dan ya itu adalah bisnis sesungguhnya yang ia geluti dan untuk bisnis di depan layar utama itu hanya bisnis yang bagi nya hanya sebagian kecil dari bisnis nya yang di balik layar utama ini,namun bagi banyak orang bisnis nya yang di layar utama adalah tersukses dan ya semua orang tau Yibo dan untuk orang-orang dunia bawah sudah sangat mengenal Yibo,sang pemilik sekaligus pelaksana dan pemantau bisnis dunia bawah itu dan juga jangan lupakan kekejaman Yibo,dia tidak segan-segan melenyapkan siapa saja yang melanggar perintah nya atau melanggar aturan yang telah dia tetapkan dan juga si darah dingin.Dia memang mendapat gelar itu sejak awal dia berjalan di jalan gelap ini.Dan tentu saja dengan kesuksesan itu pasti ada yang ingin mengunggulinya dan tentu saja semua hal akan dilakukan orang itu untuk mengetahui kelemahan Yibo Yang selama ini terkenal tidak dapat tersentuh oleh orang lain selain keluarga nya.
"Sesuai rencana tuan." Jawab sang lelaki.
"Bagus,lanjutkan dan jangan segan-segan untuk melenyapkan siapa saja yang menghalangi jalan." Jawab Yibo di akhir dan setelah itu sang lelaki lain di tempat itu mengangguk dan segera undur diri dari ruang pribadi boss nya itu.
Drrt!
"Yibo,,apa kau baik-baik saja? Kau kemarin terlalu banyak minum dan juga kau sempat tersiram air karna pelayan sialan yang ceroboh itu." Ya itu adalah pesan yang diterima Yibo ditengah malam ini dan tentu saja itu dari Guan.
"Ya,aku baik-baik saja." Balas Yibo
"Yibo,,apa kau sibuk?" Balas Guan dan Yibo bisa menebak jika sudah seperti ini pasti Guan ingin dia mengunjungi apartemen nya dan ya tentu saja akan diakhiri dengan melakukan hal itu lagi dengan Guan.Ya mereka sudah beberapa kali melakukan itu dan terakhir kali saat dia akan menikah dan untuk beberapa hari ini tidak,mereka hanya bertemu di Bar dan sekedar minum-minum hingga dia terlalu mabuk dan ya hampir overdosis hingga tubuhnya demam dan dia berakhir dengan dirawat xiao zhan.
"Aku harus pulang." Balas Yibo lagi.
"Kenapa? Apa istrimu itu menyuruh mu pulang?! Berani sekali dia." Balas Guan lagi.
"Aku hanya ingin istirahat." Balas Yibo lagi.
"Kau kan bisa beristirahat disini sayang." Balas Guan dan bisa terbaca jika itu adalah nada manja Guan seperti biasanya.
"Tidak." Balas terakhir Yibo dan setelah itu dia mematikan handphone nya untuk menghindari rengekan Guan.Dan ya Yibo memang masih merasa lelah,dia kesini hanya untuk memantau anak buahnya dan juga perkembangan bisnis nya yang semakin hari semakin pesat dan juga semakin banyak menyingkirkan para pengganggu jalannya.Kejam? Terserah.Yibo tidak peduli.Ya dia sangat santai dengan semua perbuatannya dan tanpa memikirkan hal buruk yang mungkin terjadi karna kearoganan nya itu,ya tidak ada yang tau apa yang akan terjadi setelah ini.Takdir yang akan membawanya untuk menyaksikan nya sendiri.
Setelah seperkian menit ditempat nya dan Yibo pun beranjak dari tempat itu dan menuju tempat parkir mobilnya,Yibo memerhatikan jam yang melingkar apik di lengan kirinya.
"Masih pukul 01.00 pagi." Batin Yibo dan setelah itu dia masuk kedalam mobilnya tepat di kursi kemudi dan segera menyalakan mobil itu dan beranjak dari tempat itu.
"Terlalu sepi" batin Yibo saat ini dia tengah memalui jalan yang menurut nya sepi hari ini.Entahlah atau memang dia saja yang merasa seperti itu.Dia tidak mau ambil pusing.Dia meneruskan perjalannya dan tak menyadari ada mobil hitam tengah mengikuti nya dari belakang.
Tak butuh waktu lama hingga Yibo sampai di halaman rumah mereka dan segera menempatkan mobil nya di tempat yang seharusnya,Yibo keluar dan segera memasuki rumah nya dan lagi-lagi tanpa menyadari tengah ada 2 pasang mata yang tengah memperhatikan nya dari kejauhan.Setelah melihat Yibo masuk kedalam rumah salah satu dari orang itu terlihat mengeluarkan smirk mengerikan sembari menelepon seseorang.
"Beres tuan" ucap sang pria pada seseorang diseberang.
"Bagus,tidak sia-sia aku memilih kalian." Jawab sang pria lain di seberang telfon dan setelah itu sambungan telfon pun terputus dan kedua orang itu pergi dari tempat itu dan kembali ke tempat mereka.
"Sayang sekali,Kita belum bisa memulainya sekarang." Sang driver dari salah satu 2 orang tadi mengatakan hal itu dan yang berada di sampingnya mengangguk.
"Ya,kita harus sabar untuk hari itu." Timpal sang lawan bicara sembari mengelus gagang pisau kecil dengan aksen ukiran indah dengan masing-masing sisi dan nampak berkilau ketika di terpa cahaya.Nampak sedikit menyeramkan jika melihat orang itu memainkan benda tajam itu dengan smirk mengerikan yang tak luntur dari wajahnya.
"Kau sepertinya yang harus lebih bersabar kawan." Jawab sang driver dan setelah itu sang lawan bicara mengangguk.
"Hanya beberapa hari lagi." Ucap sang pemegang pisau.
.
.
.
.