Sudah seminggu berlalu dan Darren belum juga pulang ke apartemen. Hal ini membuat Stella resah, dia takut terjadi sesuatu pada suaminya itu.
Setelah mendapat kabar dari Theo bahwa Darren sudah kembali bekerja, Stella pun memutuskan menemui Darren di kantornya mencoba memperbaiki hubungan mereka. Dia akan menceritakan alasan yang sebenarnya pada Darren, mungkin jika pria itu sudah mendengar alasan yang sebenarnya dia akan menerimanya.Stella sudah sampai di gedung mewah milik keluarga Milton. Wanita itu memakai jumpsuit berwarna merah dengan lipstik senada dengan pakaiannya. Dia melangkahkan kakinya langsung menuju lantai ruang kerja suaminya berada, karyawan di perusahaan itu tidak berani menghentikannya mereka hanya melihatnya kagum dengan kecantikannya dan sekaligus ketakutan karena aura dingin yang terpancar darinya.
Saat berada di depan pintu ruangan Darren, seorang wanita yang merupakan sekretaris Darren menghentikan langkahnya.
"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" Ucap wanita itu seramah mungkin.
"Tidak perlu, saya hanya ingin menemui Mr. Milton." Ucap Stella datar
"Anda sudah membuat janji?" Tanya wanita itu lagi namun dengan memasang wajah masamnya.
"Sudah." Bohong Stella dan membuka knop pintu ruangan Darren tanpa mengetuknya.
Saat masuk ke ruangan itu, Stella mendengar dua orang pria yang dikenalinya dari suaranya Theo dan juga suaminya Darren sedang melakukan percakapan yang serius. Dia berniat untuk keluar dari ruangan itu, namun saat mendengar namanya disebut, dia mengurungkan niatnya dan memilih untuk mencuri dengar. Stella berdiri di sudut ruangan agar kedua pria tersebut tidak menyadari kehadirannya.
"Apa yang terjadi di antara kalian, ren? Stella mencarimu sejak kemarin. Katanya kau tidak bisa dihubungi." Tanya Theo pada Darren.
"Ah. Sudahlah. Jangan sebut nama itu di depanku, aku sudah muak dengannya." Jawab Darren yang kini tengah menghadap ke jendela kaca luar gedung membelakangi pintu masuk ruangannya.
"Seharusnya kalian membicarakan masalah kalian dengan kepala dingin. Jangan lari dari masalah seperti yang kau lakukan saat ini!" Theo mencoba memberi nasihat kepada sahabatnya itu.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Dia sudah memilih untuk selalu memandangku sebagai pria brengsek. Dan akupun sudah memilih untuk kembali menjadi pria brengsek baginya." Ucap Darren pelan namun menusuk.
"Jangan bertindak gegabah, ren! Keputusanmu ini salah dengan memilih kembali menjadi pria brengsek yang suka mabuk-mabukan dan bermain jalang itu. Dan kau akan menyesal jika kembali pada wanita masa lalumu itu." Theo memperingatkan sahabatnya itu, dia sudah mendengar dari Jimmy bahwa Darren dan Nathalia sempat bercumbu di club milik Kenan beberapa hari yang lalu.
"Aku sudah membuat keputusan. Jangan terlalu jauh mencampuri urusanku!" Desis Darren dan berbalik menatap tajam Theo.
Keduanya tersentak saat melihat seseorang sudah berdiri di tengah ruangan dan menatap Darren dingin.
"Aku salah mengira dengan datang ke sini bisa memperbaiki semuanya. Ternyata aku justru mendengar kenyataan buruk lagi. Maaf." Ucap Stella dingin dan langsung meninggalkan ruangan itu setelah mengucapkannya.
●●●
Stella menutup pintu ruangan Darren. Dia tidak sengaja menyenggol bahu seorang wanita. Stella menoleh sekilas dan menghentikan langkahnya untuk memastikan wajah wanita yang berpakaian terbuka itu. Dia memakai dress putih transparan dengan potongan leher yang rendah menunjukkan belahan dadanya dengan jelas. Paha dan bentuk bokongnya juga terekspos dibalik dressnya yang transparan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melt Her Heart (TAMAT)
Romance⚠️⚠️ Warning!!!! Mature Content. Attention : PLEASE DON'T COPY MY STORY!!! Stella Angelica Roosevelt, seorang gadis muda nan cantik berusia 25 tahun yang berprofesi sebagai seorang dokter spesialis jantung berkat kecerdasannya. Gadis berambut pirang...