Stella terbangun dari tidur nyenyaknya. Rasanya seluruh badannya terasa remuk dan selangkangannya masih perih. Stella mengingat kegiatan panasnya dengan Darren. Ada sedikit kesal di dadanya. Ya, yang benar saja pria itu ternyata berbuat mesum saat dia sedang tidur dan membangunkannya jam 3 pagi.
Bodohnya lagi tubuhnya tidak menolak perlakuan itu, justru dia terbuai dan berakhir dengan menyerahkan mahkotanya pada pria mesum yang tidak lain adalah suaminya itu.Stella kembali tersadar dari lamunannya saat merasakan hembusan napas di dadanya. Dia menurunkan pandangannya dan melebarkan matanya saat mendapati Darren menelusupkan wajahnya di antara kedua gundukannya yang tidak dilapisi sehelai benang pun dengan mata yang masih tertutup. Lengan kekarnya memeluk erat perut rata Stella dan kakinya mengapit kedua paha Stella.
“Astaga. Pria ini menjadikanku guling.” Batin Stella.
Stella mencoba menjauhkan kepala Darren dari dadanya. Namun hal itu sia-sia, justru Darren menggeliat dan menggerak-gerakkan kepalanya mencari kenyamanan. Dia menggesek-gesekkan hidungnya yang mancung itu pada puting merah muda Stella yang membuat empunya menegang. Semburat merah muncul di wajah Stella.
“Shit.. Apa dia pura-pura tidur?” Stella geram dalam hati. Stella takut jika dia bergerak ataupun bersuara Darren akan bangun dan melanjutkan aksinya.
Stella tersentak saat merasakan putingnya dihisap kuat. Siapa lagi kalau bukan Darren? Ya, ternyata pria itu sudah bangun semenjak Stella mencoba menjauhkan kepalanya. Kini dia tengah menyusu seperti bayi yang sedang kehausan. Salah satu tangannya memilin dan meremas gundukan lainnya.
Darren menurunkan tangannya. Kini jemarinya bermain di bawah sana. Stella yang setengah sadar menggigit bibir bawahnya menahan desahan lolos dari bibirnya itu dan mencoba menjauhkan tangan Darren darinya. Darren mendongak menatap wajah Stella dan berhenti “menyusu” sedangkan jarinya masih tetap bermain di bawah sana.
"Aku mau kamu." Ucap Darren serak dengan tatapan berkabut gairah.
Stella menggelengkan kepalanya, "Masih perih."
Darren menggeleng dan melumat bibir Stella singkat. Dia bangkit dan menarik kaki Stella sehingga tubuh wanitanya itu mendekat ke tubuhnya. Dia membuka paha Stella lebar dan mengalungkan kedua kaki Stella di lehernya. "Tenang, sayang! Nanti tidak akan perih lagi kalau sudah sering melakukannya." Darren tersenyum mesum.
“Brengsek” batin Stella dan lagi-lagi dia harus mengalah dengan tubuhnya yang memang juga menginginkan Darren menyatu dengannya.
"Aku mulai ya, sayang?!" Izin Darren dan Stella mengangguk samar. Darren kembali menyatukan tubuh mereka.
Untuk kesekian kalinya Stella mendesah, kedua tangannya meremas kuat sprei ranjang mereka.
“Sungguh nikmat.” batinnya.Stella yang masih mencoba mengatur napasnya tersentak saat Darren memulai aksinya untuk ronde berikutnya. Pria itu memang tidak pernah lelah apalagi bercinta dengan Stella yang sudah lama dinanti-nantikannya. Baru kali ini Darren merasa tidak pernah puas dan menginginkan tubuh wanita yang sama lagi dan lagi. Biasanya dia tidak pernah melakukannya dengan wanita yang sama. Setiap inchi tubuh Stella sudah menjadi candu baginya.
“Dia memang pantas menjadi istriku.” Batin Darren.
Darren memposisikan dirinya berbaring di samping Stella. Dia mengecup punggung Stella. Perlahan dia memperbaiki posisi Stella dan membawa gadis itu ke dalam dekapannya dan menutupi tubuh mereka dengan selimut. Dia mencoba menahan hasratnya untuk tidak menerkam Stella kembali mengingat istrinya itu masih merasakan perih. Maklumlah baru lepas perawan. Pikirnya. Darren tersenyum memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melt Her Heart (TAMAT)
Romance⚠️⚠️ Warning!!!! Mature Content. Attention : PLEASE DON'T COPY MY STORY!!! Stella Angelica Roosevelt, seorang gadis muda nan cantik berusia 25 tahun yang berprofesi sebagai seorang dokter spesialis jantung berkat kecerdasannya. Gadis berambut pirang...