Bab 4

116K 8.4K 218
                                    


Happy Reading ...

Pantas saja aku merasa kecewa, ternyata harapanku jatuh pada tempat yang salah, harusnya tiada tempat berharap lain kecuali di pangkuan Allah Sang Maha Cinta.

*Kalam Cinta Sang Gus*

Abel memeluk erat perempuan bercadar di depannya, kemudian bertanya, "Kak Maira, kan?" tanya Abel.

Wanita bernama Maira mengangguk. "Ning mengenal saya?"

Abel segera menggeleng, "syukron, jazakillahu khair," ucapnya kemudian memeluk Maira dengan erat, bahkan senyum lebarnya masih setia memperindah wajahnya yang sangat lugu. Entah alasan apa, Abel hanya ingin berterima kasih pada wanita itu, wanita yang sudah membuat Ilham beralih padanya.

Wanita bernama Maira sempat membeku karena bingung dengan tingkah atau maksud gadis yang dinikahi mantan tunangannya ini, ia juga memberikannya secarik kertas, namun Maira mengangguk meski tidak mengerti sama sekali maksud terimakasihnya dan tetap berlalu karena di belakang banyak tamu yang ingin memberi selamat juga.

Turun dari pelaminan Maira langsung menuju kamar mandi dan membaca surat yang diberikan Gadis itu. Pasalnya Maira begitu penasaran dan hatinya ketar ketir.
___________________________________________

Assalamu'alaikum Kak Maira.

Perkenalkan, namaku Syabella Khairani Rahman. Umur Abel masih delapan belas tahun dua bulan lalu ketika Abi dan Umi menanyakan kesiapan Abel buat nikah. Memang terpaut jauh dari umur Kak Ilham yang hampir tiga puluh. :) Sejak kecil Abel tidak suka dipanggil Sya, tapi untuk pertama kalinya Abel suka ketika Kak Ilham manggil Abel dengan sebutan Sya. Apalagi kalau Kak Ilham ngomelin Abel dengan berteriak 'Sya!', rasanya lucu sekali. :D

Kata Abi nikah sama orang yang belum di kenal itu indah, seperti kisah Abi sama Umi sewaktu muda. Abel harap juga seperti itu nanti, meski Abel sudah kenal Kak Ilham dari kecil. Oh iya, Abel memang seperti orang baru di dunia Kak Ilham, tapi doakan Abel biar jadi satu-satunya di hati Kak Ilham di masa depan. :') Sudah dulu ya, Kak, perkenalan singkat dari Abel. Abel harap bisa kenalan langsung lain hari, dan bercerita banyak hal. Sebelumnya Kak Ilham selalu nolak ketika Abel ngajak buat ketemu Kakak.

Bye, salam sayang dari Abel buat Kakak sekeluarga.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
___________________________________________

Maira mendesah lega, dia kira akan mendapat lontaran sarkas atau kalimat kebencian tertulis dalam kertas yang di berikan gadis itu, ternyata tidak. Dari tulisan sepertinya dia perempuan yang baik meski terlihat kekanakan.

***

Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya acara berakhir dengan sangat melelahkan setelah beberapa kali bergonta-ganti gaun, menuruti kemauan WO yang menurut Abel sangat menyebalkan. Di kamar pengantin serba putih dengan hiasan mawar merah dan putih itulah Abel duduk sembari memijat betisnya yang terasa ngilu. Wanginya bunga yang semerbak tak membuat rasa lelahnya serta merta hilang. Baru ketika sang suami memasuki kamar mereka, ada sesuatu  yang berdetak tak normal di hatinya. Rasa cinta mungkin masih tidak hadir dihati keduanya, tapi ini kedua kalinya untuk Abel tinggal di ruangan yang sama dengan beda jenis setelah semalam. Jujur, Abel merasa sedikit gugup  padahal sebelumnya Ilham sudah menjadi kerabat sendiri. 

Ilham memasuki ruangan dengan tatapan yang tak lepas dari abel sedikitpun, ada rasa kasihan ketika gadis itu sibuk memijat kakinya tanpa memimta bantuan ataupun mengeluh akan lelahnya. Beberapa saat berlalu dalam keheningan keduanya sibuk dengan lelahnya masing-masing, tidak ada yang bersuara atau berniat bertanya apapun sampai akhirnya ketukan mengalihkan fokus keduanya.

Kalam Cinta Sang GUS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang