Bab 30 (2)

128K 8.9K 2.3K
                                    

Percayalah, dibalik telatnya seorang Author update, ada usaha keras curi-curi waktu di tengah sibuknya. Tetap berusaha nulis dibalik pusingnya nyari ide.😁 harap jangan dihujat. Wkwk

Kasih emot lope-lope aja sini.💖
____________________________________________

Cepat atau lambat, sekarang atau nanti, seseorang akan merasakan jatuh dalam sebuah perjalanan.
Entah mendapat luka yang cukup parah, atau sekedar goresan, setiap manusia akan merasakan perihnya.

Kalam Cinta Sang Gus

"Kafa, kamu di sini?" tanya Syabella antusias, wajahnya berbinar mendapati seseorang itu datang. Padahal bukan Kafa yang membuatnya begitu bersemangat, tapi gadis yang sedang berdiri di belakang Kafa sambil dada-dada. Syabella sangat merindukannya.

"Sya, mau kemana? Duduk!" seru Ilham pelan.

Kaki kiri Syabella sudah beranjak untuk menyambut orang tersebut, tapi detik itu juga terhenti oleh suara suaminya. Syabella
menjatuhkan bokongnya di sofa ketika iris tajam Ilham terus saja menginterupsi agar ia segera duduk.

"Wa'alaikumussalam, silahkan duduk." Ilham mempersilahkan.

Setelah dipersilahkan, dengan begitu semangat Alana melangkah menuju Syabella kemudian duduk di sebelahnya. Baru saja ingin menanyakan kabar, tapi Syabella sudah memeluknya dengan erat. Alana tersenyum membalas pelukan Syabella.

Sedang Kafa duduk di depan Sahabatnya namun tersekat meja, sabit di wajah oriental itu telah terbit sejak beberapa menit lalu ketika melihat Syabella baik-baik saja. Iya, kadang selupa itu dia bahwa sahabatnya sudah memiliki malaikat penjaga selain dirinya. Tidak tahu diri sekali memang. "Sya, gimana Abi sama Umi Aisyah?" tanya Kafa.

Syabella mengangkat wajah, tersenyum seperti biasa lalu menjawab, "alhamdulillah, mereka semua baik."

Tidak mudah bagi Kafa untuk memulai perbincangan dengan suami sahabatnya itu, terasa canggung. Apalagi melihat mimik wajahnya yang tetap datar, meski tidak menghilangkan kesan ramah dan berkharismanya sebagai Gus, tetap saja menurut Kafa tak bersahabat. Atau karena beliau merasa cemburu padanya? Entahlah.

Kafa beralih memandangi Syabella dan Alana yang berbincang ringan namun tampak sinar kebahagiaan di mata keduanya.

"Sepertinya kalian cocok," cetus Ilham ketika melihat Kafa asik sendiri memandangi istrinya.

Sabit di wajah Kafa langsung cerah. "Iya, Gus. Karena kami sudah bersahabat dari kecil." Kafa menjawab sembari melihat tawa Syabella bisa lepas dengan Alana. Tidak salah ternyata mengajak gadis aneh itu ke sini.

"Tidak. Maksud saya bukan dengan ISTRI saya." Ilham sampai memberi penekanan di kata istri. "Tapi Alana. Kenapa tidak dihalalkan saja?"

"Hah? T-tidak saya ...."

"Tidak baik loh, berkhalwat dengan yang bukan mahram." Percayalah itu sindiran keras dari seorang Ilham, bedanya menggunakan bahasa super lembut. "Dalam hadist riwayat Bukhari, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda; “sesungguhnya Allah telah menakdirkan bahwa pada setiap anak Adam memiliki bagian dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Zinanya mata adalah penglihatan, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkarinya” lagipula tidak baik kemana-mana berdua tanpa ikatan halal. Bukankah begitu, Kai?"

Melihat wajah kusam Kafa membuat perut Ilham bergejolak ingin tertawa jahat. Tidak menyangka ia bisa menggurui lelaki yang berani menatap istrinya sedemikian rupa. Percayalah, itu bukan bentuk cemburu menurut Ilham. Itu hanya sekedar mengingatkan. Benar bukan?

Kalam Cinta Sang GUS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang