Bismillah...
Sesuai janji nih Author mau merevisi cerita iniHappy reading 🌷
***
"Ummi, Farah berangkat ya. Assalamu'alaikum!" pekik gadis itu diambang pintu.
"Wa'alaikumussalam. Hati-hati!" sahut Ummi dari dapur.
Azhikra Faradhiba yang akrab dipanggil Farah, gadis berperawakan Arab yang sangat manis. Hari ini hari pertama ia memasuki tahun ajaran baru, ya tentu saja hari pertama ia sekolah di Madrasah Aliyah Negeri Palembang.
"Yuk, Bi. Berangkat," katanya yang telah duduk diatas sepeda motor yang akan dikendarai oleh abinya.
"Hari ini matsamah, kan? Belum belajar berarti?" tanya Abi sambil menghidupkan mesin motor.
Farah yang belum bisa mengendarai kereta sendiri terpaksa harus antar jemput orang tuanya ke sekolah. Sepanjang perjalanan ke sekolah yang tak terlalu jauh dari rumahnya, ia bercerita banyak hal pada abinya.
"Belum, Bi. Biasa masih perkenalan gitu sama temen-temen, sama kakak kelas, sama guru-guru, sama lingkungan sekolah juga pastinya. Yaa seputaran itulah." Ocehan gadis itu.
"Jam berapa kamu pulang?" tanya Abi dengan pandangan yang fokus kedepan.
"Jam 12. Jangan kelamaan ya Bi jemputnya, nanti kalau anak Abi yang cantik ini diculik abang-abang gimana? Siapa mau tanggungjawab?" kata Farah yang kemudian terkekeh dengan ucapannya sendiri.
"Biarin aja, siapa tau si Abang jadi imamnya!" Abi tertawa.
Gadis itu menepuk punggung abinya, "Ih, jangan atuh. Farah masih mau sekolah, Abi mah aya-aya wae."
Abi menghentikan tawanya. Ia tau bahwa anak sulungnya itu sedang senang hari ini karena diterima di sekolah impiannya, sekolah favorite.
Tepat didepan gerbang sekolah, gadis itu turun dari sepeda motor yang dinaikinya.
"Inget ya Bi, jangan lama-lama jemput Farah," katanya sambil membenarkan hijabnya yang berantakan terkena angin diperjalanan tadi.
"Siap, anak manja!"
Jawaban Sang Abi membuat mata gadis itu membulat, mulutnya sedikit menganga, namun seketika ia tersenyum manis.
"Farah sayang, Abi. See you... Assalamu'alaikum!" katanya sambil mencium khidmat punggung tangan abinya.
"Wa'alaikumussalam," jawab Abi dengan seulas senyum diwajahnya.
Ya, begitulah Farah. Anak pertama dari tiga bersaudara, dua adiknya perempuan. Nafsah, yang saat ini duduk dibangku kelas 2 SMP dan Adhwa yang sekarang duduk di kelas 6 SD. Namun dari ketiganya, Farah-lah yang sangat manja pada kedua orang tuanya.
Gadis itu berjalan perlahan memasuki gerbang sekolah, matanya memonitor setiap sudut sekolah. Sunggingan senyum tak lepas dari wajahnya. Senyuman itu pula yang seolah menarik perhatian orang-orang disekitar untuk memandangnya.
Brukk!!
"Aduh!"
"Eh, maaf-maaf!" kata pria yang menabraknya dari belakang. Pria itu tak menolongnya, malah berlari kecil meninggalkannya.
"Dasar! Ga tanggung jawab banget sih jadi cowok! Awas aja kalau jumpa lagi samaku!" gerutu Farah sambil berusaha bangkit, membersihkan rok abu-abunya yang sedikit kotor.
Bel berbunyi, gerbang sekolah tampak sudah ditutup oleh Pak Satpam. Para siswa-siswi baru dibariskan di lapangan sekolah yang cukup lebar. Pembukaan diucapkan oleh Ibu Kepala Madrasah, juga beberapa kata sambutan dari orang-orang penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir [END]
Teen FictionSeorang gadis berdarah Sunda yang wajahnya memikat siapapun yang melihatnya. Harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditol...