Suara ketukan pintu terdengar, diikuti suara seseorang yang mengucap salam. Langkah wanita itu menuruni anak tangga satu persatu, "Wa'alaikumussalam. Sebentar..." katanya yang ingin menuju pintu.
Tangannya membuka pintu. Terlihat wanita bergamis coklat dengan tas selempang berwarna cream berukuran sedang yang ia kenakan. "Cari siapa ya, Mbak?" tanya Farah.
Wanita itu tersenyum, "Abhi-nya ada?" Ia balik bertanya.
"Abhi masih kerja, sebentar lagi pulang. Kalau boleh tau Mbak ini siapanya Abhi, ya?"
"Saya....ah nanti saja tanyakan pada Abhi siapa saya." Ia tersenyum, "Boleh saya menunggunya sampai pulang kerja?"
"Oh iyaa silahkan masuk mbak." Farah mempersilahkan wanita itu duduk di ruang tamu. Ia bergegas ke dapur untuk membuatkannya teh.
Tak lama kemudian, Farah kembali menghampirinya dengan nampan yang terdapat secangkir teh dan sepiring brownis cokelat. Farah melihat wanita itu tampak memperhatikan sekelilingnya, namun matanya lebih tertuju pada foto pernikahannya dan Abhi yang terpampang di dinding ruangan itu.
"Silahkan, Mbak." Farah meletakkan secangkir teh dan sepiring brownis diatas meja.
"Ehh iya ga usah repot-repot." Ia tersenyum tipis.
Setelah meletakkan nampan ke dapur Farah kembali ke ruang tamu, duduk di sofa yang berhadapan dengan tamunya..ah tidak mungkin lebih tepatnya tamu suaminya.
"Mbak teman sekolah Abhi, ya?" tanya Farah memecah keheningan.
Wanita itu tersenyum, "Kamu serius ga tau siapa saya?" Pertanyaan Farah dijawab dengan pertanyaan olehnya.
Farah mengernyit bingung, mencoba mengingat-ingat wajahnya. Namun sama sekali tak terbesit diingatannya siapa wanita dihadapannya itu.
Wanita itu meneguk tehnya, setelah itu ia tertawa kecil menatap Farah yang tampak bingung, "Terkadang memang begitu, tak sedikit orang yang melupakan masa lalu. Tapi saya yakin, Abhi tidak akan melupakan masa lalunya ini."
Mendengar perkataannya otak Farah semakin bekerja mencari siapa dan apa maksud wanita dihadapannya, "Maksudnya, Mbak ini masa lalunya Abhi?" tanyanya canggung.
"Abhi tidak memberi tau siapa saya pada istrinya? Ah keterlaluan sekali dia!" Wanita itu tertawa.
"Baiklah, jika Abhi belum memberi tau istrinya siapa saya? Mungkin inilah saat dimana istri Abhi harus tau siapa saya dalam kehidupan suami kamu, Farah." Kata-katanya terdengar serius.
Ia merogoh tas berwarna cream berukuran sedang yang ia bawa. Terlihat ia mengeluarkan mushaf berwarna maroon, ia meletakkannya diatas meja.
"Saya kembalikan ini, bilang pada orang yang sekarang sudah menjadi suamimu pemberiannya yang lain akan segera menyusul untuk saya kembalikan!"
Jelas Farah semakin tak paham dengan apa yang dimaksud oleh wanita itu, "Maaf bisa Mbak jelaskan ini maksudnya apa, ya?"
Wanita itu sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan, "S a y a m a n t a n s u a m i k a m u," katanya pelan dan perlahan namun perkataannya benar-benar membuat Farah tak percaya. Bagaimana bisa? Apa Abhi pernah pacaran dengan wanita itu? Apa masih ada masa lalunya yang tidak Farah ketahui?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir [END]
Teen FictionSeorang gadis berdarah Sunda yang wajahnya memikat siapapun yang melihatnya. Harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditol...