Dari kecil saya tidak pernah benar-benar berhasil untuk membiarkan emosi saya bebas, selalu terpendam dan makin hari makin menumpuk, makin terasa gejolaknya. Saya juga selalu cari cara agar beban yang makin terasa menggerogoti hati dan pikiran ini hilang, saya sudah menangis meraung-raung bahkan sampai air mata saya tidak mau keluar dari tempatnya tapi tetap tak memberi kelegaan apa-apa. Pada akhirnya pilihan saya hanya satu, menyakiti diri sendiri, lagi, lagi, dan lagi. Maaf untuk saya dan kuatlah bersama diri 'saya'.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTULA
PoetryKalau kamu gak suka baca rentetan kata-kata panjang, coba baca ini yuk! Siapa tahu hatimu lega.