Pada akhirnya semua rasa sakit, marah, kecewa dan sedih berkumpul jadi sepenggal kalimat yang saya sendiri bingung harus bagaimana menggambarkannya, atau lebih tepatnya gak tau sama keadaan sendiri. Mungkin tempo hari saya terlalu banyak diam dan takut itulah kenapa mengutarakan apa yang saya rasakan seperti sebuah pantangan. Jika ditanya kenapa, mungkin jawabannya akan jadi sederhana, saya cuma takut merusak suasana hati orang lain saat itu. Hanya itu? Ya, seklise itu. Tapi ternyata, justru berdampak buruk untuk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTULA
PoetryKalau kamu gak suka baca rentetan kata-kata panjang, coba baca ini yuk! Siapa tahu hatimu lega.