Bagaimana bisa kenyataan menjadi sebuah ketakutan terbesar di bumi?
Mengapa ekspektasi selalu jadi sumber kebahagiaan?
Apa semua usaha masih kurang keras, untuk mendapat jeda bernafas dari kegagalan-kegagalan yang terus terjadi?
Lalu, dimana tempat tenang yang bisa disinggahi untuk sekedar melepas penat setelah ditampar habis-habisan oleh dunia?
Kapan semua suara bising di kepala ini bisa hilang? Seolah semua ucapan jahat terekam begitu jelas di sana.
Siapa yang bisa di jadikan sebagai rumah? Tempat untuk pulang tanpa takut kena tikam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTULA
PoesíaKalau kamu gak suka baca rentetan kata-kata panjang, coba baca ini yuk! Siapa tahu hatimu lega.