ii. That Night ▪︎ Yang Jeongin/Lee Felix

548 31 2
                                    

Angstober ii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angstober ii.
"You said you loved me"

(Antares--Lee Felix/ Nerandra--Yang Jeongin)

Warn: agak rated dan ini bxb.

▪︎▪︎▪︎

NERANDRA MASIH mengingat kejadian malam itu. Malam sebelum Ares pergi, meninggalkan secarik kertas berisi pujangga cinta akan betapa pengecut dirinya.

Mereka tengah memeluk satu sama lain di dalam balutan selimut. Memberi sentuh, kecup, menyibak surai, menarik tuk mendekat, membiarkan bibir menyentuh siku leher hingga bahu, deru napas menerpa wajah, kedua netra Ares--atau yang ia sapa setiap hari "Kak Ares"--sayu di bawah sorot lampu jingga, hangat menyelimuti mereka. Lalu, bibir mereka bertaut kembali, seakan enggan lepas atas dasar kata ingin.

Kemudian, Ares berhenti.

"Seharusnya kita tidak melakukan ini," ucapnya dengan nada serta tubuh bergetar. Kala itu, Nerandra menatap langsung ke dalam netra Ares, hanya kehancuran yang ia temukan di sana.

"Kak, kenapa?" Nerandra bertanya pelan--hampir-hampir suaranya tertahan, berusaha menggapai ujung surai Ares. Namun, hendaknya ia menulusuri helaian pirang--ah, sebelumnya itu berwarna merah, merah adalah warna yang paling cocok untuknya--tetapi tangannya ditepis kasar oleh Ares.

"Regi--" Kali ini kedua tangan menutupi wajahnya, layaknya menyembunyikan kerapuhannya. Sela-sela gemetar, Nerandra dapat mendengar isak tangisannya, "--seharusnya kita enggak melakukan ini. Kita enggak boleh. Ini salah."

"Kak--"

"Aku suka sama kamu, Regi," ucapannya dipotong cepat oleh Ares, seakan menyuruhnya tuk berbisu. "Suka banget, mungkin sudah sampai tahap cinta."

"Kak--"

"Tapi, kita ini enggak mungkin!" Ares meninggikan suaranya. Di depan Nerandra, Ares terlihat serapuh serpihan kaca. Setelah itu tiada satu pun dari mereka yang mengeluarkan suara. Keheningan menyelimuti dan kedua belah pihak kentara sekali tak ingin memecahkannya.

Ares mengambil potongan kausnya, lalu pergi. Meninggalkan Nerandra sendiri.

Samar-samar Nerandra mendengar ucapan; "Maafkan aku."

Setelah malam itu, Ares pergi. Mengambil seluruh pakaiannya, alat-alat gambarnya, segalanya tentang dirinya, dan hanya menyisakan secarik kertas pujangga. Tatkala Nerandra berusaha menemukan apa pun yang bersangkut dengan Ares, dimulai dari; aroma; jejak-jejak cat semprot; kaleng-kaleng bir; dan beberapa puntung nikotin. Hasilnya nihil. Ares layaknya ditelan bumi.

"Katanya, kau menyukaiku," Nerandra berucap entah kepada siapa pun yang dapat mendengarnya. Tetapi, ia di sini sendirian, di apartemen yang dulunya mereka naungi bersama. Dulunya, apartemen ini selalu berisi semburat tawa, keusilan, sentuh penuh afeksi. Tidak pernah sekali pun Nerandra berpikir akan sehampa ini, sedingin ini.

"Lalu, mengapa kau pergi dari sisiku?" Nerandra tertawa, membiarkan netranya menjejak bening--bergulir hingga masuk melalui sela bibirnya.[]

.

.

.

StarburstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang