Angstober iii.
"You weren't here when I needed you the most"(Lee Felix-Kim Seungmin)
Pinjem anak kak sha (sonnenbIum, saya buka jasa free tag) di book "things we do in the dark."▪︎▪︎▪︎
"LEE FELIX berkelahi dengan kakak kelas!"
Adalah hal yang sengaja diumbar-umbar agar siswa-siswi merasa tertarik dan ikut menonton kejadian tersebut, memotret, merekam, lalu menyebarkannya ke media massa. Ironis, tiada yang ingin membantu melerai hal tersebut. Seluruhnya berujar bahwa mereka takut terseret masalah yang bukan urusan mereka, dan takut jikalau menjadi imbasan. Padahal kenyataannya mereka menikmati detik-detik salah satunya tumbang dan berukir sungging puas, di balik topeng khawatir.
Semua manusia itu munafik, itulah yang Kim Seungmin yakini. Bahkan dirinya pun termasuk dalam golongan munafik itu.
Yang Seungmin lakukan tatkala mendengar sorak-sorai tak tahu malu yang menginginkan Felix lanjut, atau pihak lain menahan kesakitan agar dapat mengukir lebih banyak darah pada tubuh Felix, adalah menyumpal earphone seakan dunianya hening tiada gangguan apa pun. Ia harus belajar, ia harus mendapatkan peringkat pertama, dan ia seharusnya tak memikirkan apa pun. Seharusnya. Tetapi netranya memicing ke luar jendela, guru olahraga berusaha melerai keduanya dan berhasil dihentikan. Lee Felix meneriakkan sesuatu kepada guru olahraga, menepis tangan beliau, lalu pergi begitu saja. Guru olahraga hendak memarahinya, namun tak jadi karena kondisi kakak kelas yang cukup prihatin. Sialan, konsentrasi Seungmin bercerai-berai berkat Lee Felix.
Ia mengambil sekotak P3K kecil dan air putih dari tas dan menuju atap.
.
.
.
Langit berkelabu biru, awan menutupi mentari. Memberi efek sejuk, agak dingin. Sesuai dugaannya Felix pasti berada di sini. Bersandar di samping pintu, menahan rasa sakit yang menyetrum pada sekujur tubuhnya.
"Ngapain kamu di sini?" Felix bertanya seraya mengusap ujung bibirnya yang terluka, membiarkan cairan merah merembes masuk ke ujung kemeja putihnya. Ekspresinya tak menunjukkan persahabatan.
"Menurutmu?" Seungmin mendekatinya, membuka kotak P3K. Menuangkan air pada kapas yang ia jepit--secara hati-hati agar tak berceceran.
"Memangnya kamu disuruh siapa sampai mau mengobatiku?" Felix berujar sinis. "Kamu, Kim Seungmin si juara kelas. Disuruh sama guru atau kamu kerasukan?"
Seungmin lebih memilih diam daripada menghadapi mulut Lee Felix yang minta dijahit. Ia membersihkan luka pada ujung bibir Felix dan bocah Lee meringis.
"Enggak usah, aku bisa sendiri." Felix merebut capitan kapas dari Seungmin dan berakhir jidatnya disentil Seungmin. Tak jadi merebut kapas.
"Diam bocah." Seungmin mengambil kapas baru, kali ini menuang alkohol ke permukaannya. Lalu, sengaja menekannya keras-keras agar Felix kesakitan. Diam-diam, Seungmin mengatakan kata; mampus, rasain--dalam hati.