CHAPTER 09 : Liar

8.1K 556 98
                                    


"You gotta be fucking kidding me,"

Jennie menatap sahabatnya yang masih terbaring diatas kursi pantai sembari menatap keempat keponakannya sedang bermain di kolam renang di hadapan mereka.

Saat Ahra tidak menjawab kalimatnya, gadis itu menggeleng kecil, sejenak tergelak seolah tidak percaya dengan kalimatnya.

"Pernikahan kalian bahkan belum genap satu bulan!" ucap Jennie kembali.

Mereka saat ini sedang berada di rumah keluarga Jennie, tepatnya di kolam renang, dimana Ahra memperhatikan para keponakan Jennie sedang bermain-main disana.

Ahra melepaskan kaca mata hitam miliknya, "Aku sudah yakin dengan keputusan itu," katanya.

"Are you sure? I mean-" Jennie terhenti sesaat berpikir, "Aku pikir pernikahan kalian baik-baik saja,"

"Aku mengerti Jennie," Ahra menjawabnya, sesaat menoleh pada sahabatnya itu, "Tapi ternyata tidak semudah itu. Aku yakin kau pasti mengerti kalau aku memilih jalan ini demi kebaikan semua orang," ucapnya kembali.

"Kebaikan semua orang atau hanya untuk memenuhi keinginanmu saja, Ahra? Apa Sehun menyetujui gugatan cerai kalian?"

Ahra kembali terdiam mengingat laki-laki itu. Dia bilang dia sedang berada di Jepang untuk sebuah acara fashion show hari ini.

"Aku sedang berusaha untuk hal itu," Ahra menjawab.

"Berusaha mendapatkan persetujuannya?" Jennie bertanya, memastikan. Dan saat dia melihat Ahra hanya tersenyum kecil, gadis itu kembali menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi pantai yang sedang dia duduki saat ini.

"Pikirkan lagi, Ahra." Jennie berucap, "Jangan egois."

"Apa kau sedang membela Sehun?" Ahra melirik sahabatnya kembali membuat kedua alis Jennie bertaut menatapnya.

"I'm not. Aku hanya memintamu untuk memikirkan keputusanmu kembali. Pernikahan dan perceraian bukanlah hal sepele yang bisa kau putuskan dengan sesuka hati, okay? Think about it again."

Ahra menghela nafasnya, memperhatikan saat Yerim, salah satu keponakan Jennie tertawa diatas floaties besarnya yang berbentuk unicorn.

"Aku sudah memikirkannya berkali-kali, dengan begitu matang. Dan aku sudah memutuskan bahwa aku tidak mau selamanya berada dalam ikatan pernikahan tanpa rasa cinta ini, Jennie." ucapnya, begitu lirih.

Mendengar kalimat itu, Jennie terdiam. Membenarkan kalimat Ahra karena jika dirinya yang ada di posisi Ahra, dia mungkin juga akan melakukan hal yang sama.

"Kau tau Ahra, jika itu demi kebaikanmu, sebagai sahabat aku hanya bisa mendukung semua keputusanmu. Well-meskipun Sehun juga dekat denganku, tapi percayalah, sedikitpun aku tidak akan memaksamu untuk tetap menjalani hal yang tidak membuatmu bahagia."

Kalimat Jennie membuat Ahra tersenyum kecil, "Kim Jennie, kau adalah satu-satunya orang yang mendukung keputusanku. Kau tau seberapa besar berartinya itu untukku, 'kan?"

Jennie tersenyum kecil saat dia meraih segelas jus jeruk yang berada di atas meja kecil diantara mereka, menyedot isinya melalui metal straw disana sebelum berucap, "Itulah yang dilakukan teman sejati, kau tahu, saling mendukung dan menguburkan mayat bersama-sama saat salah satu diantara kita membunuh seseorang,

Lelucon Jennie di akhir kalimatnya membuat Ahra tergelak geli, "Kau benar, kita harus menguburkan mayat bersama-sama suatu saat nanti,"

Dan keduanya kembali tertawa geli bersama-sama.

Di tengah tawa kedua gadis cantik itu, tiba-tiba saja ponsel Jennie yang diletakkan diatas meja tepat diantara mereka berdering nyaring, membuat perhatian keduanya teralihkan.

Oh Sehun's Bride • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang