Bab 7 [REVISI]

1.6K 68 3
                                    

Haii readerss, sebelumnya maaf ya untuk kengaretan aku dalam nulis cerita ini karena emang lagi writer block banget mana tugas banyak banget kan, jadi ga sempat lanjutin cerita ini. So enjoy for the Story💚

 So enjoy for the Story💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading~

Nayya menghampiri lelaki itu dengan sedikit gemetaran karena memang lelaki itu adalah pelanggan pertamanya terlebih lelaki itu memiliki daya tarik tersendiri bagi Nayya.

Lelaki itu tersenyum kecil yang mungkin hanya bisa dilihat samar-samar dibalik topi besarnya itu oleh Nayya. Nayya tersipu malu, namun sedetik kemudian dia menyadarkan dirinya untuk tetap anggun dan jual mahal pada setiap lelaki.

“Nathan. You can mark me in your heart.” Nayya mengenyitkan dahinya tanda tak paham atas ucapan lelaki itu.

“Nama saya Nathan. Saya baru ke sini jadi saya bingung harus bertanya pada siapa,” ujarnya sedikit kaku dan canggung membuat Nayya merasa iba.

“Dari mana asal anda, tuan?”

“Saya dari London.” Nayya mengangguk-anggukkan kepalanya pantas saja dia tadi memakai aksen favorit Nayya.

“Ke mana tujuan anda, tuan? Adakah tempat untuk disinggahi di sini? Kerabat 'kah atau keluarga 'kah?” tanya Nayya dengan sorot mata khawatir. Entah mengapa Nayya menatap Nathan dengan tatapan khawatir jelas-jelas dia baru kenal dengan Nathan.

“Nayya, antar ini ke meja nomor 23!” Nayya berbalik dan menatap temannya yang sedang memanggilnya untuk mengantar pesanan. Lalu kembali menatap Nathan yang masih terdiam menatap Nayya.

“Ah aku dipanggil dulu, silahkan diminum dulu kopinya tuan,” ujarnya lalu bergegas pergi untuk mengantar pesanan pelanggannya.

***

Sudah hampir jam 11 malam tetapi Nathan tetap berada di sana meski sudah hampir larut malam sambil memperhatikan Nayya yang sedang sibuk membersihkan tempat kerjanya.   Entah apa yang ada dipikiran Nathan, dia terus menatap gerak gerik Nayya sambil tersenyum kecil hingga akhirnya tatapan keduanya bertemu seolah-olah keduanya memiliki daya tarik tersendiri, Nayya salting sendiri saat melihat dirinya ditatap oleh Nathan.

Setelah selesai, Nayya menghampiri Nathan untuk sekadar bertanya saja mengapa dirinya terus disini dan tidak pulang.

“Nunggu seseorang?” tanya Nayya dibalas anggukan oleh Nathan.

“Saya sedang menunggu kamu.” Nayya kebingungan, kenapa dia menunggunya jelas-jelas dia tidak punya hubungan kekerabatan dengannya.

Alterego [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang