Bab 5 [REVISI]

2.2K 88 4
                                    

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK DENGAN VOTE DAN KOMEN SEBAGAI BENTUK APRESIASI AUTHOR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK DENGAN VOTE DAN KOMEN SEBAGAI BENTUK APRESIASI AUTHOR

Happy Reading


N

ayya mengerjapkan matanya berkali-kali lalu merasakan sakit yang hebat dibagian kepalanya. Nayya meringis kesakitan lalu melirik ke arah arlojinya yang menunjukan pukul 11 siang, dia melihat ke sekeliling kelasnya yang sepi karena sekarang jadwalnya pelajaran olahraga.


Amanda dan Sherin pasti ada di lapangan jadi Nayya bergegas ganti baju dan pergi ke lapangan, cuacanya cukup panas sehingga Nayya memicingkan matanya karena terlalu silau.

Samar-samar Nayya melihat seorang wanita dengan baju bangsawan berdiri diujung ring basket dan memperhatikan Nayya dari jauh. Nayya semakin memicingkan matanya untuk memastikan bahwa itu hanya halusinasinya saja karena mana mungkin ada wanita yang memakai pakaian itu dizaman sekarang terlebih disekolah.

Nayya terus mendekati ke arah ring basket untuk memastikan bahwa itu hanya halusinasinya tanpa memperdulikan bahwa teman laki-lakinya sedang heboh bermain basket. Teman-teman ceweknya sudah memperingati Nayya agar menjauh dari lapangan basket itu, tapi Nayya tak menggubris larangan itu.

Dan ...

BRUK

Seketika pandangan Nayya memburam, kakinya seakan melayang, tubuhnya tak mampu lagi menopang massa tubuhnya dan Nayya pun ambruk seketika. Teman-temannya menjerit histeris saat Nayya pingsan begitu pun teman laki-lakinya yang tak sengaja melempar bolanya ke arah Nayya dan berniat meminta maaf, namun tak sempat karena Nayya keburu pingsan.

***

Nayya terbangun dan terkejut karena dirinya berada di ruangan kosong yang gelap tanpa lampu, tanpa lubang cahaya, pengap. Nayya sangat benci dengan ruangan gelap dan sempit sehingga dirinya merasa gelisah.

Hingga sedetik kemudian Nayya melihat setitik cahaya terang diujung ruangan itu seolah-olah ada jalan keluar dari tempat ini. Nayya berlari sekencang mungkin untuk keluar dari ruangan ini karena ruangan ini membuatnya prustasi.

Nayya terus mengejar setitik cahaya itu, namun sialnya semakin Nayya berlari cahaya itu semakin menjauh Nayya tak sanggup lagi untuk mengejarnya. Nayya menyerah, bahkan belum setengah perjalanan Nayya menyerah.

"Hey!"

"Hey Kanayya!"

"Kanayya bangun! Kejar cahaya itu, masih ada setitik cahaya terang di sana. Jangan cepat menyerah! KANAYYA!"

Alterego [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang