Sequel: Jung Chanwoo, a Real Psycho

562 75 0
                                    

"Chanwoo, bisakah kau menolongnya?" Kau melihat Bobby yang nampak sekarat dengan posisi tangan tergantung rantai. "Dia bisa kehilangan nyawanya."

Chanwoo meletakkan berkasnya di meja kecil, dan kedua tangannya kembali memelukmu yang masih berada di pangkuannya.

"Memang itu mauku, tapi aku belum puas menyiksanya." Kemudian Chanwoo memberi isyarat pada Jungkook dan Yugyeom untuk membawanya ke ruangan lain.

Kau hanya bisa menatapnya sedih karena harus dipapah dua orang. Darahnya bahkan menetes sepanjang dia melangkah.

Bobby benar-benar mempunyai ketahanan fisik yang mengerikan. Bila orang biasa yang mengalaminya, pasti sudah meninggal dengan luka-luka menyakitkan macam itu.

Melihat ruangan ini, membuatmu begitu ngeri. Sudah berapa banyak nyawa hilang di ruang penyiksaan ini? Jadi, berita hilangnya orang-orang di luar sana adalah ulah Chanwoo.

Chanwoo mengusak pucuk rambutmu dengan hidungnya, tidak biasanya dia semanja ini. Kau membiarkannya, sembari berpikir keras bagaimana menghentikan perbuatannya.

Dia adalah anak yang pintar. Kau harus bisa bernegosiasi dengan logika yang bisa diterimanya.

"Chanwoo," panggilmu perlahan. Dia berhenti mengusak rambutmu dan menanggapi panggilanmu.

"Kalau kau terus membunuh orang, populasi di kota ini akan menurun drastis. Hal itu akan menjadi kejahatan tingkat internasional, hingga kekuasaan Appa-mu menjadi tidak berguna lagi untuk melindungimu."

Chanwoo terdiam mendengar ucapanmu. Kau hanya bisa berdoa semoga hal itu bisa menyadarkannya dan menghentikan perbuatannya.

"Kau benar, Noona." Kau hampir saja tersenyum lega sebelum dia melanjutkan ucapannya. "Kalau begitu, mereka berenam saja cukup untuk menemaniku bermain selamanya. Aku akan membeli apartemen di lantai atas."

.

"Ayo, Noona." Chanwoo turun dari mobilnya. Kau menatap ngeri sebuah gudang pelabuhan tua yang letaknya cukup jauh dari pusat kota.

Mau tak mau kau harus mengikuti permintaannya, atau dia akan melakukan sesuatu pada salah satu anggota keluargamu.

Dia membuka pintu besi itu, menimbulkan suara derikan yang mengerikan. Apalagi sekarang sudah malam. Suasana begitu mencekam.

Chanwoo mengambil sebuah remote kecil dan menuntunmu untuk duduk di dua kursi yang sudah disiapkan di sana. Dia mengetik sebuah pesan. Kau menjulurkan kepalamu untuk melihat isinya dan dia membiarkan saja.

Datanglah ke gudang pelabuhan perbatasan kota dalam waktu 20 menit. Atau gambar ini akan terbongkar ke publik.

Kau terbelalak melihat pesan itu, beserta bukti gambar berbeda yang dikirimkan Chanwoo ke masing-masing nomor ponsel Kim Hanbin, Koo Junhoe, dan Kim Donghyuk. Itu adalah gambar saat mereka terlihat bersama korban terakhir kalinya sebelum dinyatakan menghilang atau meninggal.

"Chanwoo, apa yang akan kau lakukan?!" marahmu, sekaligus khawatir karena mereka bertiga adalah pembunuh dan Chanwoo malah memanggil mereka semua sekaligus ke sini.

Sementara Jungkook dan Yugyeom tidak ada di sini, entah kemana mereka pergi. Sepertinya, Chanwoo telah memberi arahan pada mereka untuk pergi ke suatu tempat sejak siang tadi.

"Cukup lihat saja, Noona," ucapnya sembari membuka game di ponselnya. Kau menghela nafas kesal. Bila sudah begini, Chanwoo tidak akan lagi menanggapi ucapanmu. Sekarang yang bisa kau lakukan hanya diam dan menunggu apa yang akan terjadi 20 menit kemudian.

KRIET!

Kau yang hampir ketiduran langsung tersentak kaget saat mendengar suara derikan pintu yang terbuka.

Chanwoo nampak puas melihat tulisan 'You Win!' di layar ponselnya sebelum berdiri, dan mengalihkan atensinya pada pintu di depan kalian. "Oh, mereka benar-benar tepat waktu!"

Kau ikut berdiri di samping Chanwoo. Dan tubuhmu bergetar ketakutan saat melihat Kim Hanbin dan Koo Junhoe memasang ekspresi mengerikan, sementara Ketua Osis kalian masih memasang wajah tenang seolah tak ada apapun.

"BRENGSEK! APA MAUMU, BOCAH?!" murka Hanbin dengan tatapan mematikan. Dia diam saja sudah mengerikan, apalagi sampai marah seperti ini. Tapi, Chanwoo terlihat santai dan tak sedikitpun merasa takut.

"Kau pikir bisa melakukan apa saja berkat kekuasaan Appa-mu?!" Kali ini Junhoe yang bertanya dengan nada rendah yang mengerikan.

"Apa kau masih belum puas dengan menculik Bobby Kim?" Kali ini pertanyaan Donghyuk mampu membuat semua orang disana mendelik kaget, kecuali Chanwoo yang malah tersenyum lebar. "Oh, bagaimana kau bisa tahu?"

"Tentu saja. Aku tahu kejahatan kalian semua. Tapi, aku diam karena aku tidak perduli."

"Ckck. Ketua Osis macam apa itu." Kau ingin memukul Chanwoo saat dia memasang ekspresi sok prihatin.

"Sudahlah, aku akan membunuhnya." Junhoe mengeluarkan pisau lipatnya. "Ada kata-kata terakhir, anak manja?"

"Ada," ucapnya sembari memasangkan masker gas padamu dan dirinya sendiri. "Selamat tidur. Semoga bermimpi indah, sebelum menjadi kenyataan buruk."

Donghyuk yang menyadarinya segera berlari menuju pintu, namun sudah terkunci dari luar. Pasti Jungkook dan Yugyeom yang melakukannya.

Gas muncul dari berbagai sisi ruangan begitu Chanwoo menekan tombol remote di tangannya. Ketiga lelaki di depanmu berusaha menutup pernafasan mereka dengan lengannya. Junhoe dan Hanbin berlari untuk menerjang Chanwoo, sementara Donghyuk berusaha membuka pintu besi tersebut.

Gas bius itu sangat tebal dan pekat, membuat mereka kehilangan arah saat Chanwoo menarikmu menjauh.

Setelah mereka berdua sampai di hadapan kalian, mereka sudah nampak lemas dan linglung. Lalu terjatuh pingsan begitu saja sebelum mampu menyentuh Chanwoo.

Lima menit kemudian, gasnya mulai menipis. Kau bisa melihat Donghyuk yang pingsan di dekat pintu keluar.

Chanwoo menelpon Jungkook dan memberinya intruksi untuk masuk. Pintu besi itu terbuka, menampilkan Jungkook dan Yugyeom yang juga mengenakan masker gas.

"Bagaimana dengan yang lainnya?" tanya Chanwoo begitu mereka berdua sampai di hadapan kalian.

"Kami sudah membawa Kim Jinhwan dan Song Yunhyeong."

Kau terbelalak. "Chanwoo! Kau benar-benar akan menculik mereka semua?!"

Chanwoo menatapmu dengan ekspresi senang. "Yap. Rencanaku bagus, 'kan, Noona? Dalam sehari aku bisa mendapatkan 5 teman bermain baru!"

Rasanya kau ingin menangis.

Mengapa Chanwoo sekejam ini?

Apa yang harus kaulakukan agar dia mau membebaskan mereka semua?

Kaumohon, semoga suatu hari nanti kau bisa menemukan cara untuk menghentikan semua kegilaan ini.

You In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang