Prequel: Jung Chanwoo, First Met

346 49 1
                                    

"Eomma, aku berangkat!" Chanwoo melambaikan tangannya dengan ceria. Kepala kecilnya menyembul dari kaca mobil.

Sang Eomma membalas lambaian putra kecilnya yang berangkat menuju Sekolah Dasar.

Chanwoo mengerjab bingung saat sopir pribadinya malah berbelok ke arah yang berlainan dari sekolahnya.

"Paman, sekolahnya 'kan ada di sana," ucap Chanwoo sembari menunjuk ke arah kiri.

Sang Sopir hanya tersenyum dan mengatakan bahwa mereka akan mampir ke taman bermain.

Chanwoo yang sangat suka bermain langsung menyetujuinya dengan antusias, dan melupakan sekolahnya begitu saja.

Chanwoo menggeleng takut saat sopirnya ternyata mengajaknya masuk ke rumah kosong. Dia takut ada hantu disana, karena rumah itu nampak mengerikan dan tak terawat.

"Paman, lepaskan aku!" Chanwoo berusaha memberontak saat sopirnya membawa paksa dirinya untuk masuk ke dalam.

Chanwoo menggigil ketakutan saat dirinya diikat di kursi kayu. Ia tak menyangka sopir yang sudah dianggapnya seperti paman tega melakukan hal ini padanya.

"Maaf, sudah membohongimu selama ini, bocah."  Sang Sopir mengusak rambut Chanwoo, kemudian menelpon bosnya, memberi laporan bahwa ia berhasil menculik anak dari Konglomerat Jung.

Sepuluh menit kemudian, pintunya terbuka. Sang Sopir mengenyit heran mendapati anak buah bosnya yang datang hanya seorang diri.

"Hei, ada apa ini?! Lepaskan aku!" tanya Sang Sopir kebingungan saat anak buah bosnya melepas ikatan Chanwoo, lalu tiba-tiba menahan kedua tangannya.

"A-AKU SUDAH MENANGKAPNYA!"

BRUK!

Sang Sopir terbelalak melihat bosnya diseret dan dilempar ke lantai oleh beberapa pria. Wajah bosnya nampak babak belur dan tak berdaya.

"Beraninya kau menculik anakku." Nyonya Jung melangkah masuk dan menatap Sang Sopir tajam.

Selama ini Nyonya Jung sudah curiga, dan menyuruh pengawalnya untuk mengawasi pergerakan sopirnya.

Salah satu pengawal mencoba untuk mengamankan Chanwoo. Tapi anak itu terlihat ketakutan dengan semua orang di ruangan ini.

Ia sempat memberontak saat Nyonya Jung menyentuhnya, namun segera memeluknya erat setelah menyadari bahwa wanita itu adalah Eommanya.

"Habisi mereka," perintah Nyonya Jung yang begitu marah melihat kondisi Chanwoo.

Anak itu hanya diam dengan tatapan kosong. Ia tak berekspresi apapun saat melihat para pengawal Eommanya menghajar habis-habisan bos, anak buah dan sopir di depannya.

Melihat wajah-wajah penuh kesakitan.

Mendengar teriakan-teriakan memohon ampunan.

Mencium aroma anyir yang menguar.

Oh, entah mengapa tiba-tiba Chanwoo merasakan sensasi yang sangat menyenangkan.

.

Seminggu kemudian Chanwoo kembali bersekolah seperti biasanya. Eommanya berusaha membuatnya terhibur dengan mengajaknya berkeliling Eropa selama 7 hari.

Eommanya bahkan menyewa bodyguard seumuran untuk menjaganya di sekolah.

Namun, Chanwoo sekarang sudah berubah menjadi anak yang pendiam. Ia tak lagi ingin berbaur dengan siapapun. Rasanya seperti semua adalah orang jahat, yang hanya berpura-pura baik.

Tak ada siapapun yang bisa ia percaya selain Eomma dan Appa-nya.

"Hei, boleh aku duduk disini?"

Chanwoo menatap dingin seorang gadis yang tersenyum ramah padanya. Ia memilih tak menanggapinya dan kembali berfokus pada makanan di depannya.

"Kau selalu sendirian, aku akan menemanimu kalau begitu." Gadis itu tetap bersikukuh dan duduk di sebelah Chanwoo.

Sesekali gadis itu mengajaknya berbicara meski Chanwoo sama sekali tak menanggapinya. Hingga berakhir gadis itu yang bercerita hal-hal menarik.

"Oh, bel masuk sudah berbunyi. Aku duluan!" ucap gadis itu ceria. Chanwoo menghela nafas kesal, akhirnya ia bisa tenang.

Hari-hari berikutnya, gadis itu selalu menemani Chanwoo makan setiap beberapa kali dalam seminggu. Chanwoo tak pernah menanggapi ataupun menolak secara langsung. Ia hanya mendiamkan dan sesekali menunjukkan ekspresi sebal karena merasa terganggu.

Hingga setelah gadis itu lulus, Chanwoo merasa ada yang hilang. Meski gadis itu sangat cerewet, namun tanpa sadar Chanwoo telah terbiasa mendengar ocehannya. Membuat hidupnya lebih berwarna.

Dua tahun kemudian, Chanwoo masuk ke Sekolah Menengah Pertama yang sama dengan gadis itu.

Tanpa memikirkan gengsi atau malu, Chanwoo langsung duduk di sebelah gadis itu yang tengah makan siang bersama teman-temannya.

Gadis itu tersenyum senang melihat Chanwoo ternyata satu sekolah dengannya. Di matanya, Chanwoo kini nampak seperti beruang kecil yang mencari induknya.

Perlahan Chanwoo mulai menunjukkan sosok dirinya yang ceria dulu pada gadis itu. Chanwoo merasa nyaman, karena pada dasarnya orang pendiam sepertinya akan cocok dengan tipe cerewet meski ia lebih sering terganggu, sih.

Keceriaan dan kepedulian gadis itu mampu membuat Chanwoo menumbuhkan rasa percayanya pada orang asing selain Eomma dan Appa-nya.

You In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang