Prequel: Song Yunhyeong, First Met

375 52 0
                                    

"Argh!" Pria paruh baya terjatuh saat pedang mainan mengenai dadanya.

"Wah, lagi-lagi Pangeran Yunhyeong bisa mengalahkan musuhnya!" ucap wanita paruh baya sembari memeluk anak lelakinya.

"Aku akan jadi Pangeran yang hebat kan, Eomma, Appa?" tanya Yunhyeong kecil, dengan baju kerajaan dan mahkota mini di atas kepalanya.

"Tentu saja, Sayang," ucap Eomma sembari mengelus rambut Yunhyeong yang berusia 7 tahun. "Saat besar nanti kau akan menjadi Pangeran yang hebat dan tampan."

Yunhyeong kecil tersenyum. Ia tak sabar segera menjadi dewasa dan memiliki kerajaannya sendiri.

"Eomma, Appa." Panggil Yunhyeong yang kini berusia 17 tahun. "Maukah kalian menemaniku berlatih pedang untuk melawan musuh?" tanya Yunhyeong pada orang tuanya yang sedang berdebat.

Dia tak mengerti mengapa akhir-akhir ini kedua orang tuanya sering bertengkar dan jarang berada di rumah.

Yunhyeong pikir, dengan mengajak mereka ke ruangannya yang bernuansa ala kerajaan sembari berlatih pedang, akan membuat keadaan membaik seperti dahulu kala.

Eomma menghampiri Yunhyeong dan mengelus pundaknya dengan lembut. "Yunhyeong, kau sekarang sudah besar. Berhentilah bermain-main seperti anak kecil begini."

Yunhyeong terbelalak. "Tapi, Eomma bilang aku akan jadi Pangeran yang hebat dan tampan setelah dewasa!" ungkapnya tak terima.

Appa menghela nafas. "Pangeran hanya ada di dongeng, Yunhyeong. Ini adalah dunia nyata. Saat dewasa kau akan menjadi penerus Appa sebagai direktur perusahaan."

Yunhyeong mengepalkan tangannya kesal karena orang tuanya telah melanggar janji yang selalu dinantikannya.

"Appa dan Eomma jahat!" lalu Yunhyeong berlari pergi menuju ruangannya. Dia mengurung diri selama berjam-jam. Hanya para pelayan yang sibuk mengkhawatirkannya untuk makan.

Yunhyeong hanya merenung. Selama ini dia selalu memimpikan dirinya berada di istana kerajaan bersama kedua orang tuanya yang akan menjadi Raja dan Ratu. Namun, semuanya pupus karena orang tuanya tak menepati janji mereka.

'Baiklah, kalau begitu aku akan menciptakan kerajaanku sendiri' pikir Yunhyeong, yang akhirnya membuat para pelayan harus bekerja ekstra keras untuk menuruti permintaan Tuan Muda-nya.

Sekarang, di rumah maupun di sekolah, Yunhyeong akan merasa seperti di istananya, karena berbagai properti ala kerajaan yang sudah disiapkan para pelayannya.

Namun, ia tak ingin berada di istana sendirian. Kalau orang tuanya tak lagi mau menemaninya, ia memerlukan Sang Putri untuk melengkapi hidupnya.

Dan saat itulah Yunhyeong secara tak sengaja berpapasan dengan gadis yang sangat mirip dengan tokoh Sang Putri di dongeng yang pernah dibacanya saat ia masih kecil. Dia adalah sosok Sang Putri yang diidam-idamkan oleh Yunhyeong.

"Maukah kau menjadi Sang Putri di istana kerajaanku?" Yunhyeong berlutut di depannya pada keesokan harinya.

Gadis itu yang tadinya asik bersama teman-temannya hanya bisa menatapnya kaget dan bingung. Nampaknya, dia juga malu karena tindakan Yunhyeong mampu membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Eh, kenapa bisa aku?" tanya gadis itu. Sejujurnya ia ingin lari saja saking malunya. Tapi ia tak sampai hati untuk melakukannya, karena bagaimanapun Yunhyeong adalah siswa yang dikenal ramah nan baik hati meski kelakuannya aneh.

"Kau punya aura bangsawan dan cocok menjadi Sang Putri," balas Yunhyeong sembari tersenyum. Dia terlihat tampan dengan pose berlutut sembari membawa buket mawar. Harusnya terlihat romantis bila ia melakukannya di panggung theater, bukannya di lorong sekolah yang ramai siswa-siswi.

Gadis itu nampak bingung. Ia ingin menolaknya, karena bahkan mereka saja tidak pernah mengobrol, tapi tiba-tiba tak ada angin tak ada hujan, Yunhyeong memintanya untuk menjadi pasangannya.

Tapi bila ia menolak, sudah pasti murid lain akan mengatainya sok cantik karena menolak lelaki super tampan dan super kaya macam Yunhyeong.

Sudahlah, sebaiknya ia terima saja. Toh, kehidupannya akan jadi lebih mudah bila hubungan mereka bisa bertahan dan berlanjut sampai pernikahan. Dengan begitu, setelah lulus ia tak perlu repot mencari pekerjaan dan tinggal menikmati hidup mewah.

"B-baiklah," ucap gadis itu ragu sembari menerima buket mawar dari Yunhyeong.

Teman-temannya hanya bisa tercengang, sementara murid lain menyoraki mereka.

Yunhyeong tersenyum. "Terima kasih, Putri."

You In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang