Oke. Ini adalah minggu pertama. Maksudku, minggu pertama di sekolah untuk mulai belajar. Mulai stres. Mulai gila. Mulai jenuh. Aku sudah siap untuk pergi ke sekolah. Minggu lalu, aku sudah janji supaya, minggu-minggu berikutnya tidak akan menjadikan hari-harinya terasa jenuh. Jadi aku harus semangat tanpa ada kata keterpaksaan. Tapi tetap saja, yang namanya sekolah itu bikin jenuh. Tanpa pikir panjang, aku langsung pergi ke sekolah.
Hari ini aku pergi ke sekolah sendiri, papa dan mamaku tidak di rumah. Mereka ke luar negeri, berlibur selama 3 minggu. Aku sedikit kesal kenapa mereka tak mengajakku. Tapi, di sisi lain aku juga senang karena di rumah sendiri, tak ada ceramahan, tak ada omelan.
Aku pergi memakai taksi. Ya, memang aneh ke sekolah pakai taksi. Tapi, mau diapakan lagi. Selama perjalanan, supir taksi itu mengajak ku mengobrol, tetapi dengan bahasa daerah. Karena aku tidak mengerti itu bahasa dan apa yang dia bicarakan, aku berusaha mengangguk dan tertawa saja. Seperti aku memahaminya.
Aku turun dari taksi, jalan masuk ke sekolah. "Hei." Ada suara lelaki yang terdengar sangat berat, dari belakangku. Aku pun menoleh. "Oh, hai. Kayaknya gua pernah liat muka lu deh. Tapi gatau dimana, lupa. Gapenting juga sih" aku membalasnya dengan nada cetus. "Iya, lu inget ga yang waktu itu ada yg nabrak mobil bapak lu?" Jawabnya. Aku langsung teringat, ternyata dia cowok yang tampan, tetapi memiliki muka badboy itu. "Ya. Ingat." Balasku jutek. " dia hanya tersenyum sedikit. Kelas kita searah. Maka, kita berjalan sama-sama ke kelas masing-masing. "Gua duluan ya!" Kata cowo itu. Aku tak sempat menanyakan nama dia siapa. Tapi masa cewek yang harus bertanya duluan. Gengsi dong.
Kelas akan segera dimulai. Jam pertama adalah, matematika. Oh. Matematika. Ini pelajaran yang paling tidak kusukai.
Shane menghampiri tempat dudukku. "Hei, gimana nih sama teman sebangku lo. Kayaknya akrab banget lo sama dia." Nadanya mengejek. "Ah bawel lu, mending lu balik ke tempat duduk sekarang. Soalnya guru mtk kita killer." Shane langaung balik ke tempat duduk. Shane adalah anak yang sangat pintar. Tetapi sikapnya sama saja seperti yang lain, bahkan bisa dibilang lebih bandel dari yang lain.
Tap tap tap tap. Ah ternyata guru itu sudah masuk ke kelas, dengan hak yang sangat tinggi, kira-kira 7 cm. Gayanya sangat killer. Tapi aku tak peduli dia juga makan nasi, bukan makan daging manusia. "Selamat pagi anak-anak, sekarang kalian ambil buku kalian halaman 7. Kerjakan dari halaman 7-10, secara berkelompok. 1 kelompok, 2 orang. Bebas. Sekarang!" What, kita aja belum di kasih tau ini materim macam apa. Sudah dikasih tugas numpuk, gila kali ya ini guru. Ya, aku orang yang suka mengambil untung, langsung ku pilih Shane. "Shane, sini sama gua!" Shane juga sudah punya firasat kalau dia pasti dipilih Clairine. Kita duduk di bangku bersama. Bukannya malah ngerjain, malah mengobrol. Lepas kontrol, ternyata suara kita lebih besar daripada suara yang lain. Tiba-tiba suara hak 7 cm datang, ya, firasat ku aku akan dimarahi begitu juga dengan Shane. "KALIAN YA, BUKANNYA MENGERJAKAN MALAH ASIK NGOBROL SENDIRI! SEKARANG KERJAKAN DI LUAR KELAS!" Aku dan Shane adalah orang yang sikapnya tidak peduli, kita langsung berdiri dan keluar kelas . Kita duduk di sana, dan melanjutkan mengobrol tak peduli akan tugas.
Aku menoleh ke kelas 9.2. Ternyata ada Tanne dan Jaquelyn sedang mengerjakan sesuatu di depan kelas. Aku mengambil kesempatan untuk pergi ke mereka "hey, kalian. Kok di luar?" Tanyaku. "Iya nih aku dan Jaquelyn dihukum, disuruh keluar. Karena bernyanyi-nyanyi saat jam pelajaran." Aku hanya tertawa. "Yasudah, lanjutin sana perkerjaanya. Gua juga dihukum sama guru killer. Udah ya. Nanti kita ke kanti bareng ya. Tungguin gua sama Roshane, ok!" Aku pun kembali ke Roshane. "Clair, udah selese nih tugasnya. Tinggal lu salin." Aku hanya bisa tercengang, padahal baru 5 menit aku tinggalin dia, soal yang tadi diberikan oleh guru killer itu udah selesai dikerjakannya. Tanpa basa-basi langsung aku salin semua.
Karena sudah selesai, kita ngobrol saja sambil menunggu bel istirahat. Tanpa ada rasa bosan dan topik-topik yang tak ada habisnya, waktu pun tidak terasa. KRINGGG. Kita mengumpulkan tugas kemudian langsung menjemput teman teman yang lain, di kelas lain untuk pergi ke kantin bersama.
Hari demi hari berlalu, Aku, Roshane, Tanne, Jaquelyn, Belle, Angeli, Patrice, Devan, dan Dinna selalu pergi ke kantin bersama. Kita terasa makin lama makin dekat. Tapi, belum pernah tuh namanya hang out bareng, dan lain-lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
9 TEENS
Teen Fictionsekelompok anak remaja yang di dalamnya terdapat 9 orang cewek yang gila, heboh, saling mengerti satu sama lain. tentunya masing-masing mereka pernah mengalami yang namanya "cinta" dengan lawan jenis. bukan sesama jenis. apakah yang namanya cinta it...