THE PURGE: Havoc | 10

3.1K 550 169
                                    

Di sepanjang jalan Taeyong menyetir, tidak ada pertanda bahaya. Jalanan terlihat kosong melompong dari aktivitas pemburu malam pembersihan. Namun justru Taeyong merasakan keganjilan.

Dari jarak pandang sepuluh meter, Taeyong dan Jaehyun bisa melihat sebuah van. Itu memang van Mutiny on the Bounty yang membawa Lisa dan Nayeon. Mereka saling tatap. Ada beberapa orang berdiri di dekat van. Lengkap dengan senjata di tangan dan pakaian serba hitam.

"Itu jelas bukan The Vandalism," lirih Jaehyun.

"Mereka The Hunter," balas Taeyong segera mematikan mesin mobil.

Tanpa menunggu Taeyong, Jaehyun bergegas keluar dari mobil dan berlari mendekati van. The Hunter berupaya menghadang langkah Jaehyun. Beberapa dari mereka sampai menodongkan senjata. Dan Jaehyun tidak peduli sama sekali. Ia memukuli siapapun yang menghalangi langkahnya. Memantik anggota lain untuk balik memukulinya.

"Berhenti!" teriak Taeyong mengacungkan machine gun.

Mereka menjatuhkan tatapan pada Taeyong dan terdiam. Sampai seorang pria keluar dari dalam van.

"Turunkan senjata kalian, mereka temanku!" seru Ten lantang. Dipatuhi seluruh anggotanya yang langsung bergerak mundur.

Kontan Jaehyun menyerobot masuk ke dalam van. Bau anyir yang sangat pekat menusuk indra penciuman. Genangan darah pun membasahi sepatunya hingga hampir tergelincir.

Rahang Jaehyun serasa jatuh diikuti jantungnya yang melemah seketika. Tanpa bisa ditahan, air matanya menetes. Di hadapannya, Nayeon tergeletak bersimbah darah. Kedua tangan rapuh wanita itu menutupi perut. Seakan takut bayinya direnggut. Seakan berusaha sekuat tenaga menjaga bayinya agar tak terluka. Sepertinya sia-sia, ada luka sayatan memanjang di sekujur tangan, dada, dan leher Nayeon. Wanita itu sudah tidak bernapas.

"Mereka semua tewas," kata Ten.

Jaehyun mengedarkan pandangan. Mencari-cari keberadaan Lisa. Tidak semua. Tidak ada Lalice-nya. Dia tidak menemukan Lisa di sana. Perasaan Jaehyun justru semakin tak karuan.

"Senjata yang digunakan untuk menghabisi mereka adalah katana," lanjut Ten kemudian. Menunjuk tangan Chaeyeon yang hampir putus karena sayatan benda tajam yang sangat dalam. Di pangkuan Chaeyeon, tergeletak kepala seorang pria yang terlepas dari tubuhnya.

Taeyong memicing. Ia jelas ingat Lisa bersedia ikut Mutiny on the Bounty dengan satu syarat. Lisa akan ikut mereka hanya jika diperbolehkan membawa katana. Dan mereka menyetujui permintaan Lisa.

"Jangan konyol. Bukan Lisa yang melakukannya." Jaehyun menatap tajam pada Taeyong. Mengartikan wajah tak terbaca Taeyong pasti sedang menghakimi kekasihnya.

Helaan napas lemah keluar dari mulut Taeyong. Dia berjongkok mendekati Nayeon. Kalau Jisoo dan Jennie melihat keadaan Nayeon, mereka pasti menangis histeris. Rahang Taeyong mengeras. Siapapun yang melakukan ini pada Nayeon, Taeyong mengutuknya. Sampah tak berperasaan. Setega itu memperlakukan wanita hamil layaknya hama.

Dielusnya lembut surai legam Nayeon. Netra Taeyong kian memerah diiringi isakan tertahan Jaehyun. Untuk beberapa menit mereka merenung dalam senyap. Jaehyun menggenggam erat tangan Nayeon. Mengucap maaf berkali-kali, atas kegagalan mereka menjaga wanita tangguh itu.

Ketika Nayeon pergi, satu nyawa yang masih suci pun ikut mati. Nyawa yang bahkan belum sempat melihat dunia dan seisinya. Mungkin memang dunia yang kejam ini bukanlah tempat seharusnya mereka berada. Mereka yang terlalu mulia, biarkan kembali ke pangkuan penguasa semesta.

"Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya," lirih Taeyong dengan suara parau. Taeyong mengambil kain di dekatnya untuk menutupi tubuh Nayeon.

THE PURGE: Havoc | Jisyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang