THE PURGE: Havoc | 6

3.4K 523 38
                                    

Jaehyun menempelkan perban di sepanjang luka yang ada di betis kanan Lisa. Dari perhitungan Jaehyun, dalamnya sayatan luka Lisa tidak lebih dari enam milimeter, sehingga tidak perlu dijahit. Tetapi pasti akan sangat perih jika digunakan untuk terus berjalan.

"Kau yakin bisa melanjutkan perjalanan?" tanya Johnny bergidik ngeri sedari tadi melihat luka Lisa.

"Ya. Ini hanya sayatan," jawab Lisa dengan nada yang tidak setenang biasanya.

Johnny pun tahu cerita kelam Lisa. Tahun lalu di bulan yang sama, Lisa dan orangtuanya baru kembali dari Thailand. Mobil mereka mogok saat dalam perjalanan pulang ke rumah. Di waktu yang bersamaan, pengumuman Annual Purge menggema.

Mereka tidak punya waktu untuk sekedar lari apalagi sembunyi. The Vandalism menemukan mereka. Membunuh orangtua Lisa dengan sangat kejam di depan mata gadis itu. Sampai sekarang, mayat orangtuanya pun belum ditemukan. Entah apa yang The Vandalism lakukan pada tubuh mereka. Beruntung Lisa berhasil lari. Hal yang sangat mustahil dilalui seorang perempuan dengan satu peluru bersarang di kakinya.

Malam itu pasti bagai mimpi buruk bagi Lisa. Terlalu tragis, menyakitkan, dan mengguncang jiwa. Peristiwa yang membuat Lisa berubah sedikit aneh. Aneh merujuk pada psikisnya. Lisa mengalami trauma berkepanjangan.

Namun, Johnny pikir kondisi Lisa sudah jauh lebih baik sekarang. Sejak Jaehyun selalu ada di sisisnya. Mungkin terapi yang diberikan Jaehyun berhasil untuk Lisa.

"Lalice, lihat aku!" seru Jaehyun saat tiba-tiba gadis itu merintih kesakitan.

"Tidak ada peluru di kakimu. Tidak ada yang mengejarmu," bisik Jaehyun, netra teduhnya jatuh pada mata Lisa yang penuh dengan sorot ketakutan.

Lisa mengerang. Memegangi kakinya dan terengah-engah. Kepalanya menoleh ke segala arah. Seperti sedang mengawasi keadaan sekitar dengan panik.

Jaehyun meraih tangan Lisa dan meletakkan telapak gadis itu menangkup pipinya. Jisoo di sisi seberang sudah memalingkan wajah dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak pernah tahan melihat Lisa seperti itu.

"Lalice, tidak ada yang mengejarmu."

Jaehyun berkali-kali berbisik pada Lisa. Meminta gadis itu menatapnya. Perlahan Lisa mengambil napas panjang. Berusaha mengendalikan pernapasannya. Raut wajahnya seperti orang kebingungan. Detik berikutnya Lisa berhambur ke pelukan Jaehyun.

"Aku tidak bisa menahannya," suara parau Lisa membuat siapapun yang mendengar turut merasakan kesedihannya.

"Kita coba pelan-pelan," lirih Jaehyun seraya memberikan kecupan di puncak kepala Lisa.

Lisa pernah punya pikiran untuk mengakhiri rasa sakit yang timbul karena peristiwa itu. Terpikirkan banyak cara buruk di kepala untuk menyudahinya. Saat itu Jaehyun datang menawarkan kesembuhan, pelan-pelan. Berkata pada Lisa bahwa memiliki pikiran negatif tidak serta merta menjadikan Lisa orang yang negatif. Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja, sebab banyak hal yang berjalan tidak sesuai kemauan kita.

Bobby menunduk setelah menyaksikan yang barusan terjadi pada Lisa. Memikirkan, betapa merananya melihat orang terdekat kita direnggut dengan tragis. Ia mengelus perut Nayeon. Dan tangisan Nayeon justru kian tak terbendung atas perlakuan Bobby.

"Kita akan melewati malam ini. Setelah itu, aku ingin membawa anak kita pergi jauh dari tempat menyedihkan ini," kata Nayeon sesenggukan.

Dibalas Bobby dengan anggukan tegas. "Kita akan membawanya pergi, tidak peduli berapa banyak usaha dan uang yang harus aku keluarkan."

Alasan masih banyak yang bertahan tinggal di negara itu adalah karena susahnya mengurus kepindahan warga negara sejak adanya revisi undang-undang kewarganegaraan. Butuh waktu bertahun-tahun, uang yang tidak sedikit jumlahnya, juga serangkaian interview yang membuat orang-orang berpikir dua kali untuk menjadi warga negara asing.

THE PURGE: Havoc | Jisyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang