THE PURGE: Havoc | 8

3.4K 540 149
                                    

Kembali menyusuri jalan, Taeyong memimpin di depan bersama Jaewon. Di belakangnya, Jisoo, Jennie, dan Johnny berjalan beriringan. Diikuti Bobby, Jaehyun dan Jackson paling belakang. Mereka berjalan agak tergesa-gesa, tanpa mengurangi kewaspadaan. Di samping kanan dan kiri, menjulang bangunan tinggi. Harus lebih berhati-hati karena tidak ada belokan gang yang bisa dijadikan tempat sembunyi jika bahaya datang tiba-tiba.

Terlalu fokus menatap ke depan, mereka tidak sadar, sebongkah bola besi dijatuhkan dari atap gedung. Diameternya lebih besar dari bola tolak peluru, sebesar bola basket. Berat bola besi itu menghalau udara dengan mudahnya. Melesat cepat ke bawah sebelum sempat mereka menghindar.

"ARGHHH!"

Bunyi debaman keras dibarengi jeritan membuat mereka melompat kaget. Bola besi itu berhasil mengenai bahu kiri Bobby.

Tawa nyaring terdengar dari atap gedung. Ternyata di atas sana, sudah berderet orang-orang berjubah hitam dari gedung ke gedung. Bersiap menjatuhkan lagi bola besi.

"Lari!" seru Taeyong membombardir orang-orang itu dengan tembakan. "Jackson, revolvermu!"

Jackason mengacungkan revolver di genggamannya, lalu melemparkannya pada Taeyong, mengetahui amunisi Taeyong sudah habis.

Jaehyun dan Johnny pun kontan meraih tubuh Bobby yang kesakitan. Memaksanya berlari. Jeritan Bobby semakin menjadi saat dirasakannya nyeri yang tak tertahankan. Tangannya berdenyut hingga tubuhnya gemetar.

"Jennie, lari!" Taeyong menarik Jennie yang masih terpaku di tempat.

Bola-bola besi terus berjatuhan. Tembakan Taeyong mengenai beberapa orang. Dan nampaknya hal itu membuat mereka geram.

Taeyong mendorong Jennie jauh ke depan saat sebuah bola besi yang ukurannya lebih besar dari yang lainnya nyaris mengenai kepala mereka. Dengan cekatan Taeyong melompati bola besi itu dan kembali berlari.

"OH MAN, KAU SANGAT KEREN!" teriak salah satu dari mereka.

Peluru Jaewon tepat mengenai dada laki-laki itu hingga terjatuh dari gedung dan tubuhnya membentur aspal. Johnny sampai dibuat menganga, kagum dengan kemampuan menembak Jaewon.

Rasanya mereka sudah berlari lumayan jauh. Tidak ada lagi bola besi yang berjatuhan. Jaehyun mendudukkan tubuh Bobby saat dirasa keadaan sudah aman. Wajah Bobby basah dengan peluh. Tidak berhenti meringis dan menggeram kesakitan. Terdapat ruam kemerahan di sepanjang bahu kiri itu.

"Nayeon dan anakku, jaga mereka kalau aku mati."

"Diamlah! Tulang selangkamu patah. Jangan banyak menggerakkan tangan kirimu," perintah Jaehyun dengan nada tegas.

"Ini tidak akan membuatku mati, 'kan?" tanya Bobby panik.

"Tidak, kau hanya perlu dioperasi."

"Sembunyikan mayatku di—"

"BOBBY!" sentak Jisoo tidak suka dengan arah pembicaraan itu.

Bobby terkekeh, ia melanjutkan. "Kalau aku mati, sembunyikan mayatku di tempat yang aman. Pastikan kalian membawa tubuhku pulang."

"Shut up! Apa yang kau bicarakan?" sahut Johnny merinding. Jaehyun sudah mengatakan bahwa Bobby hanya patah tulang.

Napas Bobby terengah-engah. Memperhatikan satu per satu wajah sahabatnya. "Aku beruntung mengenal kalian."

Kepala Taeyong menoleh cepat saat mendengar suara ranting patah. Suaranya dari arah pohon besar di seberang mereka. Mata Taeyong sangat jeli. Ia melihat bayangan seseorang di balik pohon.

"Kita harus segera pergi," titah Taeyong. Dia tidak hanya melihat bayangan di balik pohon, tapi juga di balik tong sampah, di dekat halte, dan beberapa spot lainnya.

THE PURGE: Havoc | Jisyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang