THE PURGE: Havoc | 14

3.7K 585 202
                                    

Hampir 3000 kata. Kalau capek, kasih jeda sendiri bacanya. Karena kalau aku potong di tengah-tengah, kurang seru. Selamat membaca! 😄

***

Netra Jisoo yang menyayu terus mencuri lirik ke arah pintu, tempat Taeyong mengintip tadi. Tapi, pria itu sudah menutup pintu kembali. Menyisakan tanda tanya di kepala Jisoo tentang rencana yang sedang Taeyong buat untuk menyingkirkan sekumpulan psikopat ini.

"Bona," sapa Jaewon begitu melihat sosok wanita yang baru saja menginjakkan kaki ke lantai tiga. Bikini hijau neonnya menarik perhatian Jackson yang mulai mengerling nakal.

Bona tersenyum menggoda. Memposisikan diri di tengah-tengah Jaewon dan Jackson. "Jadi, kapan aku bisa menguliti mereka?" tanya Bona merebut army knife di tangan Jackson.

"Tunggu. Aku butuh Lisa," lirih Jaewon dengan kilat mata penuh dendam. "Puzzle-ku belum lengkap tanpa Lisa."

"Sebentar lagi Suga pasti datang membawa Lisa," kata Jackson.

"Tidak. Tidak. Suga tidak pernah selambat ini," gumam Jaewon menghitung waktu. Dia yang memerintahkan Suga untuk menghabisi Taeyong, Jaehyun, dan MOTB. Juga membawa Lisa hidup-hidup ke hadapannya. Tidak tahu bahwa Suga sudah mati di tangan Taeyong, Jaehyun, dan The Hunter.

"Beritahu Jimin dan Eunwoo untuk menyusul Suga," titah Jaewon. Dipatuhi Bona yang langsung melenggang menuruni tangga.

Jisoo dan Jennie yang mendengar nama Suga disebut, saling tatap dalam diam. Suga adalah teman satu kampus mereka. Tidak menyangka teman-teman dekat mereka ternyata bergabung dengan The Vandalism.

"Pikirkan baik-baik sekali lagi." Jaewon menangkup wajah Jisoo dengan kedua tangan yang masih berlumur darah Johnny. "Jadi Gyuri untukku dan kau tidak akan kesakitan. Mereka semua, bawahanku, akan memperlakukanmu dengan sangat baik."

Jisoo terkekeh. Jaewon bergeming. Dia membenturkan kepalanya ke wajah Jaewon. Sangat keras hingga Jisoo meringis merasakan memar di kening. Kontan Jaewon mengumpat dan berteriak marah. Semua bawahannya yang ada di sana sudah bersiap menghajar Jisoo, tapi Jaewon menahan mereka. Tamparan mengenai pipi kiri Jisoo. Bibirnya pun robek dan berdarah.

"Jackson, pakai dia sebelum aku membunuhnya."

Jackson bersorak senang mendengar perintah Jaewon. Seperti mendapatkan hadiah. Dia sangat ingin membuka hadiah itu.

"Tapi ingat, hanya aku yang boleh membunuhnya!" imbuh Jaewon.

Jennie dan Johnny panik. Mereka menangkap maksud perkataan Jaewon dan Jackson. Entah apa yang akan terjadi kalau Taeyong tahu yang mereka lakukan pada Jisoo.

"Jack! Tidak! Jaewon! Kumohon jangan," teriak Jennie saat Jackson mulai menarik-narik Jisoo.

Sekuat tenaga Jisoo menggeliat, menahan pijakan. Namun Jackson beralih menggendongnya seperti mengangkat karung beras.

"Keparat! Jangan sentuh dia!" jerit Jennie hingga paru-parunya terasa dihimpit.

Johnny mencoba berdiri, berniat menahan Jackson. Sayangnya, ia malah jatuh tersungkur di lantai.

"Lepas!" sentak Jisoo masih meronta.

Dia melongok ke depan. Sadar Jackson membawanya ke sebuah ruangan. Tempat dimana ia tadi melihat Taeyong.

Pintu kamar ditutup Jackson dengan kasar. Jisoo yang masih terikat, ia lempar ke ranjang. Senyum lebar tercetak jelas di wajah Jackson. Senyum kemenangan. Dengan tidak sabaran dia membuka celana.

Perlahan, Jisoo meringsut mundur. Suaranya tercekat di tenggorokan. Ingin berteriak tapi terlalu takut, lemah, dan terkejut.

"Kalau kau bisa memberiku kepuasan, akan aku pertimbangakan untuk membawamu kabur," tawar Jackson.

THE PURGE: Havoc | Jisyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang