THE PURGE: Havoc | 15

3.5K 576 134
                                    

Satu Setengah Jam Tersisa

Gas air mata memenuhi seluruh lantai rumah. Dalam hati, Taeyong mencibir aksi penyelamatan Lisa. Ah, entah apakah bisa dikatakan aksi penyelamatan jika seperti ini caranya. Banyak yang menggambarkan bahwa gas air mata bukanlah senjata berbahaya, sebab biasa digunakan untuk mengendalikan kerusuhan semata. Tetapi, dalam situasi terjebak seperti ini tanpa masker gas khusus, paparan gas tentu bisa menyebabkan kematian.

Terlebih Taeyong yakin kandungan O-Chlorobenzalmalononitrile (CS) pada kaleng aerosol itu melebihi dosis aman jika dilihat dari efek yang ditimbulkan. Normalnya, aparat keamanan menggunakan dosis gas CS 4 mg per meter kubik. Dan Taeyong tahu Lisa meningkatkan gas CS lima kali lebih banyak dari dosis anjuran. Hingga mereka lumpuh dalam waktu singkat. Saraf-saraf sensorik tubuh mereka jadi sangat kacau.

Taeyong menopang tubuh Jisoo. Jennie juga tergeletak di lantai. Tanggap, Taeyong membawa dua wanita itu menjauh. Johnny dengan sisa kesadarannya pun merangkak ke arah Taeyong. Melarikan diri dari cekalan anggota The Vandalism yang melemah di kakinya. Mereka menerobos pekatnya asap menuju kamar tempat Taeyong sembunyi tadi. Satu-satunya ruang tertutup. Paparan gas dalam ruangan itu belum seberapa.

Tiga anggota The Vandalism mengetahui aksi Taeyong. Menghalangi langkahnya untuk membuka pintu. Satu anggota yang lain menarik-narik tangan Jisoo, berusaha melepasnya dari Taeyong. Sedang Taeyong mencengkram pinggang Jisoo seerat mungkin.

Bugh!

Satu anggota mereka secara tiba- tiba memukul perut Taeyong bertubi-tubi. Pegangannya pada Jisoo dan Jennie terlepas. Orang itu mendorong Jisoo sampai tubuhnya membentur tembok.

Dewa batin Taeyong mengumpat. Dia bangkit dan menendang pria bejat di hadapannya. Tidak ragu-ragu untuk mencekik membabi buta. Dua orang lainnya bergerak hendak membalas memukul Taeyong. Lagi-lagi keadaan tak terkendali.

Seketika suara tembakan beruntun memenuhi ruangan. Anggota The Vandalism yang menghalangi Taeyong pun tumbang. Samar-samar ekor mata Taeyong melihat Lisa, berdiri tegak di samping Jaehyun yang masih bersimpuh. Lisa mengacungkan Desert Eagle, pistol yang amat mengerikan. Deagle mampu membuat obyeknya tertusuk dan meledak karena dampak melepas satu peluru seperti melepas empat peluru. Ya, Lisa tahu senjata yang tepat untuk digunakan di situasi ini.

Reflek Taeyong menangkap pistol yang dilemparkan Lisa padanya. Seakan memberi kode pada Taeyong untuk segera membawa mereka keluar, wanita itu mengendikkan dagu ke arah pintu. Taeyong pun segera membawa Jisoo, Jennie, diikuti Johnny memasuki ruangan.

"Maaf," bisik Taeyong.

Jisoo menggeleng lemah. Matanya masih terpejam. Wajahnya merah padam. Napasnya masih kejar-kejaran.

"Kita harus segera keluar sebelum kepulan asap juga memenuhi ruangan ini," ucap Taeyong pada Jennie dan Johnny yang terkapar tak berdaya. Kondisi mereka jauh lebih buruk daripada Jisoo.

"Lisa dan... Jaehyun..." ucap Jisoo putus-putus dan terbatuk.

Taeyong menggenggam tangan Jisoo. "Lisa tidak selemah yang kita pikirkan." Dia menyadarinya ketika melihat Lisa melawan kumpulan turis pembunuh, barusan, dan Lisa yang berhasil lari dari The Vandalism dua kali. Jelas Lisa bukan wanita biasa.

"Tapi ...."

"Sayang, dengar. Aku harus membawamu menjauh dari tempat ini. Kau prioritasku," sela Taeyong memotong protes Jisoo.
      

***

Lisa terduduk di samping Jaehyun dan membawa kepala pria itu ke pangkuan. Malam ini, Jaehyun melihat kilat dendam yang memuncak di sorot mata Lisa. Lantas sekeras apapun dia berusaha menyembuhkan Lisa, membawanya lari dari trauma masa lalu, juga menjaga Lisa untuk tetap aman, semua dirasanya gagal. Dendam itu kian besar dan trauma itu masih di sana. Mereka bukan berlari menjauh dari kehancuran, justru seperti berlari memutari kekacauan.

THE PURGE: Havoc | Jisyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang