THE PURGE: Havoc | 16 (END)

6.3K 586 175
                                    

Rumah sakit di penjuru Korea Selatan disesaki korban Purging. Pemerintah memang membuat regulasi tentang penanganan korban Purging. Mereka mengeluarkan anggaran dalam jumlah besar untuk pelayanan kesehatan. Meski tanpa regulasi tersebut setiap warga mampu membayar pengobatan mereka masing-masing, tetapi negara seolah bersikap hadir memberikan pelayanan terbaik. Sungguh, sebuah paradoks yang patut diperdebatkan. Menciptakan malam pembersihan tetapi memfasilitasi pengobatan gratis setelahnya. 

Usai mendapatkan penanganan medis, Jisoo, Taeyong, Jaehyun, dan Lisa berkumpul di salah satu kamar VIP rumah sakit Seoul. Mereka terjebak dalam keheningan selama beberapa menit. Masing-masing sedang menenangkan diri dari kejadian nahas yang baru saja terjadi. Bau karat besi yang basah, suara tembakan, teriakan sahabat-sahabat mereka, seperti terputar kembali di ruangan.

Lisa menghela napas. Taeyong, Jisoo, dan Jaehyun kompak memusatkan atensi pada Lisa. Jika ada yang harus memulai mengatakan sesuatu, maka Lisa lah orangnya. Perempuan itu berhutang penjelasan, sebab berhasil mengundang banyak tanda tanya di benak mereka.

"Ketika aku dan orangtuaku terjebak di jalan pada malam Purge tahun lalu, kami bukanlah korban acak. Ayahku sudah menjadi target The Vandalism sejak awal." Netra Lisa hanya tertuju pada Taeyong dan Jisoo. Tidak melirik Jaehyun sama sekali.

"Malam itu aku melihat Ayahku menghabisi sebagian anggota The Vandalism dengan katana. Tapi tetap, orangtuaku mati di tangan mereka. Aku berhasil lari. Tepat saat aku merasa sudah tidak sanggup berjalan, dua pria datang menghampiriku. Mereka yang menyelamatkanku," lanjutnya. Lisa memejamkan mata sejenak mengingat luka lama itu. "Setelah aku sadar, mereka mengaku mengenal Ayahku. Aku pikir Ayahku hanya seorang koki biasa. Tetapi mereka bilang ayahku adalah anggota mereka, Kachitoru."

"Kachitoru? Mereka bandit Jepang yang sangat terkenal," lirih Jisoo. Refleks Jisoo menatap Taeyong dan pria itu hanya balik memandang Jisoo dalam diam.

Lisa mengangguk. "Gangster itu berkecimpung dalam bisnis perdagangan manusia, pembunuhan, bahkan pengaruh politik."

Jaehyun menunduk kecewa. Saat dia membuka dirinya pada perempuan itu, membiarkan Lisa mengetahui segala hal tentangnya, membagi setiap momen sederhana maupun berharga dengan Lisa, yang dilakukan Lisa justru menyembunyikan banyak hal darinya. Entah apa arti Jaehyun untuk Lisa.

"Karena aku tidak mempercayai mereka awalnya. Aku... Aku menolak mempercayai mereka. Bagaimana bisa aku menerima fakta bahwa darah seorang pembunuh mengalir di tubuhku? Apa kau akan baik-baik saja dengan kenyataan itu? Aku selalu berkecil hati bersanding denganmu." Air mata Lisa luruh menatap Jaehyun. Mengetahui isi kepala Jaehyun.

"Omong kosong! Persetan dengan apa yang dilakukan Ayahmu, kau berbeda. Tidak seperti—"

"Bukankah kau melihat apa yang aku lakukakan tadi? Aku sama seperti Ayahku dan The Vandalism. Aku juga bisa jadi pembunuh keji," sahut Lisa memotong ucapan Jaehyun.

Jaehyun mengumpat berkali-kali. Sedangkan Jisoo dan Taeyong yang menyaksikan pertengkaran itu, tidak bisa ikut campur.

"Jaewon menyimpan dendam pada Ayahku karena Kachitoru berusaha menghancurkan The Vandalism. Mereka terlibat dalam persaingan bisnis di Dark Web."

"The Vandalism aktif di Dark Web? Apa mungkin mereka juga menerima order-an penculikan dan pembunuhan?" tanya Jisoo.

"Ya, lebih dari yang kita bayangkan. The Vandalism tidak hanya melakukan transaksi ilegal organ vital. Kachitoru adalah penguasa Dark Web sebelum The Vandalism muncul."

Kernyitan terlihat jelas di kening Jaehyun. Tidak mungkin dia jadi satu-satunya pihak yang tidak mengerti pembicaraan Lisa. Apakah Dark Web itu semacam perusahaan di Jepang?

THE PURGE: Havoc | Jisyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang