Scarla -Prolog-

3.6K 204 19
                                    

Scarla duduk dengan manis, menunggu. Wanita itu menatap jari-jarinya yang bertautan di pangkuannya. Amber bilang ini tidak akan sulit. Pertama kali memang akan menyakitkan, namun jika Scarla rileks, sedikit banyak ia akan menikmatinya juga. Scarla hanya butuh keberuntungannya malam ini. Semoga saja malam ini, untuk tugas pertamanya, Scarla menemukan pria baik hati yang bisa menuntunnya melewati pengalaman pertamanya.

Dorothy, wanita dengan tubuh gempal dan rambut merah menyala, wanita yang memperkerjakannya, mengatakan, kalau wanita yang belum berpengalaman seperti Scarla tidak bernilai tinggi di dunia bisnisnya. Dalam bisnis pelacuran Dorothy, semakin berpengalaman anak asuhnya, maka semakin tinggi nilai jualnya.

Dorothy sudah meyakinkan Scarla bahwa perawan seperti dirinya, tidak berharga. Biasanya pria memilih wanita yang mampu melayani mereka diranjang, bukannya sebaliknya. Namun Scarla berhasil membujuk Dorothy, setengah memaksa, demi mendiang ibunya, mantan anak asuh Dorothy yang sudah memberikan wanita itu pundi-pundi dollar selama karir ibunya semasa hidup.

Kalau bukan karena setumpuk hutang, yah kalau bukan setumpuk hutang yang ditinggalkan mendiang ibunya, juga demi biaya perawatan neneknya, Scarla tidak mungkin ada di klub ini. Menunggu dengan gelisah, pria mana yang akan membawanya malam ini. Keputusan telah diambil. Walaupun harga jualnya untuk malam ini murah, namun itu lebih dari cukup untuk mencicil hutang ibunya juga menebus obat-obatan neneknya. Malam besok, ketika ia sudah tidak perawan lagi, harga jualnya akan lebih tinggi. Akan lebih banyak lagi uang yang masuk ke dalam rekeningnya, jika bernasib bagus, Scarla mungkin bisa menyewa perawat pribadi khusus untuk merawat neneknya yang saat ini terbaring lemah dirumah.

Scarla memperhatikan sekeliling club ini. Amber, satu-satunya teman yang ia kenal disini, sudah dari tadi mendapatkan pelanggannya. Scarla melirik ke samping, setidaknya ada sekitar lima wanita saingannya. Scarla hanya bisa berdoa semoga malam ini ada yang menawarnya, sehingga besok pagi dia bisa pulang dengan membawa setumpuk uang. Scarla tidak mampu membayangkan jika malam ini berakhir sia-sia.

Satu lagi wanita yang duduk di dekatnya dipilih untuk melayani pelanggan yang datang. Scarla mulai duduk dengan panik. Bagaimana kalau tidak ada yang memilihnya malam ini? Bagaimana kalau pria-pria yang datang tahu kalau dirinya masih perawan dan belum berpengalaman? Apakah dandanannya saat ini kurang menarik? Dengan baju seksi tanpa lengannya dan rok super pendeknya, Scarla yakin dirinya sama dengan wanita yang lain. Lalu kenapa belum ada juga yang mau memilihnya? Padahal sudah jelas-jelas Scarla menaikkan wajahnya jika ada pria yang datang untuk memilih teman mereka malam ini. Apakah wajah Scarla kurang menggoda? Ataukah tubuhnya tidak berlekuk dengan indah? Pikiran itu menyeret Scarla ke dalam lamunan panjang yang tidak bertepi.

"Aku mau dia."

Suara yang dalam itu berhasil menyentakkan Scarla dari lamunannya. Scarla yakin, pria itu menunjuk dirinya. Seketika rasa bahagia merayap ke dalam jiwa Scarla. Walaupun di dalam keremangan, Scarla bisa melihat kalau pria yang memilihnya adalah pria yang rupawan. Setidaknya, malam ini Scarla tidak perlu menghabiskannya dengan bandot tua bertubuh gempal seperti pria-pria sebelumnya. Mungkin dewi fortuna masih berbaik hati dengan Scarla mala mini, keberuntungan masih berada di pihaknya.

"Anda yakin, tuan?", suara Dorothy nampak dipenuhi keraguan ketika dia melirik ke arah Scarla yang sudah berdiri sekarang.

"Tidak dijual?", tanya pria itu dengan suara yang membuat bulu kuduk Scarla meremang. Tidak ada senyum ramah menggoda yang ditampilkan pria itu, aura suram nampak jelas melingkupinya. Namun apa perduli Scarla? Dari penampilannya, Scarla yakin pria itu kaya dan tidak ada yang lebih penting bagi Scarla saat ini selain pria yang memiliki banyak uang.

Dorothy nampak salah tingkah ketika dipandang dengan tajam oleh pria itu, "Oh hahaha, dijual tentu saja. Scarla adalah wanita unggulan di club ini. Pengalamannya tidak perlu diragukan lagi, dia tidak dijual murah karena pengalamannya itu."

Scarla nampak ragu di tempatnya, mengapa Dorothy mengatakan kebohongan seperti itu? Ah Scarla tahu, Dorothy pasti tidak ingin menyia-nyiakan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dari pria ini. Dasar Dorothy sialan! Sepertinya wanita tua itu tidak akan perduli masalah apa yang akan didapatkan Scarla jika dia tidak seberpengalam itu. Apa yang akan Scarla lakukan nanti? Semoga saja otak Scarla mengingat semua trik di atas ranjang yang Scarla baca dari internet beberapa hari ini.

"Berapa harganya?", tanya pria itu masih dengan nada datarnya.

"Untuk Scarla-ku yang berharga, harga satu malamnya lima ratus dollar. Tidak bisa ditawar lagi, tuan.", jawab Dorothy membuat perut Scarla mulas seketika. Dorothy pasti sudah gila, bahkan harga Amber pun tidak setinggi itu.

"Bagaimana kalau tiga puluh hari?", kembali pria itu bertanya.

Dorothy pasti sudah pingsan di tempat saat itu karena mulutnya ternganga, "Anda... Anda ingin memilikinya selama itu? Anda pasti bercanda.", Dorothy berusaha meyakinkan pendengarannya saat ini.

Pria itu kini menatap tajam ke arah Scarla, membuat Scarla hampir jatuh pingsan ditatap seperti itu, "Hitung jumlahnya, jika aku membelinya selama setahun."

Kali ini baik Scarla maupun Dorothy tidak salah dengar dan Scarla yakin Dorothy pasti sudah benar-benar pingsan ditempat.

(don't) Go Away (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang