'Cinta itu murni. Begitu juga pernikahan. Ia terlahir dari dua insan yang saling memendam perasaannya. Menjaganya tetap suci sampai keduanya berada di atas pelaminan dan dinyatakan SAH.'
*************************************
Malam ini, tepatnya hari selasa. Sesuai dengan janji Zafran hari lalu yang akan membawa serta kedua orang tua-nya untuk mengahadap langsung ke kedua orang tua Alma. Alma menggunakan ghamis berwarna merah maroon serta hijab syar'i menambah kesan cantik pada dirinya, ia sedikit memoles bedak bayi diwajahnya dan sedikit liptin agar bibirnya tidak terlalu pucat,
"Sayang Alma. Sudah rapih Nak?" Tanya Rina dibalik pintu.
"Sudah Bun." Balas Alma sambil membuka pintu.
Rina tercengang melihat penampilan Alma malam ini. Putri sulungnya begitu cantik, sangat cantik.
"Bunda, Alma jelek ya?" Tanya Alma ragu.
"Kamu sangat cantik Nak. Sangat-sangat cantik!" Puji Rina.
"Yuk turun. Kasian yang lain sudah menunggu." Ajak Rina. Alma mengangguk.
Turunlah kedua orang itu untuk menemui para tamu disana, Alma begitu gugup sekarang. Tangannya dingin, tubuhnya terasa kaku, hatinya berdesir hebat. Jantungnya berdebar kencang sekali,
Alma sampai dibawah, dan langsung duduk disebelah Rama sang Ayah tercinta, begitupun dengan Rina.
"Langsung saja ke intinya." Ucap Rama menyuruh Zafran agar cepat.
"Bismillah. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,"
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh." Balas Mereka serempak.
Zafran menarik nafas panjang dan segera melanjutkan ucapannya, "Seperti yang saya bilang kemarin siang saat saya berkunjung kerumah ini. Saya ingin melamar Alma untuk menjadi istri saya, melengkapi separuh iman saya, menjadikannya ibu dari anak anak saya," Ucap Zafran.
"Apakah kamu menerima Saya Alma Khoirunissa?" Tanya Zafran.
Alma terus saja menundukkan pandangannya, meremas-remas ujung hijabnya, menyalurkan seluruh perasaan gugupnya di ujung hijabnya,
"Ta ... Tapi Kak, Saya belum menyandang status sebagai wanita shalihah, Saya masih jauh dari kata itu Kak. Saya juga belum sempurna Kak. Saya takut Kakak kecewa nantinya, karena Saya tidak suka jika ada seseorang yang kecewa karena Saya." Ucap Alma.
"Saya pun seperti itu. Saya belum menyandang status sebagai laki-laki yang shalih, maka dari itu Saya memilih kamu agar kita bisa belajar sama-sama tentang ilmu islami. Saya yakin, kamu ga buat saya kecewa. Karena kamulah cinta Ke empat saya setelah, Allah, Nabi Muhammad Saw. dan orang tua Saya." Balas Zafran memantapkan hatinya dan Alma.
"Tapi maaf sebelumnya, Saya ingin bertanya. Bagaimana nantinya kamu harus menafkahhi Putri saya?" Tanya Rama.
"Masalah itu sudah saya pikirkan matang-matang Om. Masalah keuangan, In Shaa Allah tabungan saya sudah lebih dari cukup, dan saya juga sudah bekerja diperusahaan Ayah saya Om. Masalah tinggal dimana nanti saat saya dan Alma sudah menikah. Itu masalah yang mudah karena saya sudah membagun rumah untuk tempat tinggal nantinya." Balas Zafran mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum, Hai Calon Imam!
Genç KurguBismillah,, Maaf banget untuk semua, cerita keduaku aku hapus karena menurutku itu sangat sangat abstrak dan menurutku ceritanya sangat sangat tidak masuk ke alurnya. Jadi disini aku membuat baru lagi atau bisa dibilang mengganti judul dan menggant...