CC #34

7.7K 1.2K 409
                                    

Backsound
Akmu- how can i love a heartbreak

"Nyonya Carla di suruh kakek menemuinya di rumah utama, " ucap seorang maid yang baru saja mengetuk pintu kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nyonya Carla di suruh kakek menemuinya di rumah utama, " ucap seorang maid yang baru saja mengetuk pintu kamarnya.

Carla menggaruk kepalanya sambil menguap lebar, "kapan?" Tanyanya karena sungguh nyawa Carla belum terkumpul sepenuhnya, maid ini benar-benar mengganggu tidur siangnya setelah tadi malam Carla hampir tidak tidur sama sekali.

"Sekarang," jawab maid itu.

"Apa? Sekarang?"

Maid itu mengangguk, membuat Carla memejamkan matanya sambil menengadahkan kepalanya ke atas. Bisa tidak dia tidur dua jam lagi? Seperti ada lem di kedua matanya yang memaksanya untuk terus terpejam. Terkutuklah Isabelle dengan segala perkataannya yang terus saja berputar di kepala Carla.

"Baiklah," ucap Carla pasrah sambil menutup pintunya.

Setelah beberapa saat bersiap, tentu saja Carla harus mandi dulu karena sejak pulang tadi pagi dia memilih untuk langsung tidur karena sungguh dirinya ngantuk luar biasa. Carla berpakaian rapi, mengenakan kemeja dengan ruffle dan celana jeans warna hitam andalannya. Sebenarnya Carla masih penasaran untuk apa kakek memanggilnya.

Sesungguhnya Carla ragu, sempat mengurungkan niatnya untuk mengetuk ruangan kakek yang entah kenapa membuat Carla begitu gugup. Bau woody musk langsung tercium saat Carla membuka pintu ruangan kakek setelah sebelumnya Carla mengetuk pintu dan terdengar suara kakek menyuruhnya masuk dari dalam ruangan.

Kakek tersenyum hangat pada Carla, memberikan gestur untuk menyuruh Carla duduk di kursi yang di atas mejanya telah tersedia dua gelas teh chamomile dan satu papan catur yang bidaknya sudah tersusun rapi pada tempatnya.

"Kalau tidak mendadak begini kau pasti menghindar lagi," ucap kakek sambil mengangkat satu gelas teh dan memberikannya pada Carla.

Carla menyambut cangkir itu, menyesap teh chamomile yang demi tuhan sangat dia benci rasanya. Tapi tentu saja dia harus tetap meminumnya dan bersikap seolah-olah suka pada minuman terkutuk ini. "Aku tidak menghindar, belakangan memang sedikit sibuk," ucap Carla sambil tersenyum.

Kakek mengangguk beberapa kali, "bagaimana kakimu?" Tangan pria itu bergerak memajukan pion caturnya, "kakek dengar kau terjatuh di atas stage."

"Darimana kakek tau?" Tanya Carla sambil memajukan pion catur miliknya.

Carla bisa melihat pria senja itu tersenyum, "memangnya apa yang aku tidak tau?"

Mata kakek menatap Carla tajam dan tidak seperti biasanya. Tatapan itu memiliki arti lain, lebih dari sekedar tatapan tajam biasa, seketika membuat Carla seperti terintimidasi. Carla sadar, kakek bukanlah orang biasa, pria itu bisa saja memiliki mata dan telinga dimana pun.

CHAREL & CARLA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang