"Ada kalanya dirimu melenyapkan segala rasa yang pernah engkau pendam. Kau tak pernah tau bagaimana akhir dari rasa menyimpan cintamu sendiri. "
Yang ada pada akal sehatku kala itu hanyalah berdiam diri melihatmu dan dia pergi. Dengar-dengar, ada seorang wanita yang memikat hati yang selama ini kucari. Kau menyukainya bukan?
Aku turut bahagia melihat wajah riangmu tertawa, hanya saja tawamu bukan untukku. Andai kau tau!
Aku memandangmu dikejauhan. Sering menerka-nerka apa yang sedang kau pikirkan.
Suatu hari, aku melihatmu berkelahi. Aku risau, bagaimana jika hal buruk terjadi padamu? Nahasnya, aku mendengar kabar jika semua alasan yang membuatmu rela berbaku hantam. Kau sedang memperjuangkannya.Aku bodoh! Sangat bodoh, dan bodohnya lagi aku baru tersadar dari kenyataan. Tak seharusnya aku memiliki rasa ini. Merasa tertampar oleh keadaan? Ya, sekujur tubuhku merinding mendengarnya. Jantungku mati sementara seakan menolak kenyataan. Aku bukan yang kau harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mozaik Kata
Poetrydi antara lautan kata, aku bercerita... merajut kenangan menjadi untaian kata, ungkaplah isi dari mozaik kecilku menjadi utuh... ku persembahkan lukisan dari mozaik kata yang kubuat... ...