Yerin masih meriang tapi karena Mama sedang ke pasar dan adiknya yang sudah kuliah, alhasil Yerin yang memang ijin tidak berangkat bekerja mau tidak mau jaga toko. Yerin bekerja di sebuah sekolah menengah atas sebagai guru honorer mata pelajaran bahasa Jepang. Yerin menyelimuti tubuhnya menggunakan selimut kesayangannya yang bergambar Pucca.
Memejamkan mata karena menahan pusing yang luar biasa. Tadinya Yerin mau berjemur di depan toko tapi malas karena udara sejuk di pagi hari sudah terkontaminasi oleh asap kendaraan.
"Ci, rokok satu bungkus". Ucap seseorang.
"Pagi-pagi udah beli rokok mas". Jawab Yerin sambil berdiri menatap si pembeli yang cengengesan begitu melihat wajah Yerin.
"Iya dong Ci buat persediaan hari ini. Loh cici ini siapanya Luna? baru lihat saya". Tama yang dasarnya jarang membeli rokok di toko Luna lantas merutuki dirinya sendiri. Kalau tahu di toko Luna ada bidadari sudah dari dulu pasti Tama langganan beli rokok disini.
"Saya Mbak-nya Mas, situ temennya ya? Rokok apa?". Jawab Yerin tanpa minat, maklum lagi pusing jadi gak kuat berdiri lama-lama.
"Rokok 67 aja Ci, iya saya temennya. Kuliah dimana mbak, bukan di kampus depan ya?". Tanya Tama lagi. Tama mulai nge-gas gak dapat Luna, kakaknya juga boleh.
"Saya udah kerja kali bukan mahasiswi lagi". Meski sebal ditanya terus, tali Yerin masih menanggapi juga sambil mengulurkan rokok yang disebutkan Tama.
"Masa sih mbak, kok saya gak percaya ya. Mbak-nya kayak masih imut-imut". Sumpah Tama bahkan tidak bermaksud untuk menggombal hanya saja ia berkata jujur. Yerin memang masih terlihat sangat imut bahkan mungkin jadi anak SMA saja masih cocok, sama seperti Luna.
"Udah deh Mas gak usah banyak omong, udah cepet sini bayar! Saya lagi pusing tau!". Omel Yerin karena Tama sedari tadi banyak omong. Padahal Yerin malas sekali menanggapi cowok kardus seperti Tama. Perlu diketahui jika Yerin ini jomblo karena malas dengan cowok-cowok yang mendekati dirinya hanya karena fisiknya saja.
"Eh, iya-iya Mbak ini. Santai dong kalem, galak banget sih". Tama buru-buru mengeluarkan uang pada Yerin. Yerin tidak menanggapi dan langsung memberikan uang kembalin pada Tama tanpa menghiraukan cibiran cowok itu.
"Udah sana balik ke kampus. Jangan nakal Dek!". Ledek Yerin membuat Tama tidak terima di ledek seperti itu.
"Lihat aja, suatu saat nanti kamu bakalan takluk sama aku". Batin Tama sebelum meninggalkan toko milik keluarga Ajinomoto.
Tama menghampiri kawan-kawannya yang sedang berkumpul di angkringan depan kampus untuk sarapan. Cowok itu langung mengambil tempat duduk di sebelah Jeka yang asyik menyeruput kopi hitamnya.
"Eh, cici-cici yang jualan di toko Ajinomoto itu ada yang tahu gak siapa namanya?". Tanya Tama sembari menyulut sebatang rokok yang tadi ia beli.
"Mbak-nya si Luna?". Kata Jooni menimpali. Tama hanya menangangguk sebagai jawabannya.
"Cici Yerin namanya, kenapa naksir?". Jawab Jimi sambil terkekeh setelah melihat wajah Tama yang mendadak bete.
"Awalnya sih iya habis cantik, tapi pas ngomong ternyata galak banget songong lagi. Belum tahu aja dia kalau banyak yang ngantri buat jadi pacarku". Ucap Tama dengan percaya dirinya membuat seluruh kawan-kawannya tertawa ngakak.
"Salah kamu le kalau mau deketin Cici Yerin, biar galak begitu dia guru SMA loh. Udah bisa cari uang sendiri, lah kamu uang masih minta orang tua mau deketin cewek". Komentar ibu-ibu penjual angkringan.
"Nah dengerin tuh apa kata si Ibu Tam, lagian mana mau cici Yerin sama berondong". Timpal Jimi, Tama tidak menanggapi memilih mencomot sebuah gorengan sambil memikirkan Cici Yerin yang galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeppeun (JJK-JEB)✔
Historia Corta(Selesai) Dalam bahasa Korea, kata " cantik" ditulis sebagai 예쁜 dan dilafalkan "yeppeun". 📣Note: Sebuah tulisan akan menjadi tidak berharga apabila pembacanya tidak tahu bagaimana cara menghargai tulisan yang ia baca. Jika tidak menyukai buku ini c...
