Bag 12; Terkuak

1.1K 182 6
                                    

Hari ini orangtua Jeka yang dari Jakarta datang ke Jogja untuk menjenguk Jeka dan nenek. Dari yang mama dengar dari Nenek, Jeka sudah punya pacar di Jogja. Alhasil mama meminta Jeka untuk membawa Luna ke rumah dan ingin berkenalan dengan kekasih pemuda itu. Alhasil Jeka tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu begitu saja. Malam itu, Jeka membawa Luna untuk bertemu orang tuanya.

Gadis itu sama sekali tidak keberatan kok, justru Luna suka. Hingga ia melupakan masalah tentang identitasnya yang merupakan gadis keturunan jepang. Malam itu Luna tampak anggun dengan gaun berwarana putih bersih. Jeka saja sampai terpesona karena tidak menyangka bisa mendapatkan gadis cantik bak bidadari.

"Halo om, tante saya Luna". Ucap Luna dengan sangat sopan. Mama Jeka langsung memekik dan langsung memeluk Luna. Bahkan mama mencubit-cubit pipi Luna dengan gemasnya.

"Ma, nanti pacar Jeka lecet". Protes Jeka yang tidak terima Luna dicubiti oleh mamanya.

"Ya ampun Jeka, mama kan cuma mau kenalan sama pacar kamu. Gak apa-apa kan sayang?". Kata mama lembut pada Luna.

"Iya tante gak apa-apa kok". Jawab Luna sembari tersenyum manis.

"Tuh kan Luna aja yang punya pipi gak masalah, kok jadi kamu yang sewot". Cibir mama.

"Semua yang ada di diri Luna itu udah jadi milik Jeka Ma". Jawab Jeka lantang membuat papa menjitak kepala anak laki-laki nya.

"Anak kecil kamu ngomong apa?!". Jeka merengut sebal saat dikatai Anak kecil. Kalau Jeka Anak kecil mana mungkin bisa bikin Luna keenakan kalau dia cium. Wkwk.

Mama dan Luna akhirnya memilih untuk mengobrol di ruang tengah daripada diganggu Jeka. Ruang tengah dekat kamar nenek, kebetulan nenek sedang beristirahat sendirian di dalam kamar.

"Kalau boleh tante tahu, kamu sebenarnya asli mana? Kok kayaknya kamu bukan orang indonesia asli ya?". Tanya mama Jeka pada Luna. Luna hanya tersenyum kecil sebelum menjawab.

"Saya keturunan Jepang tante, papa saya asli Jepang sedangkan mama saya asli jogja".

Deg!

Nenek yang tidak sengaja mendengarkan percakapan Luna dengan mama Jeka mendadak mematung. Entah mengapa nenek merasa sedih karena selama ini sudah di bohongi oleh Luna, gadis yang sudah masuk daftar orang-orang yang nenek sayangi. Diam-diam nenek menangis sendirian, padahal selama ini nenek selalu menceritakan tentang kehidupannya pada masa penjajahan jepang. Dan Luna tahu itu, dan ternyata Luna adalah salah satu orang yang tidak ia sukai.

"Kamu tahu kan kalau Simbah tidak suka gadis blasteran?". Tanya mama Jeka dengan wajah panik. Hal itu sukses membuat Luna murung.

"Iya tante saya tahu, tapi kalau untuk sekarang Luna belum sanggup untuk bicara jujur pada nenek". Mama mengerti dan mengusap pundak Luna lembut.

"Saya tahu, tapi kalau bisa bicara pelan-pelan sama Simbah. Tante yakin Simbah pasti mengerti. Apalagi Simbah sudah terlanjur suka sama kamu". Hibur mama membuat Luna tersenyum lembut.

👀👀

Jeka membuka kamar nenek, dan ternyata nenek sedang tidur. Jeka menatap Luna yang ada disampingnya, Luna berniat mau pamit karena sudah larut. Biasanya nenek tidak akan tidur jika Luna belum pulang, tapi kali ini berbeda.

"Simbah tumben udah tidur". Bisik Jeka pada kekasihnya. Diam-Diam nenek mendengar karena beliau hanya pura-pura tidur.

"Mungkin nenek kecapekan, udah tutup lagi pintunya. Kasihan nenek". Jeka menurut dan menutup pintu kamar nenek seperti semula. Mendengar pintu nya sudah ditutup kembali, nenek mulai membuka matanya. Nenek menangis lagi, nenek kepikiran dengan Luna. Kebersamaan dan keakraban yang terjalin diantara keduanya. Meski begitu nenek tetap kecewa karena Luna tidak jujur. Gadis itu sudah membohongi nenek selama ini.

Yeppeun (JJK-JEB)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang