Tangannya dengan lihai menekan semua tombol keyboard di laptop berukuran 13 inci kesayangannya tanpa ada kesalahan sama sekali. Layar laptop berwarna hitam dihiasi dengan kalimat-kalimat panjang yang tak dimengerti itu berubah menjadi kata succses tebal dan besar di tengah layar. Membuatnya tersenyum senang lalu menoleh pada laki-laki di hadapannya yang sedari tadi duduk tenang mainkan ponselnya.
Taehyung berkata sambil membalikkan laptopnya pada laki-laki itu, "Semua sudah aku lakukan seperti katamu, hyung."
Laki-laki itu menyimpan ponselnya lalu menatap layar laptop di hadapannya dengan bangga, "Kau selalu sesuai yang aku harapkan, Tehyung."
"Aku memang hebat," pujinya pada diri sendiri lalu kembali membalikan laptop itu padanya. Tangannya kembali berkutat dengan keyboard tapi ia kembali bertanya, "Namjoon hyung tidak ke sini?"
"Entahlah?"
"Apa dia tidak tahu kita di sini?" Taehyung menatap hyungnya itu penuh selidik.
Tapi yang ditatap masih memasang wajah tenangnya yang selalu semua orang tidak tahu apa yang sebenarnya laki-laki itu rasakan, "Hari ini kau berurusan denganku Tae, bukan Namjoon. Jadi, untuk apa dia di sini?"
"Ya kau memang meminta data Ho Jinhyuk padaku, tapi setelahnya kau masih butuh Namjoon hyung kan?"
Laki-laki itu bertepuk tangan, "Hebat! Aku memang butuh Namjoon untuk selanjutnya. Tapi, hari ini dia tidak perlu datang," jawab Yoongi, "Mau aku suruh ke sini atau tidak pun dia tidak mungkin datang."
"Tumben hyung satu itu begitu?"
"Dia pergi dengan keksihnya," jawabnya sambil meminum segelas kopi hitam yang sudah dingin.
Taehyung menolehkan kepalanya, "Sejak kapan Namjoon hyung punya kekasih?"
"Hari ini?" jawabnya tak yakin.
Taehyung menatap laki-laki berusia dua tahun lebih tua darinya itu, "Yoongi hyung?"
Hmm?
"Hyung sendiri?"
"Apanya?"
"Hyung sendiri kapan punya kekasih?"
Uhuk!
Mendengar Taehyung bertanya seperti itu membuat Yoongi tersedak kopinya dan sedikit mengenai kemeja putih yang ia pakai.
"Ya ampun hyung!" Taehyung memberikan selembar tisu pada Yoongi agar laki-laki itu membersihkan kemejanya dan memberikan segelas air mineral botol yang ia bawa pada Yoongi yang masih terbatuk.
"Pertanyaanku membuatmu sekaget itu hyung?" Taehyung terkekeh.
"Uhuk! Dasar bodoh!" makinya sambil melempar tisu yang Taehyung berikan, "Kau bertanya hal yang mustahil."
"Mustahil?" Keningnya mengkerut samar, "Apa yang mustahil dari memiliki kekasih?"
Yoongi terdiam tak mau menjawab pertanyaan laki-laki berusia duapuluh empat tahun itu. Bagi Yoongi yang sudah menjani hidup empat tahun lebih dulu dari Taehyung memiliki pemikiran lain tentang hubungan sepasang kekasih.
Menurutnya, hal itu sangatlah tidak ada gunanya.
Dulu, Eomma nya menikah lagi karena Appa nya dipenjara karena difitnah oleh rekan kerjanya. Dari sana Yoongi tak percaya dengan kata cinta lagi. Eomma nya yang biasa Yoongi lihat sangat mencintai Appa nya mengkhianati Appa nya saat Appa dipenjara.
Ya, Yoongi tidak percaya lagi.
Di dunia ini tidak ada yang benar-benar mencintai.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im)Possible | Yoonmin
FanfictionYoongi, seorang penipu yang tidak pernah percaya dengan yang namanya cinta. Jimin, seorang guru tari yang ingin menemukan cintanya. Mereka dipertemukan tanpa sengaja yang mejadikan Jimin terlibat dengan Yoongi. Jimin tahu Yoongi pria yang baik, tapi...