Yoongi membuka matanya karena alarm di nakas samping tempat tidur berbunyi manandakan jika matahari sudah tebit dan ia harus kembali beraktifitas seperti biasa. Walaupun menurutnya itu semua membosankan.
Tangannya merayap mematikan alarm lalu menarik guling di sisi kanannya dan memeluknya, "Tidur lagi saja lah."
Sepuluh menit kembali ke alam mimpinya suara bising di dapur yang kebetulan dekat dengan kamarnya mengganggu Yoongi. Namja itu akhirnya bangun dari ranjangnya dan pergi menuju dapur mengecek suara bising apa tadi.
"Kau harus berhati-hati Tae, untung saja bukan berbahan kaca yang jatuh."
Yoongi dapat melihat Jimin dan Taehyung berada di dapur. Tunggu, apakah penglihatan Yoongi sedang terganggu sekarang?
Di sana....
Taehyung mencoba memasak?
"No!" Teriak Yoongi tiba-tiba mengejutkan mereka berdua. Namja itu menarik Taehyung keluar dari dapur, "Ya! Bukannya aku sudah bilang kau tidak boleh memasak?"
"Aku tidak memasak hyung... Jimin dan Seokjin hyung yang memasak, aku hanya membantu saja."
"Heol, kau sudah lupa terakhir kau membantuku memasak apa yang terjadi?" Yoongi bergidik ngeri membayangkan hari itu, "Sudah, biar aku yang memasak, dimana Seokjin?"
Taehyung dan Jimin saling tatap melihat Yoongi yang benar-benar bawel jika menyangkut masakan. Seminggu Jimin tinggal di rumah ini tanpa melakukan apa-apa-karena keadaannya belum aman jadi ia ambil cuti di tempat les tarinya-ia jadi paham tentang kebiasaan Yoongi.
Namja itu akan bangun pagi, walaupun masih terlihat sangat mengantuk sepertinya ia benar-benar akan selalu memasak walau sudah ada Seokjin dan Jimin yang bisa masak. Setelah itu, Yoongi akan mandi dan tidak muncul di rumah itu sampai waktu makan atau saat ia memang membutuhkan sesuatu. Taehyung bilang, jika Yoongi lebih senang mengurung diri di kamar.
Entah melakukan apa.
Malampun tidak ada bedanya. Yoongi jarang berkumpul di ruang televisi dengan yang lain. Jimin sebenarnya ingin menghampiri namja itu ke kamarnya. Tapi, melihat keset di depan pintu membuatnya kesal sendiri.
"Go away!" itu yang Jimin baca melihat tulisan di keset itu dengan seekor kucing yang menunjukan jari tengah.
Kesetnya saja bahkan ngajak ribut.
"Sedang pergi belanja dengan Namjoon hyung," jawab Taehyung akhirnya memilih duduk di kursi makan menatap Yoongi yang mulai mengambil alih pekerjaan.
"Hyung, biar aku bantu," Jimin menawarkan diri.
"Kau bisa bantu potong ini," perintahnya memberikan beberapa sayuran dan satu pisau pada Jimin, "Kita kehabisan kecap, di mana pasangan norak itu?"
"Pasangan norak?"
"Mereka memang pasangan norak kan?" Jawab Yoongi masih fokus memasak, "Kau lihat saja kelakuan Namjoon pada Seokjin, sangat membuat mual."
"Namjoon hyung seperti itu karena cinta pada Seokjin hyung, hyung." Jawab Jimin merasa tidak ada yang salah dengan pasangan itu. Kelakuan mereka pun terlihat wajar-wajar saja baginya.
Tapi kenapa Yoongi merasa hal itu sangat tidak pantas?
"Yoongi hyung seperti itu karena belum merasakan saja, Jim." Timpal Taehyung mengambil toples di sudut meja dan memakan cemilan di dalamnya.
"Pantas saja...."
"Ya! Mana mungkin aku merasakan hal seperti itu?"
"Mulai lagi...."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im)Possible | Yoonmin
FanfictionYoongi, seorang penipu yang tidak pernah percaya dengan yang namanya cinta. Jimin, seorang guru tari yang ingin menemukan cintanya. Mereka dipertemukan tanpa sengaja yang mejadikan Jimin terlibat dengan Yoongi. Jimin tahu Yoongi pria yang baik, tapi...