“Thank you for coming Mr. Ben.” Ucapnya memberikan kartu nama bernama Kim Ben pada Yoongi. Pria itu tersenyum ramah lalu menarik Jimin yang terbengong mendengar nama baru untuk Yoongi keluar dari hotel itu.
“Sebenarnya kau itu memiliki berapa nama, hyung?” Tanya Jimin saat mereka berada di bus menuju tempat lain untuk bersembunyi.
“Kau tidak perlu tahu.”
“Coba lihat kartu nama palsumu?”
“Untuk apa?”
“Untuk dilihat lah,” jawab Jimin dan dengan tidak sopan merongoh saku jaket Yoongi tapi pria itu menahan lengannya.
“Tidak boleh,” larangnya dengan tatapan tajam yang menakutkan membuat Jimin seperti kucing yang mengangguk patuh pada tuannya.
“Ne....”
“Setelah sampai di Roma kita harus membeli beberapa pakaian untuk dua hari kedepan. Kau bawa uang tidak?” Tanya Yoongi.
“Isi di tasku itu hanya uang dan dompet, hyung.”
“Bagus.”
“Memangnya kalau aku tidak bawa uang kau akan membelikanku pakaian hyung?” Tanya Jimin menatap Yoongi yang memasangkan earphone pada telinganya sebelum tidur.
“Ne, uangku kan banyak.”
“Sombongnya....”
Jimin melirik Yoongi yang benar-benar tertidur di sampingnya pandangannya turun melihat gelang yang Yoongi pakai. Gelang yang ia inginkan beberapa hari lalu tapi yang Yoongi pakai adalah gelang berbatu berwarna perpaduan hitam dan biru dongker.
“Gelangnya sangat cocok untuknya,” gumam Jimin menatap wajah Yoongi yang terlihat sangat damai saat tidur.
Tadi malam pun Jimin diam-diam memandangi wajah Yoongi yang tertidur di sofa karena mereka tidak mungkin tidur dalam satu ranjang yang sama walaupun tidak melakukan apa-apa.
Tampan, gumam Jimin tanpa sadar.
Karena perjalanan lumayan jauh, Jimin ikut menyandarkan tubuhnya dan mencoba tertidur tapi karena suara mesin dan beberapa orang bercakap yang terdengar bising membuat Jimin kesulitan tidur.
“Huh?”Jimin melirik Yoongi yang memasangkan earphone sebelah kanannya pada Jimin yang mengalun musik yang terdengar sangat nyaman digunakan untuk mengantar tidur, “Tidurlah dengan tenang, gerakanmu mengganggu tidurku.”
Jimin tersenyum senang dan tanpa malu menyandarkan kepalanya pada pundak Yoongi, “Selamat tidur, hyung.”
Anehnya Yoongi membiarkan Jimin tertidur di pundaknya.
*
*
*
Impossible
Yoonmin, Namjin, Taekook, Hoseok
*
*
*
Namjoon dan Seokjin sudah kembali ke Seoul lebih dulu karena mereka di Paris hanya lima hari. Seokjin tidak bisa meninggalkan kafenya terlalu lama jadilah mereka pulang hari ini.
Saat sampai di lantai apartemen, Seokjin tak jadi keluar dari lift karena melihat di depan unit apartemennya banyak pria asing seperti menunggu pemilik apartemen itu.
Seokjin kembali ke lantai dasar dan mengirim pesan pada Namjoon agar kembali ke apartemen, “Apa mereka mencari Jimin?”
“Ini gawat....”
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im)Possible | Yoonmin
FanfictionYoongi, seorang penipu yang tidak pernah percaya dengan yang namanya cinta. Jimin, seorang guru tari yang ingin menemukan cintanya. Mereka dipertemukan tanpa sengaja yang mejadikan Jimin terlibat dengan Yoongi. Jimin tahu Yoongi pria yang baik, tapi...