I

52 20 1
                                    

~Suatu hari, kami sekeluarga sedang duduk di lantai dengan alas karpet yang tipis.

Lalu, adikku Rudi memulai pembicaraan "Bu, Yah, pihak sekolah sudah menagih uang bulanan. Teman-temanku yang lain juga sudah pada bayar, hanya Aku saja yang belum bayar. Jika tidak bayar, Aku tidak bisa mengikuti ujian dan Aku pasti tidak akan lulus Bu, Yah."

Lalu keadaan hening sebentar dan Ibu menjawab "Nanti Ibu lunaskan ya nduk, Ibu saat ini belum ada uang."

Kemudian Rudi menjawab lagi "Tapi kapan Bu? Aku malu karna hanya Aku yang belum bayar."

Aku merasa ucapan Rudi sudah mulai tidak sopan ke Ibu, Aku pun menimpali "Rudi, Kamu tidak boleh bicara seperti itu pada Ibu. Bilang saja ke sekolahmu, minggu depan Kakak yang bayar."

Tiba-tiba Ayah menyaut "Tidak usah Kejora, kamu fokus saja dengan sekolahmu. Belajar yang benar ya nduk, biar bisa masuk Universitas yang kamu inginkan dan bikin Ayah Ibu bangga. Kalau utusan biaya itu biar Ayah yang tanggung."

Karna tidak ingin membantah Ayah, Aku mengiyakan omongan Ayah, namun disatu sisi Aku memikirkan bagaimana caranya agar mendapat uang lebih untuk membayar sekolah Rudi dam keperluan lainnya.
   
~Hari berganti, saat ini Aku sedang berada di kantin sekolah tepatnya pada jam istirahat kedua setelah melaksanakan sholat. Aku mengamati salah satu bapak penjual di kantin yang sedang kewalahan melayani siswa-siswi yang membeli. Tiba-tiba terbesit di pikiranku "Ah bagaimana kalau Aku membantu bapak itu, hitung-hi tung lumayan untuk menyicil biaya sekolah Rudi."

Saat dagangan kantin Bapak itu sudah mulai habis, Aku langsung saja menghampirinya, dan berkata "Permisi Pak, apa Bapak butuh bantuan? Tadi saya melihat Bapak sangat kesulitan melayani siswa-siswi yang banyak ini membeli dagangan Bapak."

Lalu, Bapak tersebut menjawab "Betul sekali nak, saya sampai bingung harus melayani yang mana dulu saking ramainya. Lalu ada apa kamu kesini, apa kamu mau membantu Bapak nak?"

Aku pun lantas menjawab dengan perasaan sangat senang "Iya pak, saya mau kok bantu Bapak. Sebelumnya makasih ya pak sudah ijinin saya buat bantu bapak."

Lalu, Bapak tersebut menjawab "Sama-sama nak, besok sewaktu istirahat kamu sudah bisa bantu bapak ya."

Akupun membalas "Iya pak, kalau begitu saya permisi ya pak. "

Menggapai Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang