"Ketika kamu menemukan teman baik yang sefrekuensi, maka nikmat Allah yang manakah yang engkau dustakan?"
- SALWA -
.
.
.Halaman aula terlihat sepi karena semua murid baru sudah mulai memasuki aula. Salwa segera berlari saat melihat Kakak-kakak kelas yang mulai meneriaki untuk segera masuk sebelum pintu aula ditutup sepenuhnya.
Gadis ini hampir tiba di aula, jika saja dua orang di belakangnya tidak menabrakkan diri secara tiba-tiba.
*Gubrak!!
Salwa kembali menyapa lantai untuk yang kesekian kalinya, sikunya terasa sedikit perih akibat terbentur lantai batu sekolah.
Dua gadis di depannya pun ikut meng'aduh' kesakitan.
"Aduh, Luna!! Kalo lari liat-liat dong. Nabrak orang tu jadinya! Mana jatuhnya ngajak gue lagi."
"Ya, sorry abisnya reflek narik elo. Udah deh, biasanya juga kita ketiban sial bareng." gadis bernama Luna ini, berdiri dan sedikit merapikan seragamnya.
Melihat Salwa yang masih terduduk kesakitan, Luna mengulurkan tangannya bermaksud menolong gadis itu.
Dengan sedikit ragu, Salwa menyambut uluran tangan Luna yang tadi menggantung di udara.
"Sorry, ya. Gue beneran gak sengaja. Lo gak apakan?"
"Ah, iya. Gak apa kok." Untuk sedikit menetralkan rasa perih di tangannya, ia mengelus lembut tempat dimana rasa perih itu berasal.
Sebuah tangan menempeleng kepala mungil Luna, gadis itu sedikit terdorong ke depan karena tampolan tanpa permisi itu.
"Lo kira kejengkang kek tadi gak sakit apa? Mana badan lo berat lagi, liat tuh, tangan dia kegores," ujar gadis berkuncir di sebelah Luna sambil menunjuk ke siku Salwa.
"YA AMPUN! KOK LO GAK BILANG–" Salwa segera membekap mulut teman barunya ini, karena kalo dibiarkan mungkin akan menambah masalah baru.
"Duh, udah gak apa. Gue baik-baik aja kok, lagian ini cuma ke gores dikit." Meskipun Salwa bilang begitu raut wajah Luna masi terlihat khawatir.
Suara hitungan dari kakak kelas mereka terdengar, Salwa, Luna dan temannya kembali berlari memasuki aula.
🐋🐋🐋
Kegiatan hari ini adalah pengenalan lingkungan dan letak tempat-tempat yang ada di SMA Argaria. Salwa tidak terlalu niat mendengarkan penjelasan kakak kelas yang sedang menerangkan di podium dengan cahaya proyektor yang menampilkan map sekolah.
Salwa sedikit meregangkan pinggangnya yang sedikit kaku akibat terlalu lama duduk. Saat gadis ini tengah menoleh ke samping, gadis yang tadi menabraknya terlihat melambai dengan semangat ke arah Salwa.
Salwa membalasnya dengan lambaian kecil dan senyum manis. Ternyata mereka satu gugus.
"Nah, itu tadi penjelasan dari kak Arin. Untuk lebih detailnya kalian bisa keliling sendiri nanti." Kak Farah mengambil sebuah kertas dan membacanya sekilas.
"Oke! Kegiatan kita selanjutnya adalah berkenalan lebih dekat dengan Kakak-kakak kelas yang lain, tugas kalian mengumpulkan tanda tangan mereka. Siapa yang gugusnya dapat paling banyak, bakalan ada hadiah."
Suara riuh mengisi seisi aula. Anak-anak baru lainnya terlihat antusias, "Diam dulu semuanya." Suara dari kak Farah berhasil membungkam para murid baru.
"Kalian bisa pergi kemana saja, sekalian menjelajah SMA Argaria. Tapi ingat, kalian tidak boleh nongkrong di kantin ataupun di wc, ingat?"
"INGAT KAKK!!!" ujar murid baru serentak.
Setelah beberapa penjelasan kak Farah, mereka dituntun keluar satu persatu.
Salwa melangkahkan kakinya keluar, ia tidak tau akan kemana. Tidak ada teman yang ia kenal disini, lagian Salwa sedikit takut ingin berbaur. Takut dibilang SKSD :v
Gadis ini kaget, saat sebuah tangan tiba-tiba merangkul pundaknya. "Udah tau mau pergi kemana?" tanya Luna.
Salwa mengerjapkan matanya, berusaha menyeimbangkan kembali otaknya.
"Oh, eh, belum."
"Bagus! Gue juga."
Kembali kepala Luna mendapat tempelengan kecil. "Apaan si lu, sokab banget! Sorry ya, nih curut emang dari orok urat malunya udah putus."
"Issh, ganggu orang mau nambah relasi aja lu Ra! Gue gak mau temenan sama lo lagi ah!"
"Yaudah sana pergi! Hush!"
"Oh!! Lu beneran gak mau temenan sama gue?!"
"Lah, kan elu sendiri yang bilang gak mau temenan sama gue gimana si."
Salwa tertawa kecil melihat keributan di depannya. Ia kira dirinya akan menjadi anak cool dan kalem, tapi dua orang di depannya ini membuka jalannya untuk berteman, sepertinya mereka se-frekuensi dengan Salwa.
"Udah … udah. Jangan ribut disini, ini bukan lapangan lomba debat." Salwa sedikit menjauhkan dua manusia ini, "Oh iya, kenalin nama gue Salwa Novila Huzeyn, kalian bisa panggil Salwa."
Gadis dengan rambut kuncir kuda itu menyambut tangan Salwa yang terulur.
"Gue Meennara Assya Pimchanok, kalo kepanjangan panggil aja Nara dan kalo lo ngerasa aneh sama nama gue, ayah gue asal Thailand. Jadi pake marga keluarga ayah." Gadis bernama Nara ini melontarkan senyumnya ke Salwa.
Tak mau kalah, Luna segera merebut tangan Salwa dari Nara. "Gantian!" matanya menatap sinis ke arah Nara.
"Nah, kalo gue Luna Arumi si pencinta cogan blasteran surga-dunia. Lo bisa manggil gue Luna." Salwa terkekeh mendengarnya, sedangkan Luna hanya cengengesan.
"Tuh, kan. Apa gue bilang, nih curut emang otaknya belum ke upgrade jadi kalo ngomong suka ngelantur."
"APAAA?!!"
Salwa dan Nara menutup telinganya, Suara cempreng Luna lumayan merusak gendang telinga. Beberapa murid yang ada disana menoleh ke arah mereka.
Tak mau ambil malu, Salwa dan Nara berjalan cepat meninggalkan Luna. "Bukan temen gue, beneran deh. Bukan…" ujar keduanya sambil menunduk ke bawah menghindari tatapan-tatapan aneh dari sekitar mereka.
.
.
.
TBC… 🐋 🐋 🐋
Aloooo!! Ada sedikit perbaikan di part kali ini yaaa. Biar nyambung gitu kebawahnya😂😂Sippp, deh. Jan lupa vote and komen yaaa dearr 😚
Oh iya, untuk info tentang Salwa, Iqbaal, dkk kalian bisa mampir dan follow instagram khusus wp aku yaaa di najma_atun04 ✌🏻
Best Regards ❤
Wardatun NS
Thank you so muaahh for read thisss 🐈
KAMU SEDANG MEMBACA
Es (Boy) Serut
Teen Fiction🐋🐋🐋 "Udah ya. Gue mau pulang dulu, jangan lupa kunci pintu ruangan kalo lo udah kelar, Bye." Iqbaal pun benar-benar pergi meninggalkan Gadis ini yang sedari tadi menahan emosinya. "Ini sih gue bukan jadi asisten lu! Tapi, jadi babu pribadi lu! Da...