17:) Lalu Siapa?

54 4 0
                                    

"Saat dendam menguasai akal, siapapun bisa menjadi apapun."
.
.
.
- Unknown -

- Unknown -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐋🐋🐋

Aroma khas pagi hari memenuhi indra penciuman Salwa begitu gadis ini menjejakkan kaki di halaman sekolahnya. Kekesalan Salwa sedikit terbayar karena suasana menenangkan yang Salwa dapatkan.

Setelah sebelumnya dengan kurang ajar Alwan menarik dan mengguyurnya dengan air agar gadis ini segera mandi.

Derap langkah Salwa terdengar disepanjang koridor menuju kelasnya. Siswa SMA Argaria belum sepenuhnya mendatangi sekolah itu, hanya beberapa siswa yang terlihat berlalu lalang dengan aktivitasnya masing-masing.

X IPS 4

Langsung saja Salwa memasuki kelasnya yang lengang. Senyum tipis ia lontarkan pada teman-teman yang menyapanya. Begitu sampai di bangkunya, gadis ini berkemas dan memasukkan beberapa buku pelajaran ke dalam laci.

Tangan mungilnya menyentuh benda aneh di dalam laci. Dahi Salwa berkerut, dan menarik keluar kotak itu.

"Apaan nih? Hadiah?" Matanya memburu manusia di dalam ruangan itu, menerka kira-kira siapa pengirimnya.

"Guys, kalian tau gak kotak ini punya siapa?" Tanya Salwa pada teman-teman sekelasnya yang ditanggapi gelengan.

Ya sudah, mungkin memang untuknya kan berada di dalam lacinya.

"AAA!!!" Pekik Salwa begitu melihat isi kotak itu.

Refleks, teman-teman Salwa kini mengerubunginya. Sementara Salwa hampir mual mencium aroma bangkai tikus di dalam kotak tadi.

Tatapan Salwa teralih pada penutup kotak tadi, terlihat ada beberapa kata tertulis di sana. Dengan hati-hati, gadis ini merapikan kotak tadi dan beranjak keluar.

Bangkai tikus tadi Salwa buang di tempat sampah besar di belakang sekolah, sementara tutup kotak itu kini berada ditangannya.

'Menjauhlah! Seperti kamu menjauh dari bangkai tikus ini!'

Gadis ini semakin dibuat heran dengan pesan di kotak itu. Menjauh? Menjauh dari apa? Memangnya apa yang sedang Salwa dekati? Ia tidak tau apa masalahnya dengan si pengirim hingga meneror Salwa seperti ini. Jika dia berfikir Salwa takut, itu merupakan kesalahan besar. Sebab gadis ini tidak akan takut dengan ancaman dari kesalahan yang tidak ia lakukan.

beberapa teman yang tadi mengerubunginya kini menghujam Salwa dengan berbagai pertanyaan. Gadis ini menjawab sekenanya, ia sedang tidak ingin dibuat pusing saat ini. Salwa sendiri juga memiliki banyak pertanyaan di kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Es (Boy) Serut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang